Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Mia mendengus kesal dan berusaha membuka gulungan selimut itu dengan susah payah dan berjalan ke kamar mandi untuk mengganti pakaian aneh itu dengan piama tidurnya.
Karena gagal melakukan malam pertama membuat Mia berada dalam mood yang buruk, namun Mia tak akan pernah menyerah untuk melakukan misinya demi mendapatkan cinta dari suaminya.
''Ishhh lihat saja suamiku tersayang suatu hari nanti aku pasti bisa sedikit mengubah ekspresi aneh mu itu.'' Mia tersenyum, namun detik berikutnya senyuman itu menghilang saat ia mulai mengingat sesuatu.
"Tunggu! apa ini karma ya, karena dulu aku selalu mengatai kakak ipar dengan kanebo kering. Ishhh... Apa benar karma itu ada? sekarang aku harus bertanya pada siapa? apakah pada rumput yang bergoyang atau aghh.. lupakan saja! aku sangat stres memikirkan hal ini.'' Mia mulai memijit pelipisnya yang mendadak terasa pening.
''Zayyan Erik Mahesa! aku adalah Mia Azzura aku bukan wanita yang mudah menyerah jadi bersiaplah untuk hari esok.''Mia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.
Perlahan ia mengelus bantal di sampingnya dengan air mata yang tiba-tiba menetes membasahi pipinya, "Walau aku sudah menjadi seorang istri tapi aku masih tetap tidur sendiri, sayang sekali.'' Mia pun mulai memejamkan matanya tanpa mematikan lampu terlebih dahulu.
Karena semenjak ia hidup di London dan pernah terjebak dalam rumah hantu yang gelap bersama dengan Freya, membuat Mia menjadi memiliki pobia terhadap kegelapan hingga saat ini.
Setelah Erik menuntaskan hasrat nya sendiri kini ia pun melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil air minum, namun langkahnya terhenti saat melihat kamar istrinya sedikit terbuka dengan lampu masih menyala.
Kini Erik menatap pintu yang rusak karena ulahnya tadi, hatinya merasa ingin sekali membuka pintu kamar itu dengan lebar dan melihat apa yang sedang Mia lakukan saat ini, namun ego yang begitu besar membuat Erik mengurungkan niatnya dan kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar nya untuk beristrahat.
*
*
Pagi hari di kediaman Erik terlihat begitu sunyi membuat Mia terus bertanya dalam hatinya. Mengapa rumah sebesar itu tak terlihat ada satu pun pelayan atau tukang kebun di sana, hanya ada beberapa pengawal saja yang berjaga di luar.
Kini ia pun melangkahkan kakinya menuju dapur namun langkahnya terhenti saat melihat semua hidangan sudah tertata rapih di meja makan.
"Sudah beberapa hari di rumah ini tapi aku tidak mengerti dengan apa peraturan yang di terapkan di rumah ini.''
''Selamat pagi nona, silahkan anda sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan aktifitas anda.'' Ujar Jhon yang tiba-tiba mengejutkan Mia dari lamunannya.
"Terimakasih. Dimana Erik?'' tanya Mia yang kini mulai memindai seluruh ruangan di rumah itu untuk mencari keberadaan suaminya.
"Bos sudah pergi ke kantor beberapa menit yang lalu,'' jawab Jhon tanpa ekspresi.
"Ishhh... lebih baik aku pergi sekarang saja, Mia mengambil tas nya dan bersiap untuk pergi meninggalkan tempat itu. Namun dengan cepat Jhon menghalangi langkah kakinya.
"Jangan bersikap tidak sopan padaku, apa kau lupa aku ini istri bos mu!" seru Mia yang tak suka saat Jhon menghalangi jalannya.
"Maaf nona anda sudah salah paham denganku, sebelum pergi meninggalkan rumah ini bos berpesan agar anda sarapan terlebih dahulu." Ucap Jhon menjelaskan.
Mendengar ucapan Jhon membuat Mia sedikit malu dan kembali duduk dan mulai menyendokan nasi beserta lauk pauknya ke dalam piring.
"Aku sudah melakukan nya jadi kau pergilah." Usir Mia pada Jhon yang kini masih berdiri di hadapannya.
"Aku tidak bisa makan ini jika masih ada orang yang mengawasiku.'' ketus Mia. Hari ini mood nya benar-benar sangat buruk apalagi saat mendengar suaminya sudah berangkat sebelum ia melihatnya.
Setelah selesai dengan aktifitas paginya kini Mia pun mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang dengan bibir yang terus komat kamit mengumpat pengawal kepercayaan suaminya.
"Selamat pagi manager Mia, anda sudah di tunggu di ruangan asisten Liam." Ucap resepsionis saat melihat Mia berjalan memasuki gedung kantor M-property.
"Baik, Terimakasih.'' Jawab Mia dengan sangat sopan dan ramah.
"Nasib jadi bawahan baru datang saja sudah di panggil, apakah ada masalah dengan pekerjaan ku?" dengan sangat penasaran kini Mia pun berjalan menuju ruangan asisten Liam yang sejak tadi menunggu kedatangan nya.
Tokk.. Tokk.. Tokk.
Mia mengetuk pintu ruangan itu dan masuk setelah mendapatkan sahutan dari dalam.
''Asisten Liam, ada apa anda memanggil sa-ya?'' Mia tercengang saat melihat keberadaan suaminya di ruangan itu begitu pun dengan Erik yang mengerutkan keningnya saat melihat keberadaan istrinya di sana.
"Erik?''
"Mia, kenapa dia nekat sekali mencariku sampai disini.'' Batin Erik. Kini ia pun menatap tajam ke arah istrinya yang sedang berdiri mematung di tempatnya.
"Bos, perkenalkan dia adalah manager project development kita yang baru. Nona Mia Azzura.'' Ucap Liam memperkenalkan Mia pada Erik.
"Jadi ini kantor mu?'' tanya Mia tanpa memperdulikan ucapan Liam dan berjalan menghampiri suaminya.
"Hhmmm.."
"Kebetulan sekali, aku mencari mu di rumah tapi ternyata kau ada disini.'' Mia langsung duduk di samping suaminya dan memeluk lengan kekar Erik dengan sangat manja.
"Nona jaga sikap mu pada bos kami." Liam menarik tangan Mia dengan sangat kasar dan membuat terjatuh di lantai.
''Aaahhh...'' Mia meringis kesakitan saat lututnya mendarat dengan sempurna di lantai.
''Liam apa yang kau lakukan!'' teriak Erik dengan wajah marahnya, ia merasa sangat tak terima saat melihat asisten pribadinya bersikap kasar pada istrinya tepat di hadapannya sendiri.
Bogem mentah pun mendarat sempurna di wajah tampan Liam dan meninggalkan bekas memar di pipinya.
"Tapi bos dia,''
''Sudah cukup lain kali kau harus bersikap sopan padanya! karena dia adalah istriku.''
Degghh...
"Istri? mati aku! sial, kenapa aku tidak pernah tahu kalau istri bos adalah manager Mia." Liam merutuki kebodohannya sendiri karena tidak langsung mencari tahu siapa wanita yang sudah dinikahi big bosnya saat itu, karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya saat Erik tak datang ke kantor.
Erik langsung membuka jas nya untuk menutupi kaki Mia dan menggendong nya ala bridal style dan membawanya ke ruangannya, untuk mengobati luka istrinya.
''Sudah jangan menangis, aku akan mengobatimu.'' ucap Erik tanpa ekspresi.
Namun ia tak tahu bahwa saat ini Mia menangis bukan karena sakit di lututnya, tapi karena ia sangat terharu saat Erik mengakuinya sebagai istri di hadapan asisten pribadinya.
Kini semua karyawan menatap tak percaya saat melihat Erik berjalan menggendong Mia dan membawa ke ruangannya, suasana di dalam ruangan itu pun menjadi ramai seketika saat semua karyawan mulai bergosip.
"Apa aku tidak salah melihat tadi, bos Erik menggendong manager Mia ke ruangannya."
"Ya, ini adalah momen yang sangat langka.''
''Aku yakin manager Mia pasti sudah berbuat sesuatu yang curang!'' ucap salah satu di antara mereka yang mulai mempropokasi teman-temannya.
Bersambung..