Scandal

"Kita mau kemana?" tanya Anna saat dirinya dipaksa untuk ikut bersamaan dengan Maxim.

Ya, sejak tadi laki-laki itu terus saja memaksanya untuk ikut pergi bersamanya. Bahkan saat ini dia juga memakai gaun yang sangat indah. Anna tidak berani memimpikan untuk memakai gaun seperti itu karena dia tahu seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan hanya untuk barang yang dipakainya saat ini.

Maxim benar-benar memperlakukannya dengan begitu baik dan menyulapnya menjadi seorang Cinderella. Tapi dia tidak bisa merasakan apapun, karena menurutnya apa yang mereka lakukan saat ini salah.

"Ikut saja, honey ..." jawabnya karena dia memang tidak suka wanita yang terlalu banyak bertanya.

Anna memang cantik, tapi Maxim paling membenci yang namanya wanita banyak bicara karena itu membuatnya kesal.

"Tapi-" Anna tidak berani mengatakan apa-apa lagi ketika laki-laki itu menatap ke arahnya.

Maxim menatapnya dengan tatapan tajam, hingga membuat Anna langsung berhenti bicara dan dia tidak melanjutkan perkataannya lagi.

"Jadilah wanita penurut maka aku akan memberikanmu apapun yang kau inginkan. Tapi jika kamu menjadi wanita pembangkang, maka siap-siap saja menerima akibatnya. Kamu adalah milikku, jadi jangan pernah berpikir bahwa kamu bisa mendekati laki-laki lain selain diriku. Jika sampai kamu berani mendekati laki-laki lain, maka aku akan menghabisi laki-laki itu tepat di depan matamu!" ancam Maxim hingga membuat Anna terkejut.

Dia kaget dengan apa yang Maxim katakan. Bagaimana bisa pria tampan ini mengatakan hal yang begitu mengerikan seperti itu. Seolah-olah apa yang dia katakan itu adalah pekerjaan yang mudah. Apa mengakhiri nyawa seseorang adalah kebiasaan baginya?

Tidak! entah mengapa Anna merasa ada sesuatu yang tidak diketahui tentang laki-laki yang bersamanya saat ini. Apa dia harus mencari tahu siapa Maxim yang sebenarnya? tapi bagaimana mencari tahunya.

Dari mana dia harus memulai semua? dia juga tidak tahu harus memulainya dari mana. Apa yang harus dicari takutnya tentang laki-laki ini dan dengan siapa dia bisa mencari tahunya.

Melihat Anna terdiam seperti itu membuat Maxim yakin, jika ada sesuatu yang dipikirkan wanita. "Jangan berani-berani yang mencari tahu apa tidak seharusnya kamu ketahui, Honey. Aku hanya menyuruhmu untuk menjadi wanita yang penurut maka aku akan memberikan dunia beserta dengan isinya. Aku sudah mengatakan padamu bukan, untuk tidak mencari tahu apa tidak seharusnya kamu ketahui. Jadi jangan macam-macam dan jangan pernah berpikir bahwa kamu bisa mendapatkan apa yang ada di pikiranmu saat ini." ujar Maxim yang membuat Anna semakin terdiam dan dia tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

Saat ini dia merasa bahwa dirinya terjebak pada seorang laki-laki yang tidak seharusnya dia kenal. Bahkan seharusnya mereka tidak bertemu pada malam itu dan biarkan saja dia berakhir di ranjang bersama laki-laki lain. Tapi kenapa harus Maxim?

Lihat apa yang terjadi saat ini, bahkan laki-laki yang berada di dalam satu mobil bersamanya ini bisa membaca pikirannya. Entahlah, Anna benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan.

Intinya dia harus menjadi wanita penurut, seperti yang Maxim inginkan tadi.

"Bagus, honey. Jadilah kelinci yang penurut oke," bisik Maxim sambil mengecup bibir seksi Anna.

Mereka telah sampai di pelabuhan, dan Maxim pergi membawa Anna menaiki sebuah kapal pesiar mewah di mana di dalamnya banyak teman-teman laki-laki itu.

"Tuan-"

"No! don't call me tuan honey. Panggil saja aku sayang! Karena Aku melarangmu untuk memanggilku tuan!" tolaknya mentah-mentah karena dia tidak suka dengan panggilan itu.

"Hah, sayang?" gumam Anna ketika Maxim memaksanya untuk memanggil sayang.

Sedangkan Anna sendiri merasa tidak nyaman dengan semua itu. Jujur saja, dia benar-benar bingung dan belum terbiasa dengan panggilannya. Jadi wajar saja jika dia masih merasa laku dengan panggilan yang diinginkan laki-laki itu.

"Ya! panggil aku sayang!" titah Maxim hingga membuat Anna pasrah.

"Sayang, yang benar saja!" gerutu Anna.

Tapi Maxim tidak peduli dengan semua itu. Karena mereka sudah masuk ke dalam kapal pesiar dan di sana banyak orang-orang yang telah menyambut kedatangan mereka. Anna benar-benar merasa canggung dengan situasi saat ini.

Maxim mengenalkan wanita yang bersamanya. Dia ingin mereka semua tahu bahwa wanita cantik yang bersamanya adalah miliknya, itu artinya mereka sudah tidak bisa lagi memiliki apapun yang sudah dimiliki olehnya.

Jika sampai ada yang berani ingin merebut Anna darinya, maka dia tidak akan segan-segan untuk membuat orang-orang itu menyesal. Ya, menyesal seumur hidupnya.

Terlihat sekali jika Maxim terlihat begitu posesif terhadap Anna. Dia bahkan tidak membiarkan wanita itu bergerak sedikit saja darinya. Bahkan sebelah tangannya saja pun terus saja melingkar di pinggul seksi sang wanita.

"Katakan padaku jika kamu sudah bosan dengannya Max, maka saat itu juga aku akan mengambilnya dari mu, bung!" bisik rekan Maxim hingga membuatnya mulai kesal.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun berani mengambilnya . Jika kau berani melakukannya itu artinya kau siap dengan segala kemungkinannya akan kau dapatkan! kau mengenalku dengan sangat baik. Jadi jangan pernah macam-macam denganku!" jawab Maxim hingga membuat rekan bisnisnya langsung terdiam arah datang seperti apa laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

Maxim adalah raja bisnis di negara mereka dan dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkan dengan kekuasaan yang dimilikinya. Bahkan mereka juga tahu seberapa berkuasanya Maxim dengan uang-uang miliknya itu.

Anna semakin merasa tidak nyaman dengan lingkungan mereka saat ini. Apalagi saat Maxim mengajaknya ke meja judi. Itu semakin membuatnya ketakutan.

"Aku ingin pergi ke toilet sebentar." bisik Anna tepat di telinga Maxim hingga membuat laki-laki itu ingin menemaninya.

Sayangnya Anna langsung menolak karena dia tidak ingin terus-terusan dikawal oleh laki-laki itu. Lagi pula bagaimana bisa seorang laki-laki ingin mengantarkan wanita yang ingin pergi ke toilet.

"Baik jika begitu, seorang penjaga akan menemanimu dari jarak jauh. Dia akan memantau mu!"

"Tapi-"

"Honey, jangan membangkang oke," ucap Maxim dengan penuh penasaran hingga membuat Anna terdiam.

Dia pun kembali diam setelah membicarakan soal toilet saja. Jadi Anna memilih untuk pergi dengan seorang pengawal yang telah disiapkan laki-laki itu.

"Kalian di sini saja," kata Anna Karena nenek ingin diikuti oleh seorang penjaga tadi.

"Tapi tuan Maxim mengatakan bahwa kami harus benar-benar mengantar Anda sampai ke depan pintu toilet perempuan, dan setelah itu kami akan menunggu di luar, Nona." kata penjaga tersebut.

"Tapi aku tidak bisa seperti itu! sekarang diam disini dan biarkan aku pergi!" titah Anna karena dia benar-benar tidak ingin diikuti oleh penjaga tersebut.

Akhirnya Anna bisa pergi dan bebas dari pengawasan Maxim. Walau hanya terbebas dari cengkraman-nya saja itu sudah lebih dari cukup baginya. Setidaknya dia bisa bernafas lebih lega untuk semua ini.

Saat Anna hendak masuk ke dalam toilet, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang menarik tangannya bahkan langsung membekap mulutnya.

"Hem...." Anna berteriak dalam bungkamnya saat ada seseorang yang menariknya.

Bersambung...