Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka
Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilangnya Harga Diri
Sandra terkejut ketika melihat Langit masuk ke dalam kamar hotel. Ternyata tadi kliennya tidak sempat mengunci pintu. Ada perasaan malu dan bersalah di dalam diri Sandra, rasanya ingin menghilang dari bumi.
"Ayah, kok bisa di sini?" tanya Langit yang berusah untuk mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Ini tidak seperti yang kamu bayangkan, Nak" Lelaki itu mulai mencari alasan.
Langit pun mulai beralih bertanya ke Sandra, dadanya sakit. Mengetahui fakta bahwa wanita yang disukainya tidur dengan ayahnya. Baru saja Langit ingin mencoba lebih dekat dengan Sandra, tetapi harus dihadapkan dengan fakta pahit ini.
"Sandra, apa yang kamu lakukan dengan ayahku?" Langit mencoba bertanya menahan intonasinya agar tidak tinggi.
Tanpa aba-aba, Sandra bangkit dari ranjang mengambil sebagian pakaiannya yang terjatuh ke lantai. Ia tidak sanggup memberikan alasan. Karena rasanya seperti ia tidak memiliki harga diri lagi. Malu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sandra pergi meninggalkan hotel dengan keadaan yang menyedihkan. Riasannya yang sudah luntur, pakaiannya yang kusut dan rambutnya yang berantakan. Ia segera pulang menggunakan transportasi umum, walaupun perjalanan pulang menjadi agak lama karena cukup jauh dan macet, mungkin karena waktunya pulang kerja. Ia tidak peduli jika sedari tadi semua orang yang ada di kendaraan itu memerhatikannya.
Hari ini cukup lelah untuknya, perjalanan menghabiskan waktu sekitar dua jam lebih. Ia ingin cepat pulang dan segera tidur agar bisa cepat-cepat melupakan kejadian tersebut. Sandra tidak peduli jika ia akan dipukuli orang tuanya jika ia pulang dengan tangan kosong, tanpa membawa uang.
Ia segera masuk ke kamar dan menghiraukan teriakan mamanya yang heran karena Sandra pulang cepat. Tapi apa daya, ia tidak bisa menghindari mamanya.
Farah yang sedang menyetrika baju di ruang tamu memperkeruh suasana. Ia mengejek Sandra, dan membuat mamanya naik pitam.
"Paling dia gagal ma gak bisa muasin kliennya, jadi diusir. Kalau mama gak percaya tanya aja dia bawa pulang uang atau enggak? Pasti jawabannya enggak bawa" ejek Farah.
Biasanya yang bertugas untuk melakukan pekerjaan rumah adalah Sandra, tapi entah mengapa kali ini adiknya mau menyetrika pakaian. Rasanya ada yang tidak beres.
Mama segera mencabut setrika yang dipakai Farah. Masih panas, karena baru saja dicabut. Mama mendekati Sandra dengan sorotan matanya yang tajam. Sandra menghindar karena ia tahu ap yang akan terjadi padanya.
Nyess. Ah, ternyata ini alasan mengapa Farah menyetrika baju.
Suara setrika yang menempel pada betis kiri Sandra. Sandra tidak bisa teriak karena energinya sudah habis di tengah jalan tadi. Ia hanya bisa menangis. Betisnya terluka parah.
Setrika tadi akan mendarat kedua kalinya, kali ini tangan kanannya yang akan jadi sasarannya. Sandra segera menghindar dan berlari keluar rumah. Ia tidak memerdulikan luka nya yang kini memecah sempurna sepertinya luka kali ini akan membekas lama.
"Ampun ma, sakit, ampun" mohon Sandra.
"Apa benar kamu merusak malam ini? Kamu gak bisa memuaskan klienmu? Mana uangnya? Kamu tadi dikasih uang kan?" cecar Mama masih berusaha mendaratkan setrika ke tangan Sandra.
"Maaf ma, ampun, aku gak sengaja, aku minta maaf ma" Sandra tidak bisa menjelaskan kronologi yang terjadi. Ia hanya mampu meminta maaf kepada mamanya.
"DASAR GAK BEJUS, ANAK GAK TAHU DIRI, UDAH DIURUSIN BUKANNYA TERIMA KASIH MALAH NGELUNJAK!" hina Mama ingin menampar Sandra.
Saat tangan mamanya hampir mendarat di pipinya, ada tangan kekar yang menahannya. Tangan seorang laki-laki yang paling tidak ingin ia lihat lagi. Langit menahan tangan mama agar tidak menampar Sandra.
"TANTE GAK BISA KAYAK GINI, TANTE MAU SAYA LAPORIN KE POLISI? TANTE BISA MASUK PENJARA ATAS DASAR KDRT" bentak Langit tak tahan melihat wanita yang disukainya mendapatkan perilaku buruk dari keluarganya.
"Siapa kamu? Bisa-bisanya ikut campur masalah rumah tangga orang" tanya Mama heran.
"Siapapun saya, tante gak bisa semena-mena memukuli orang, kalau tante ada masalah harusnya diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan kekerasan seperti sekarang" jawab Langit tegas.
Sandra malu dengan keadaan dirinya sendiri yang sangat kacau, ia menghiraukan keadaan Langit dan segera pergi ke kamarnya.
Ia sangat kecewa pada dirinya sendiri. Bahkan ketika ia menyakiti Langit, lelaki itu tidak membalas perbuatannya dengan menyakiti balik dirinya melainkan malah membela dirinya dihadapan ibunya.
"Mengapa kamu sangat baik padaku? Aku telah menyakitimu, mengapa kamu tidak membalasku?" batin Sandra.
Ia segera mencari salep lukanya tetapi tidak ketemu, aneh, sepertinya ia tidak memindahkan tata letaknya. Saat ia sedang mencari keberadaan salep itu, Ayumi masuk ke dalam kamar dengan membawa plastik dari apotek, entah apa yang ada di dalamnya.
"Nih, gua punya salep. Lu olesin aja ke lukanya, ini lebih manjur daripada salep lu yang lama. Makanya, udah tau lu tuh udah banyak masalah di rumah ini, jangan suka nambah-nambahin masalah deh. Yang repot serumah bukan lu doang, gua juga yang kena getahnya. Setiap hari gak bisa hidup tenang karena ada aja kesalahan yang lu buat, gak usah nyari gara-gara deh. Lu harus tau diri, kalau misalnya udah banyak salah seengaknya lu diem aja deh gak usah bikin ulah. Nanti yang kena imbasnya juga diri lu sendiri bukan orang lain" omel Ayumi yang kemudian pergi meninggalkannya sendiri.
Terkadang perilaku Ayumi membuat Sandra bingung, kadang ia terkesan perhatian tapi kadang juga ia terlihat cuek dan tidak peduli padanya. Tapi rasanya Ayumi peduli padanya.
Makasih Kak!
Sandra segera mengoleskan salep tadi ke lukanya, memang agak perih tapi berselang sebentar ada sensasi rasa dingin menenangkan dari salep tersebut. Ia mengoleskannya secara menyeluruh hingga menutupi semua lukanya.
Sandra segera melepaskan pakaiannya dan segera membersihkan riasannya, sepertinya malam ini ia tidak mandi. Tubuhnya sangat lemas, ia tidak kuat untuk pergi ke kamar mandinya. Lalu ia pun segera merebahkan dirinya untuk tidur.
Terima kasih Kak, terima kasih Langit. Berkat kalian, aku tidak perlu merasa kesakitan malam ini. Aku sangat bersyukur dipertemukan oleh kalian berdua. Kalian sangat berharga bagiku