menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
...Apa yang kau harap kan didunia ini, jika semesta selalu memukuli mu dengan keadaan yang sama sekali tak disukai....
...Dan apa yang kau minta jika semesta memberi mu satu permintaan?...
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
Setelah lamanya Gavion mencari-cari keberadaan Aerin, akhirnya dia menemukan nya.
Karna ada salah satu siswa yang memberitahu jika ada siswi yang berjalan ke rooftop dan Gavion yakin itu Aerin.
Benar saja saat dirinya sampai diatap gedung sekolah dia melihat Aerin yang sedang duduk tenang sambil memandangi langit.
Lelaki itu tak langsung menghampiri, dia masih menatapnya dari kejauhan sambil menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan.
Tak lama kemudian Gavion perlahan berjalan mendekati gadis itu.
"Gua cari-cari ternyata disini lu?" Spontan Aerin menoleh kebelakang dan melihat siapa yang baru saja berbicara.
Gavion yang sedang berdiri tak jauh darinya dengan tangan di lipat didepan dada.
Aerin memutar bola matanya malas. Dia lalu kembali menatap lurus kedepan.
"Ngapain Lo disini?" Tanya Aerin dingin
Gavion mendekat kearah nya lalu menduduki dirinya disamping gadis itu.
"Gua dari tadi nyariin Lo, gua khawatir sama keadaan Lo, kan lo lagi sakit". Ucap Gavion
"Gak usah sok peduli!" Desis nya
Keduanya diam sejenak, lalu Gavion membuka pembicaraan nya kembali.
"lu itu bikin gua penasaran tau". Ucapnya namun tak digubris oleh Aerin.
"Perempuan yang pernah gua temuin itu rata-rata petakilan, banyak omong, tapi lu lain. Elu perempuan misterius yang pernah gua temuin". Seru Gavion
Aerin masih setia dengan diamnya tanpa memperhatikan Gavion yang sejak tadi berbicara.
"Ntah memang sifat lu dari kecil, atau semua dari masa lalu lu gua gak tau. Yang gua tau elu perempuan yang mampu menarik perhatian gua".
Aerin mengerutkan keningnya lalu menoleh kearah Gavion dengan lirikan tajam.
"Maksud nya?" Bingung Aerin
"Gua gak tau lu bakal percaya atau gak. Dari dulu gua gak pernah yang namanya pacaran karna gak ada satupun cewek yang pernah gua temuin itu mampu menarik perhatian gua, tapi saat gua ngeliat lu dan dengan sifat lu itu semua mampu buat gue gak pernah lepas mikirin lu". Ucapnya lalu ikut melirik Aerin.
"Bohong banget lu gak pernah pacaran". Aerin membuang muka malas untuk menghindari kontak mata dengan Gavion
Gavi tersnyum tipis lalu meluruskan kembali wajah nya. "Gua udah duga kalo lu gak percaya. Tapi ada satu hal yang buat gua gak pernah pacaran".
"Elu gak mau nanya gitu apa alasannya?" Tanya Gavion maksa karna Aerin tak menjawab
"Kenapa?". Ketusnya bertanya
"Karna gua bukan cowok yang baik, gua akuin gua suka gombalin cewek sana sini, itu sebabnya gua gak mau ngikat pacaran. Karna gua yakin itu pasti bakalan nyakitin tuh cewek. Dan gua gak mau nyakitin cewe". Ucap Gavion
Aerin tersenyum miring mendengar perkataan Gavion. "Lu fikir dengan cara lu gombalin cewe sana sini itu gak nyakitin mereka". Kata Aerin
"Lah ngapain mereka sakit hati, harusnya mereka tau kalo gua cuman becanda. Kalo mereka anggep serius berarti itu salah mereka". Jawabnya enteng
Aerin terdiam seketika fikiran mengingat sesuatu yang telah membuatnya sakit hati dan tak percaya lagi dengan orang lain.
Tanpa aba-aba Aerin beranjak dan pergi meninggalkan Gavion.
"Eh mau kemana?" Gavion menahan tangan Aerin.
Gadis itu menghempaskan tanganya lalu melirik tajam pada Gavion.
"Gak denger suara bel!" Ketusnya lalu benar-benar pergi meninggalkan Gavion
Gavion mendengus kasar. "Harus ekstra sabar gua nih". Gumamnya
"Lagian lu bego banget sih Gav! Kenapa lu harus ngomong kaya gitu, gak secara langsung kan lu bilang suka sama dia". Gavion mengGerutu diri sendiri sambil menepuk nepuk jidatnya.
*****
GUBRAKK!
"Mampus gue!"....
"WOY!".....
Breemmmm......
"WOY ANJ*NG JANGAN KABUR LO BANGS*T!"...
"KEJAR-KEJAR!".
Aksi segerombolan motor dengan emosi mengejar Satu orang yang sudah berhasil merobohkan motor mereka.
Yaaa mereka Bara dan kawannya dari SMA RAJA PATI. disaat mereka sedang asik makan disebuah resto lalu orang asing datang dan ntah sengaja atau tidak dia merobohkan motor mereka.
TIN TIN!
"WWOOY BERENTI GAK LO!"....
"SIALAN NIH ORANG"....
NYIIITTTT.....
GUBRAK!
Bara berhasil menjatuhkan orang yang dia kejarnya dengan cara menjegatnya didepan secara tiba-tiba hingga membuat sih pengendara itu rem mendadak dan terjatuh berguling.
"SIALAN LO MAEN KABUR AJA HAH!"
BUGH...
BUGHH..
"Ampun gue gak sengaja". Mohon sambil meringkuk karna dia langsung dikeroyok oleh Bara dan gang nya.
"Berenti!" Ucap stop dari Bara membuat temannya menurut.
"Buka helmnya!" Titah Bara pada Leo teman segeng nya.
Bara dan yang lainnya mengerutkan alis dahinya menatap wajah orang yang sudah membuatnya marah.
"Siapa Lo?!" Tanya tajam Bara
Pri itu mengubah posisinya menjadi duduk sambil meringis memegangi perut nya akibat tendangan yang kuat. "Ampun gua gak sengaja, tadi itu waktu gua mau markir motor gue eh gak sengaja ada yang nyangkut ke motor salah satu kalian waktu mau gua lepas paksa motor itu oleng dan malah jatuh semua". Jelasnya sedikit tertatih
"Ampun gua bakal ganti rugi kok". Ucapnya penuh ketakutan
"Gua liat² muka lu kaya orang nakal, liat sudut bibir Lo perasaan kita gak ada mukul Lo dimuka karna pake helm kenapa ada bekas babak belur?" Heran Bara
"Gua sebenarnya dari bandung, dan gua kesini mau nyari seseorang".
"Siapa?" Tanya Bara lagi
Pria itu menatap Bara dan kawannya dengan lekat. "Mantan gue".
HAHAHAHA.....
Tawaan serempak dari Bara dan kawannya.
"Cailah nyari mantan gaes"...
"Haha bucin akut lu"....
"Lemah, masa mantan aja harus dicari kaya gak ada cewek lain aja,haha"....
Pria itu pasrah jika harus diketawain oleh mereka, dia tidak tau siapa para bujangan ini. Dari seragamnya sih mereka masih SMA dan atau seumuran dengan dirinya. fikir lelaki itu
*****
Seorang pria paru baya berjad rapih sibuk dengan layar laptopnya. Begitu banyak berkas² yang tertata dimejanya. Pria itu melirik sekilas pada jam yang ada dilayar ponselnya menandakan sudah pukul 14.30 siang.
"Aduhh bentar lagi Aerin pulang, saya harus cepet² kesana". Gumam nya sambil terburu-buru sambil bereskan laptopnya.
Dengan bergegas pria itu keluar kantor dan langsung disambut oleh sekretaris yang muncul secara tiba-tiba.
"Maaf tuan, anda mau kemana tumben sekali jam segini sudah terburu-buru pulang?" Tanya Reza sang sekretaris pak Tama.
"Za tolong kamu pegang dulu kantor yah, saya ada urusan penting". Ucapnya dengan terburu-buru
Reza menganggukan kepalanya. "Baik tuan".
Tama langsung meluncurkan mobilnya dengan disupiri oleh sang supir pribadi. Karna Masalah kemaren dan Aerin tak kunjung pulang Tama berniat akan menjemputnya disekolah agar bisa membawa putri nya pulang. Bagaimanapun dimasih tetap sayang dengan putri semata wayangnya walau sekarang caranya sedikit berbeda.
*****
Kring....
"Aerin kita duluan yah dadah..."gadis itu hanya membalas senyum tipis pada 3 temannya berpamitan duluan.
Dia terus berjalan menuju gerbang sekolah. Dan menunggu mang Yono menjemputnya sang supir pribadi Aerin.
Sesampainya di depan sekolah dia melihat mobil yang tak asing bagi nya dan itu bukan mobil yang di supiri oleh mang Yono.
Seorang pria paru baya kini keluar dari mobil dan menghampiri dirinya dengan tersenyum.
Aerin sedikit terkejut karna tau siapa yang datang menjemputnya.
"Aerin sayang, kamu kemana aja nak, papah khawatirin kamu yang gak pulang semalaman". Ucap Tama
"Papah ngapain kesini? Atau papah mau nampar Aerin lagi iya?" Ucap nya pelan namun sakit untuk didengar oleh Tama.
Tama menghela nafasnya panjang. "Maafin papah sayang dan kita bicarakan ini dirumah yah".
Dengan memutar bola matanya malas Aerin langsung pergi duluan kemobil papahnya. Karna memang hari ini dia berniat akan pulang kerumah walaupun tak dijemput.
Dimobil keadaan sunyi Tama yang merasa bingung harus berbicara apa pada putri yang sedangkan Aerin dia asik tenggelam dalam musik yang dia dengar dengan earphone yang terpasang dikedua telinganya sambil menatap jalanan.
Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah dan tanpa basa basi Aerin langsung turun dan berjalan kekamarnya. Tama hanya mampu melihat dan mendesah kasar dengan pribadi Aerin sekarang.
Dikamar Aerin yang berusaha menetralkan semua seolah-olah tak terjadi apa-apa. Lagian kejadian ini tidak hanya satu atau dua kali saja dia alami, dan harusnya dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Aerin yang mengunci pintu kamarnya dan menghidupkan musik sekuat kuatnya sambil dia membersihkan diri. Tapi bohong jika Aerin kuat, di setiap pergerakannya itu ditemani setiap tetesan air mata yang jatuh ke pipinya, lalu cepat-cepat dia menghapusnya dan keluar lagi dan menghapus nya kembali. "lo gak boleh cengeng Rin". Dirinya berusaha menguatkan dirinya.
Makan malam tiba bi Tuti mengetok pintu kamar Aerin untuk memanggil makan malam.
Tok tok
"Enon, makan dulu yuk, Udah ditungguin tuan dimeja makan tuh".
Klek!
"Iya bi bentar lagi Aerin turun". Jawab Aerin dengan suara pelan dan terlihat mata yang sembab.
Aerin yang terlihat kacau kembali dan itu bukan untuk pertama kali nya bi Tuti melihat Aerin dengan mata sembab. Namun untuk kali ini dia urungkan untuk bertanya dan pergi meninggalkan Aerin.
"Baik non".
Tama yang sedang duduk dimeja makan melihat kedatangan putrinya yang menghampiri.
"Ayo sayang, kita makan malem dulu". Ajak Tama dengan antusias namun tidak untuk Aerin.
Dia justru merasa aneh atas sikap dari papah nya ini. Apa ini? Sok baik? Atau biar dapet restu?
Aerin duduk dikursi nya dan langsung fokus pada makannya.
Keduanya hening hanya dentuman sendok dan piring saja yang berbunyi.
Beberapa saat Aerin sudah selesai dengan makannya dan kembali lagi kekamar tanpa berucap satu kata pun.
"Aerin!" Langkahnya terhenti saat Tama memanggil namanya
"Ikut papah keruang tamu dulu yuk". Ajak nya lembut
Aerin yang melirik sedikit pada papah nya yang sudah pergi duluan. Dengan malas dia mengikuti dari belakang.
*****
"Tapi gua gak bisa pindah gitu aja, lagian butuh uang banyak buat pindah kesekolah kalian. Dan gua gak ada duit".
"Elu tenang aja, semua biaya pindahan sekolah lu gue yang nanggung".
"Serius lu? Nanti malah ujung ujungnya gua suruh ganti, ogah lah gua".
"Santai aja itu mah, asalkan lu mau nurut sama perkataan gua, gua jamin itu semua gak bakal gua tagih, gimana?"
"Lagian yang orang jauh bukan cuman lu. Ada ada Rifki dia dari Bogor, ada Alex dari Palembang dan mereka siapa yang biayain kalo bukan gue. Sekalian kita cari mantan Lo?"
"Boleh dipercaya gak nih?"
"Heh! Lu gak usah khawatir kalo sama Bara semua beres".
"Oke deal".
*****
"Tapi Aerin gak suka pah kalo ada yang gantiin posisi mamah!" pekik Aerin
"Papah ngerti sayang, tapi papah juga mau punya pendamping hidup lagi, mau ada yang ngurusin papah lagi. Dan asal kamu tau juga gak ada seorang pun yang bisa nempatin posisi mamah dihati papah". Ucapnya lembut kepada putrinya
Aerin terdiam. Sebenernya dia sendiri kasian melihat papah nya karna harus mengurus segalanya sendiri tapi Aerin masih belum menerima semua dan tak habis fikir mengapa papahnya harus mencintai wanita yang usianya hanya tinggi 2 tahun saja dari nya.
"Maaf pah, Aerin masih ada PR yang belum diselesain". Gadis itu sengaja pergi karna malas untuk melanjutkan percakapan nya. Awalnya papah nya meminta maaf soal hari itu dimana dia tampar namun mengapa ujung nya kesini?.
"Aerin papah belum selesai bicara". Panggil Tama berusaha menahan amarahnya.
****
Satu minggu berlalu hubungan Aerin dan papahnya mulai membaik walaupun tidak terlalu dekat. Dan papah nya Aerin sekarang berusaha menyempatkan diri agar selalu makan dan menemani Aerin agar putrinya tidak merasa sendiri lagi.
Pagi ini Aerin yang sudah siap dengan seragam rapihnya dan tak lupa tubuhnya dibalut dengan cardigan.
•
•
•
BERSAMBUNG.....
... Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...