NovelToon NovelToon
Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Seminggu berlalu Arkan menjalani kehidupanya jauh dari istri yang begitu ia cintai.

"nak kenapa kamu nggak coba bicara lagi sama istrimu, barangkali dia berubah pikiran" ujar mamanya Arkan, sungguh ia merasa sangat bersalah.

"biarkan keadaannya membaik dulu ma" ujar Arkan sembari menghisap sebatang rokok.

"mama tinggal aja sama Arkan, kasihan kak Radit mungkin dia kesusahan merawat mama" sambungnya lagi.

"siapa bilang?"sahut Radit yang baru saja keluar dari gubuknya. "aku sangat senang mengurus mama apalagi mama sudah menyadari kesalahanya" sambung Radit.

"iya Arkan, mama nggak mau Rumah tanggamu bermasalah selalu hanya karna mama" ujar nyonya Drajat tulus.

"masalahnya bukan cuma masa lalu ma, tapi juga karna cemburu buta" jelas Arkan yang membuat mama dan kakaknya bertanya.

"cemburu?" ujar keduanya serempak.

"iya, inilah resiko jadi orang ganteng" Arkan cengengesan, yang membuat kedua orang di sampingnya geleng-geleng.

"mas Arkan ada yang nyari" tiba-tiba seorang tetangganya berteriak dengan mengantarkan wanita cantik.

"ya ampun, mas Arkan aku cari-cari alamat Rumah mas Arkan tak taunya disini".

"Rani kamu ngapain nyari aku sampe ke sini" ujar Arkan yang jengah dengan sikap agresif Rani.

"ya apalagi mas kalo nggak karna kangen, oh ya ini mama nya mas Arkan?" tanya Rani pada nyonya Drajat. Yang hanya di jawab dengan anggukan.

suara deru motor berhenti di depan rumah Arkan, Melia yang datang menggunakan jasa ojek. Tak lantas membayar tapi menyuruhnya menunggu.

"oh jadi ini yang namanya menenangkan pikiran menjauh dari kami dan memilih sama dia!" tunjuk Melia pada Rani.

"Melia ini cucu mama?bolehkah mama gendong?" ucap mertuanya tanpa pikir panjang Melia menyerahkan putra nya pada mama mertuanya.

"sekarang jelaskan mas kenapa mas lebih memilih dia" ujar Melia dengan emosi meledak-ledak.

"mas juga nggak tau de' kenapa dia kesini" kata Arkan.

"aku kesini karna tau kamu nggak bersama mas Arkan, ya aku pikir akan ada ruang untukku dengan tidak adanya kamu" Rani yang tak tau malu selalu terbuka dengan niatnya.

"ceraikan aku mas, sudah cukup kamu melukai hatiku" ucap Melia yang berhasil mengejutkan Arkan juga Radit tapi tidak untuk Rani.

"de' jangan sekali-kali kamu ucapkan kata itu, dalam mimpi pun mas tak pernah memikirkan hal itu" Arkan mencoba untuk tetap sabar menghadapi Melia.

"Ar..bicarakan ini berdua jangan ada orang ketiga yang ikut mendengarnya" saran Radit kepada Arkan.

"dan kamu siapa namamu? Ayo mampir di gubuk kami disana ada mama ngobrollah dulu dengan mama"

Radit mempersilahkan Rani untuk masuk disana ada mamanya Radit yang sedang bermain dengan Juna cucunya.

"masuklah kebetulan, kita perlu bicara"ujar nyonya Drajat.

Rani menurut ia duduk di sebelah nyonya Drajat dengan kepala menunduk, ia sadar sudah membuat onar.

"siapa namamu nak" tanya nyonya Drajat.

"Rani bu...." jawab Rani

"panggil saya bu Drajat" Rani mengangguk.

"ada hubungan apa nak Rani dengan Arkan?" tanya nyonya Drajat membuka obrolan.

"sa saya mencintai mas Arkan bu" jawab Rani dengan jujur.

"meskipun nak Rani tau bahwa Arkan sudah punya istri dan anak?" Rani menjawan dengan mengangguk.

"apa di dunia ini tak ada lelaki lain yang bisa kamu cintai nak" ucapan nyonya Drajat lirih namun terkesan menekan.

"tidak bu...aku merasa jatuh cinta pada pandangan pertama, aku nggak perduli kalaupun mas Arkan punya istri dan anak"

Jawab Rani dengan tegas "Melia adalah teman sekolahku aku yakin suatu saat Melia mau menerimaku sebagai madunya" sambung Rani.

"Melia teman sekolahmu? Tapi kenapa nak Rani tega mau menghancurkan Rumah tangganya"

Rani bingung mau menjawab apa karna yang ia tau ia sangat mencintai Arkan.

"Tunggu lah disini, aku akan kembali, berbincanglah dulu dengan Radit".

Nyonya Drajat melangkah keluar gubuknya menuju Rumah Arkan dengan membawa serta Juna.

Begitu masuk Rumah seperti kapal pecah piring dan gelas berhambur dimana-mana.

"ada apa ini kenapa jadi begini?" tanya mertua Melia tersebut.

"kalo mama kesini mau memperkeruh keadaan lebih baik mama pergi" kata Melia dengan membuang muka.

"de' jaga bicaramu beliau mamaku" ujar Arkan .

"sudah sudah...nggak papa. Begini Mel. Mama minta maaf atas semua kesalahan mama dimasa lalu mama benar-benar menyesal, dan mama janji nggak akan mengganggu hidupmu lagi. Tapi...jangan bersikap begini, setidaknya perbaiki hubungan Rumah tangga kalian"

Melia menangis jebol sudah pertahanan dirinya kini ia terlihat rapuh.

Arkan mencoba menenangkan nya "mas berani sumpah de' Rani tadi juga baru datang sebelum kamu" ucap Arkan meyakinkan.

Melia beranjak dari tempatnya duduk ia lantas mengambil Juna yang tertidur di gendongan sang nenek, tanpa bicara ia keluar dan kembali menaiki ojek yang datang bersamanya tadi.

"de' mau kemana, kita belum selesai bicara, apa kamu mau masalah ini menggantung tanpa keutusan yang jelas"

Arkan mencoba menghadang motor yang siap akan jalan.

"minggir mas sudah tak ada lagi yang harus dibicarakan, lebih baik kita masing-masing"

Kata-kata Melia sungguh membuat Arkan sesak, bahkan ia menyingkir dari hadapan motor kang ojek ia biarkan Melia pergi bersamanya.

Rani yang berdiri didepan pintu gubuk Radit, menunduk saat Arkan meliriknya.

Arkan masuk ke Rumah nya, ia masuk dan membereskan semua kekacauan dengan dibantu mamanya.

Melia menangis di sepanjang jalan, kang ojek yang membawanya sampai bingung harus bagaimana.

"mba sudah dong jangan nangis terus nanti dikira orang saya yang bikin mba menangis" kata kang ojek.

"pak berhenti di warung depan itu ya tapi bapak tunggu saya" dengan suara seraknya Melia meminta kang ojek menunggu.

"bu saya mau numpang kasih Asi anak saya boleh" kata Melia pada pemilik warung.

"oh silahkan mba, mumpung lagi sepi" ujar pemilik warung mengijinkan Melia menyusui putranya yang mulai rewel.

30 menit Melia memberi Asi pada Juna kini putranya tertidur.

"bu maaf saya merepotkan ibu..terimakasih banyak bu saya permisi dulu" ucap Melia berterimakasih pada pemilik warung.

"iya mba hati-hati di jalan" jawab pemilik warung.

Melia kembali melanjutkan perjalanan hingga sore Melia sampai di depan Rumah ibunya.

Sesampai di Rumah Melia langsung masuk kamar ia mengurung diri dikamar bersama putranya.

"Mel...kapan kamu pulang kok dari tadi nggak keluar kamar" sapa ibunya dari luar kamar.

"kamu bilang mau nginap disana kok ini sudah pulang, apa terjadi sesuatu nduk?".

Bu Indah penasaran dengan sikap putrinya yang sejak pulang tak keluar kamar dan tak mau bicara.

Diluar terdengar deru motor, berhenti didepan rumah. Bu Indah keluar melihat siapa yang datang.

"loh nak Arkan? Apa yang terjadi nak? Melia sejak pulang tak keluar dari kamar ia juga tak mau bicara sama sekali"

Setelah mencium tangan ibu mertuanya Arkan langsung masuk menuju kamar yang mereka tempati selama bersama.

...****************...

Akankah hubungan mereka membaik? Tunggu kelanjutannya yah...

1
Jeje
Ya cerita yang bagus
atik
lanjut thor, semangat
Puspita.D: terima kasih atas dukungan nya.
total 1 replies
atik
bagus
Jeje
Next
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
IamEsthe
Maaf ya. sekedar saran aja. dalam satu bab, jangan sampai templat tempat atau waktu lebih dari dua ya. ini kamu udah sampe tiga atau empat template.
IamEsthe: coba cek personal chat dr aku ya /Smirk/
Puspita.D: boleh ganti tempat tapi cuma satu kali ngk boleh ganti lalu balik lagi gitu ya kak
total 8 replies
IamEsthe
"Nak, ibu dan bapak tidak bisa menolak perjodohan ini karena ketidakmampuan kami di masa lalu, kami terpaksa menerimanya," ucap Ibu dengan raut wajah penuh rasa bersalah bla bla bla
IamEsthe
Dialognya sebenarnya benar, cuman kurang sedikit aja.

"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
Puspita.D: waah makasih banyak kak atas saran nya,
total 1 replies
IamEsthe
diinginkan. bukan dipisah ya.
IamEsthe
Untuk fungsi kata 'di' ada 2, sbg penunjuk dan sbg kalimat kerja.


semisal,
Di hadapan
Diduga

dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia


dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.
Puspita.D: terimakasih banyak kaka sudah berbagi cara menulis yang benar☺️
total 1 replies
Fastandfurious
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Kami
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Gaara
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!