NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpananmu

Aku Bukan Wanita Simpananmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Pembantu / Chicklit
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya

Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.

Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.

Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejadian Yang Tidak Terduga

Suara teriakan Leana kini semakin kencang. Nyonya Merry berlari tergopoh-gopoh ke arah luar. Bahkan wanita tua itu tidak peduli telah melewati Dalton dan Anastasia. Merasa sedikit aneh Dalton mengikuti nyonya Merry. Semakin mereka keluar, suara teriakan Leana semakin jelas.

Ketika mereka sampai, mereka melihat pemandangan kepala supir Anastasia berdarah. Leana dengan posisi memegang batu bercak darah dan pakaiannya yang sudah berantakan. Mata Leana terlihat penuh amarah. Nyonya Merry yang paham situasi itu dengan secepat mungkin memeluk Leana.

"Ada apa? Apa kau terluka? Kau baik-baik saja?"

Sederet pertanyaan ditanyakan oleh nyonya Merry. Wanita tua itu merapikan pakaian Leana yang berantakan tadi. Anastasia ikut mendekati Leana. Perempuan cantik itu membantu Leana untuk berdiri.

"Supirnya Nona Anastasia mencoba memperkosaku," kata Leana dengan tubuh yang gemetar.

"Kau akan baik-baik saja Leana. Aku di sini," ucap nyonya Merry berusaha menenangkan Leana.

"Apa yang kau lakukan! Berani-beraninya kau bersikap lancang. Aku akan melaporkanmu ke polisi dan memasukkanmu ke penjara!" ancam Anastasia kemudian menampar supirnya.

Dengan lembut Anastasia meraih kedua tangan Leana.

"Tidak apa-apa, mari kita masuk. Dalton akan mengurus semua ini. Benarkan Dalton?" tanya Anastasia.

Dalton mengangguk. Tangan pria itu mengepal menandakan bahwa dia sedang menahan amarah. Tidak ada yang sadar jika Dalton sedang merasa membara.

"Ayo kita masuk!" ajak Anastasia dengan lembut.

Mereka bertiga masuk ke dalam menyisakan Dalton berdua dengan supir itu. Ketika semua hilang dari pandangan, Dalton dengan tangan kosong meninju wajah pria itu.

"Tangan ini yang melakukan itu?" Dalton bertanya dengan memegang tangan kanan pria itu

"Aku ingin tangan ini kehilangan fungsinya!"

Krekkk

Dalton berhasil mematahkan tangan kanan.

"Argh!!" Pria itu berhasil menjerit. Rasa sakit begitu kuat hingga matanya menyisakan bola putih.

Merasa belum puas, Dalton beralih ke tangan sebelah kiri

Krekkk

Kini kedua pergelangan tangan pria itu patah. Dalton merasa puas, kemudian ia mengambil handphonenya. Di layar ponsel menunjukkan Dalton menelpon seseorang.

"Kesini sekarang! Bereskan semua ini dan masukkan dia ke sel kita!"

Dalton mematikan teleponnya. Wajah ganas bak serigala itu tersenyum. Kembali ia memukul wajah supir itu.

"Apakah sakit? Seharusnya sangat sakit. Oleh karena itu jangan menyentuh sesuatu yang sudah jadi milikku!" tegas Dalton.

...****************...

Tubuh Leana masih gemetar, tetapi tidak sehebat tadi. Keringat dingin masih bercucuran di wajahnya. Nyonya Merry tidak lepas memeluk Leana. Anastasia masih bingung bagaimana kelanjutan semua ini.

"Tidak apa-apa Leana," ucap nyonya Merry yang terus menenangkan Leana.

Gemuruh petir semakin jelas hingga hujan turun. Dari balik jendela mereka melihat hujan turun dengan begitu derasnya. Ada nafas lega yang terdengar dari Anastasia. Mereka berdua menoleh ke arah Anastasia.

"Itu supir baru. Pak Gion telah meninggal dunia dan digantikan seseorang yang baru. Dia baru bekerja satu minggu. Aku sungguh sangat sedih dia melalukan ini. Aku minta maaf Leana," kata Anastasia dengan begitu lembut.

"Tidak apa-apa," jawab Leana.

Sebenarnya Leana tidak habis pikir, ia bukan hanya terkejut kejadian ini menimpanya tetapi kejadian ini harusnya terjadi kepada Anastasia bukan dirinya. Terlebih lagi kejadian ini benar-benar parah, di luar dugaannya.

"Aku ingin istirahat saja nyonya Merry. Aku merasa tidak enak badan."

Nyonya Merry yang pengertian membawa Leana berdiri. Mereka berdua berjalan dan berpapasan dengan Dalton. Nyonya Merry dengan sopan menunduk sedangkan Leana masih terlihat shock atas kejadian barusan.

"Tunggu!" perintah Dalton.

Mereka berdua menoleh secara bersamaan.

"Malam ini tidurlah di kamar tamu. Besok tidak usah bekerja. Nyonya Merry kau libur juga mengurus yang lain, tetapi urus gadis ini!" perintah Dalton.

"Baik," jawab nyonya Merry.

"Ah dan satu lagi, pastikan tidak ada yang tahu kejadian malam ini! Aku takut citra Anastasia bisa menjadi buruk di publik."

"Aku mengerti. Aku akan membawa Leana ke kamar tamu. Ayo Leana!"

Leana yang masih lemah dibopong oleh Nyonya Merry. Ia diletakkan di kasur yang begitu empuk. Leana melihat sekeliling dan merasa nyaman, kamar ini seperti kamar di hotel. Direbahkan tubuhnya di kasur itu. Dengan penuh perhatian nyonya Merry menarik selimut untuk Leana.

"Istirahatlah! Aku harap besok kau bisa merasa lebih baik lagi."

Leana mengangguk menatap nyonya Merry yang berjalan menuju pintu. Lampu itu kini telah dimatikan oleh wanita tua itu dan pintu juga ditutup. Sekarang Leana sedikit memanjangkan tubuhnya untuk menghidupkan lampu tidur.

"Apa yang terjadi? Bagaimana insiden ini bisa terbalik. Lagi pula bagaimana Dalton nanti? Aku benar-benar berada di perahu yang bocor."

Air mata keluar dan menumpuk di sela-sela mata Leana. Gadis itu mengusap air matanya. Kerasahan dan mimpi buruk menghantuinya. Leana tidak bisa tidur dan terus merasakan kegelisahan.

Beberapa metode sudah dilakukan agar dirinya bisa tidur. Namun semua metode itu tidak mampu membuatnya tidur. Pikirannya kini benar-benar kacau.

"Ya tuhan aku harus pergi dari sini!" ucap Leana dengan penuh tekat.

......................

Matahari terbir di sebelah timur. Pohon-pohon bergerak dengan tiupan angin. Sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar yang Leana tempati. Dari jam digital di dinding, waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi. Leana baru ingat jika ia baru bisa tidur pukul 4 subuh.

Selama itu pikirannya terus berkecamuk. Ada rasa sedikit lega setelah melihat pemandangan dari kamar tamu ini. Spot yang sangat bagus untuk dijadikan kamar utama. Kamar mandinya juga sangat bagus. Leana juga merindukan rutinitas mandi yang sangat bagus.

Merasakan ini sebuah kesempatan bagus, Leana menggunakan kamar mandi ini. Betapa terkejutnya ia melihat peralatan mandi yang lengkap disertai harga yang begitu mahal. Mulai dari sabun mandi hingga sabun pencuci wajah menyediakan barang yang mahal dan berkualitas.

"Aku tidak tau merk apa ini, tetapi yang jelas dari komposisi dan fungsinya sangat bagus. Aromanya juga wangi!"

Leana benar-benar merasa senang. Bathtub akhirnya bisa ia pakai. Berendam memang jadi piliha unik. Dan kini seluruh tubuh Leana benar-benar ia bersihkan dan dirawat.

Hampir satu jam Leana di dalam kamar mandi. Kini saat ia melihat kaca tubuhnya benar-benar bersih seperti tubuh aslinya. Rambutnya juga semakin cantik semenjak ia merawatnya secara khusus.

Setelah selesai, Leana memgambil handuk dan melilitkannya ke tubuhnya. Sayangnya tidak disediakan jubah mandi, terpaksa Leana hanya menggunakan handuk.

Baju Leana masih ia tanggalkan di luar, dengan riang Leana ke luar. Ketika pintu dibuka, Leana terkejut melihat Dalton yang juga tengah membuka pintu kamar.

Secara jelas Dalton melihat tubuh Leana yang indah. Kulitnya yang putih bersih, tulang selangka yang terlihat jelas dan seksi. Kedua paha yang tidak tertutupi handuk membuat dirinya tampak sangat menggiurkan. Ditambah lagi rambut Leana yang basah membuat gadis itu tampak sempurna.

Dalton menelan air liurnya. Ia tidak menyangka jika pelayannya akan semenggoda ini hingga membuat miliknya bangun.

"Sial!" umpat Dalton dalam hatinya.

1
Puanrapuh
Dalton nih sbnernya gk sadar bahwa dia jatuh cinta, tpi kapan thor?
Karin Iza
bagus
Rembulan Pagi
Haloo teman temannn, silakan mampirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!