Perjalanan hidup keluarga Pak Diharjo yang sehari harinya sebagai penyadap karet.
Keluarga pak diharjo adalah keluarga sederhana bahkan terkesan sangat sederhana, namun begitu cukup bahagia sebab anak anaknya rukun dan saling sayang.
Pak diharjo memiliki enam orang anak, satu laki laki lima perempuan.
Bu kinasih adalah istri Pak diharjo memiliki watak yang sabar dan penyayang walau pun sedikit cerewet.
Sabar terhadap suami, penyayang terhadap suami dan anak anaknya namun cerewet hanya kepada anak anaknya saja.
Adira adalah anak sulung Pak Diharjo dan Bu Kinasih memiliki watak yang keras pemberani tegas galak namun penyayang juga.
Dimas anak kedua Pak harjo dan Bu asih juga wataknya juga keras kepala pemberani namun sedikit kalem tidak ugal ugalan seperti anak anak remaja seusianya.
Dimas adik yang cukup perhatian pada kakaknya, suka dukanya sejak kecil slalu ia lalui berdua dengan sang kakak.
Namun kebahagiaan keluarga itu berubah sejak dimas memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syahn@87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Dan.......
Saya terima nikahnya marlina binti johari dengan maskawin tersebut dibayar tunai!!!!
Bagaimana saksi?!!!, tanya hakim.
Sah??!, seru hakim lagi.
Saahhhhh!!!, seru yang lain, namun yang paling kencang dan paling semangat adalah dari pihak keluarga cewe.
Setelah acara ijab qabul selesai, acara makan makan pun dimulai, namun pak harjo dan istri tidak ikut makan, mereka hanya duduk dengan tenang sambil menunggu rangkaian acara terakhir segera selesai agar mereka bisa cepat pulang.
Yang dilakukan pak harjo dan bu asih adalah bukti bahwa keduanya masih lah belum bisa menerima pernikahan ini.
Setelah acara makan makan selesai pihak pengantin wanita pun mengabarkan bahwa besok mereka gantian akan datang ke rumah pak harjo untuk mengantarkan anak perempuannya.
Sedang kan orang orang dari pihak pak harjo sendiri sibuk berbisik bisik membicarakan tentang pernikahan itu.
Ehk aku kok dari tadi ga liat ya ada buku nikahnya? ada ga sich?, bisik yang lain.
Iya aku juga ga liat, seperti nya ini nikah siri., bisik lainnya lagi.
Loh cuma nikah siri to? tapi kenapa? dimas kan lajang., timpal lainnya lagi.
Kalo ga salah cewe nya janda., bisik lainnya lagi.
Astagaaa ganteng ganteng dapat nya janda, mana burik lagi., bisik orang itu lagi.
Iya ya, ganjen amat jadi cewe, umur segitu udah berani aja kawin mana jadi janda lagi., timpal yang lain lagi.
Semua itu terdengar jelas ditelinga bu asih, kalo boleh jujur sebenarnya bu asih merasa risih mendengarnya.
Sebenarnya bu asih juga sudah tau kalo pernikahan ini adalah siri, hal itu disebabkan oleh karna pihak wanita nya yang tidak dicerai oleh suaminya, suami dari si wanita itu sengaja tidak mau mencerai kan istrinya, namun hanya ditinggal begitu saja, si suami sengaja melakukan itu karna beranggapan dengan tidak dicerai maka si istrinya tidak akan bisa menikah lagi.
Sedang johari sendiri selaku ayah dari marlina juga tidak perduli dengan status anaknya, ia bahkan tak ada niat untuk mengurus perceraian sang anak, malah sibuk dengan pacarnya sendiri.
Setelah semua rangkaian acara selesai bahkan pembacaan doa juga sudah selesai maka rombongan pihak keluarga dimas pun pulang, tinggal lah dimas seorang diri di rumah keluarga baru nya.
Sesampainya pak harjo dan bu asih di rumah adira dan ketiga adik kecilnya sudah tidur, melani dan suaminya pun sudah pulang ke rumah.
Bapak tadi dengar tidak pas orang orang ribut bisik bisik membahas soal pernikahan dimas yang siri?, tanya bu asih pada suaminya.
Hmmm dengar., jawab pak harjo singkat.
Malu tau pak, orang orang meributkan itu, mana pake jujur lagi istrinya dimas itu burik., kesal bu asih tapi entah pada siapa.
Ya kalo memang begitu kenyataan nya masa harus bohong bilang cantik sich bu., sahut pak harjo heran.
Iya juga ya pak, ahk tapi kan aku malu pak., tegas bu asih makin kesal.
Ahk sudahlah, ga usah dipikirkan lagi., sahut pak harjo yang sebenarnya dia juga malu tapi malas untuk membahasnya.
Jadi besok kita masak apa pak untuk menyambut mereka?, tanya bu asih mengalihkan topik.
Bikin soto aja lah yang gampang., jawab pak harjo.
Setelah itu hening karna keduanya langsung menyusul anak anaknya ke alam mimpi.
"
"
"
Subuh telah tiba, rumah bu asih sudah ngebul sejak tadi, adira dan bu asih sudah duluan didapur, sambil menunggu sanah dan yang lainnya adira dan ibunya membuat sarapan.
Mak ini nanti mau masak apa?, tanya adira.
Kata bapakmu bikin soto aja., jawab bu asih.
Hmmm irit dong., ujar adira nyengir.
Irit apaan ra, kemarin udah habis banyak, belum lagi buat lamaran dan nikahan, pokoknya uang dari kalung ku ludes buat nikahan dimas hmmm., kesal bu asih.
Mamak harus ikhlas, kan buat nikahan anak sendiri., ujar adira.
Ikhlas sich ikhlas ra, tapi ga sesuai., keluh bu asih.
Ga sesuai gimana?, tanya adira.
Nikahnya siri ra, terus ntar kalo dimas punya anak menurutmu itu bikin akta lahir anaknya gimana? terus kalo ada urusan itu ini yang membutuhkan data lengkap keluarga bikin kk nya gimana?, omel bu asih yang membuat adira meringis.
Ibunya ini memang pendiam, tapi kalo sudah kepancing emosi bikin merinding juga.
Jadi dimas nikahnya siri mak?, bisik adira memastikan.
Iya., jawab bu asih yang masih kesal.
Matahari sudah sepenggalah naik, acara masak masak pun masih berlanjut, kali ini sudah agak ramai tetangga dekat dan saudara dekat bu asih yang datang membantu.
Ini nanti tamunya datang jam berapa sich kak?, tanya sanah pada bu asih.
Katanya sich habis ashar sampai nah., jawab bu asih.
Dalam kesibukan orang orang di dapur lagi lagi adira harus mendengar bisik bisik tetangga.
Ehk tau ga sich, kata suamiku semalam, dimas itu cuma nikah siri lo., bisik tetangga belakang rumah.
Iya kata suamiku juga, kan suamiku juga semalam ikut antar manten to., sahut yang satunya mengompori.
Ehk engga, gini ya, kok mau ya dimas sama tu cewe, soalnya kalo kata suami ku cewe nya tuh jelek tau, udah gitu janda pula, punya anak lagi, dimas kan ganteng, orang aku pikir dia bakal jadi mantu ku ehk kok mau maunya sama cewe begitu, mana masih kecil udah jadi janda lagi., sahut yang lainnya.
Hei kok kamu sich!! kamu lupa bu zainab itu kalo habis belanja kepasar slalu beli buah apel? yang kalo pergi kerja pasti apel itu akan dibawa nya cuma buat dimas, kamu tau kan kenapa? ya karna bu zainab berfikir dimas akan jadi mantunya, jadi suaminya saroh anak gadisnya iya kan?, bisik orang yang kerjanya bareng bu zainab dan dimas di PT melati.
Ehk iya ya bener, aku lupa., heboh yang mendengar di sekitar orang itu bicara.
Duuhhh dimas dimas kamu nikah mendadak bikin kecewa para emak emak disini., lebay yang lainnya.
Begitulah seterusnya, seperti mereka itu tak ada bosan bosannya membicarakan dimas.
Adira hanya diam pura pura tak mendengar.
Sedangkan bu asih sudah panas dingin mendengar semua itu, tapi sekuat hati menahan diri untuk tidak ikut bicara.
Adira juga mengingatkan agar sang ibu tidak ikut terpancing mendengar apa pun yang mereka katakan.
Sabar ya mak sabar., bisik adira.
. ......
Waktu dzuhur telah tiba, orang orang yang tadi membantu masak sudah pada pulang, hanya tinggal beberapa orang saudara dekat saja untuk membantu menghidangkan makanan nanti, setelah sholat dzuhur mereka duduk bersama adira dan bu asih ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu rombongan besan bu asih tiba.
Semangat ya buat othor. oiya Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh