Cinta pertama hadir, rumah tangga ku berada di titik Nadir.
Menikah selama 15 tahun tidak menjamin seseorang akan setia.. Perlahan ia mulai acuh dan tidak peduli!
Aku kira ada yang salah dengan ku.. Namun, bukan aku yang salah!
Suami ku mencintai wanita lain!
mencintai cinta pertama nya!
~Ralin Ayuningtyas Harsono~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.11 Sidang pertama
Aku malu.. Kenapa aku bisa serapuh ini menghadapi maslah ku dengan Mas Dery, dia meminta ku kembali, tapi dia enggan melepaskan wanita itu?
Apa semua perasaan ku, harus menuruti egonya?
Enggak mas, sekuat apapun kamu tidak ingin melepaskan aku, maka aku akan sekuat tenaga juga untuk lepas dari kamu.
Malam ini ini aku harus bisa tidur dengan nyenyak, aku tak mau lagi memikirkan tentang bagaimana hari esok, yang pasti aku tidak akan pernah kembali lagi pada Mas Dery.
Namun saat tubuh hendak aku istirahatkan, tiba-tiba ada notif pesan masuk dari nomor asing yang tak kukenali.
[Jangan pernah sok jual mahal tak mau kembali jika aslinya kau masih mencintai Mas Dery mbak!] Sepertinya aku tahu siapa ini, pasti Renata! Segera kuketik balasan nya.
[Kau takut jika aku kembali pada suami kita itu?] send...
[Dia hanya akan jadi suami ku mbak! ingat itu.. Kau pikir dengan air mata buaya mu itu, dan sikap sok jual mahal mu itu akan menarik perhatian mas Dery?? dia hanya takut kehilangan anak-anak, bukan kau!!
Dia tidak pernah mencintai kamu.. Kasih sayang nya selama ini juga semu, jadi jangan terlalu percaya diri!
Mas Dery hanya mencintai aku saja mbak.. Renata!]
Aku hanya tersenyum getir melihat bait pesan yang dikirim kan maduku itu, dan sebentar lagi bukan siapa-siapa. Jadi seperti inilah sifat dan sikap asli nya, Mas Dery selalu membangga-banggakan diri nya, Renata itu begini.. Renata itu begitu, dia bilang kalau Renata mau menerima aku, jika aku masih mau berbesar hati berbagi suami dengan nya...
[Oh ya... Bagus dong , kalau gitu tolong nasehati suami kita ya.. Untuk gak buang-buang waktu mengemis aku kembali!] Aku kirim dengan emoticon tersenyum manis.
Entah apa reaksi nya, tapi dia tidak menjawab pesan ku lagi, syukurlah... Berdebat dengan mereka hanya akan membuat ku sakit.
**
Pagi hari nya, jam 8 pagi setelah aku selesai mengantar anak-anak sekolah, aku langsung bersiap-siap untuk datang ke persidangan pertama dengan Mas Dery. jadwal sidang akan dimulai pukul 10 pagi, jadi aku harus datang kesana sebelum jam 10.
Pagi ini juga aku meminta Rubi menemani aku, dan tepat pukul 9.40 aku dan Rubi sudah tiba disana.
Mas Dery belum terlihat hadir, semoga saja dia tidak datang, jadi persidangan akan lebih mudah lagi.
Akhirnya jam giliran aku dan Mas Dery sudah tiba, petugas disana mempersilah kan aku masuk, aku kaget saat melihat pria yang kutabrak waktu itu diparkiran pengadilan adalah hakim ketua untuk persidangan ku.
Sejenak ia melihat ku dengan tatapan yang sulit diartikan, namun saat kudengar rupanya Mas Dery sudah ada di sebelahku, pandangan nya langsung berubah menjadi lebih serius.
1 jam berlangsung, akhir nya sidang pertama ini selesai, Hakim memutuskan agar kami melakukan mediasi lebih dulu di pertemuan berikut nya, karena Mas Dery kekeuh tidak ingin bercerai, ia juga membantah telah menikah lagi dengan Renata.
Aku jadi kesal dibuat nya, ternyata benar dia memperlambat proses perceraian ini, aku keluar dari ruang sidang dengan rasa jengkel.
“Aku sudah bilang kan, tidak akan melepaskanmu semudah itu, dan jika kamu tetep kekeuh ingin bercerai, maka aku tidak akan mengeluarkan sepeser uang pun untuk35 membiayai sekolah anak-anak kita yang mahal itu, penghasilan butik mu tidak seberapa Alin.. ” ucap Mas Dery yang tiba-tiba sudah ads didepan ku.
“Kau pikir aku akan takut? aku masih sehat mas.. Aku masih bisa kerja untuk menafkahi anak-anak ku.. Dan kau.. Silahkan saja jika ingin tidak memberi mereka nafkah, yang dosa kamu sendiri, bukan aku!” jawab ku tak mau kalah.
“Sombong! kita lihat saja kedepannya bagaimana!” ucap nya lagi lalu pergi meninggalkan aku.
Aku kembali menarik nafasku dan membuang nya perlahan, aku harus mengatur emosi ku sendiri.
“Alin...Gimana?” tanya Rubi penasaran.
“Ada mediasi Bi.. Kayak nya aku perlu bantuan pengacara deh, kamu punya kenalan gak?” jawab ku lesu.
“Ada.. Itu temen SMA kita, kamu inget Fatih kan?” Aku mencoba mengingat-ingat lagi nama Fatih. Ya.. Aku ingat, dia anak yang paling nakal dulu nya, sekarang dia jadi seorang pengacara?
“Fatih Abram ?” tanya ku memastikan.
“Yes.. Dia jadi pengacara terkenal sekarang,”
“Oh ya.. Sejak kapan?”
“Udah lama Lin.. Kamu sih jarang kumpul setelah menikah, jadi gak tau update terbaru nya!” timpal Rubi menyindirku, benar sih, sejak menikah dengan Mas Dery, aku selalu memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan mereka, selain itu aku harus bekerja keras membesarkan butik ku, jarang sekali aku menyempatkan diri untuk sekedar kumpul dengan mereka.
“Yaudah kalau gitu bisa kamu hubungi dia untuk minta bantu jadi pengacara ku!”
“Oke.. Nanti aku cari kontak dia!”
“oke!” sedang asyik kami berbincang tiba-tiba ponsel ku berbunyi tanda ada pesan yang masuk.
[Assallamuallaikum.. Maaf bukan maksud saya lancang mencampuri urusan rumah tangga Mu Ralin, tapi, jika memang benar dalam gugatan perceraian itu suami kamu selingkuh, maka temukan bukti nya...Proses nya tidak akan memakan waktu yang lama.. Temukan bukti jika benar suami mu sudah menikah lagi dengan wanita lain, tanpa seizin dari mu, istri sah nya..]
Siapa ini? nomornya tidak aku kenali.. Dia tahu permasalahan rumah tanggaku? tapi benar juga ucapan nya, harusnya aku bisa mengumpulkan bukti untuk membuktikan Mas Dery benar-benar mengkhianati aku..
“Lin.. Pesan dari siapa? kok bengong gitu?” tanya Rubi membuyarkan lamunanku.
“Entah lab Bi, nomor nya tidak aku kenali, tapi, dia memberiku saran agar aku bisa mempunyai bukti jika mas Dery benar-benar selingkuh dari aku.. Dia bilang urusannya tidak akan memakan waktu jika bukti itu sudah aku kantongi.” jawabku.
“Dia benar.. Bukannya kamu punya beberapa foto Dery dengan wanita itu?”
“Punya sih, tapi aku takut itu tidak cukup.. aku akan cari bukti yang lain Bi, tapi kamu tetep harus menghubungi Fatih untuk mendampingi aku!”
“Oke..”
Nomor yang mengirimi aku pesan tadi, hanya sebatas itu.. Aku tidak tahu siapa dia ..Apa jangan-jangan.. laki-laki yang menabrak ku kemarin dan jadi hakim di persidangan ku??
Apa benar laki-laki itu?
Entahlah.. Aku tak mau memikirkan hal lain saat ini, saran yang ia berikan akan cukup membantuku.
Tapi bagaimana cara nya aku mendapatkan bukti? yah...aku ingat malam tadi Renata mengirimiku pesan, mungkin itu bisa jadi salah satu bukti untukku, aku tinggal mencari sisa nya..
Lihat mas...Kau pikir aku akan diam saja melihat ketidakadilan ini padaku..
Kau akan kalah!