NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti
Popularitas:159.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Berita Sudah Muncul

Langkah seseorang terdengar memasuki ruangan di mana Alanna dan keluarga Rayyan berkumpul. Senyumnya mengembang karena seorang pewarta berita sudah datang. Tak ada mimik terkejut dari mereka semua. Anthea pun hanya terdiam seakan pasrah dengan semuanya.

"Berita sudah kami naikkan," ujar pewarta berita tersebut.

Alanna serta ibunya tersenyum puas. Beda halnya dengan Zidane yang terus menatap ke arah Anthea yang sedari tadi menundukkan kepala.

"Bisa kamu jelaskan, Abel?"

Suara sang mami mertua mulai terdengar. Kepala yang awalnya menunduk perlahan dia tegakkan. Memberanikan diri menatap ke arah sang mami.

"Ketika aku menjelaskan, tolong dengarkan dan jangan dipotong dulu. Setelah selesai, terserah kalian mau berbicara apa."

Semuanya terdiam. Menatap serius wajah Anthea yang sudah sangat pasrah.

"Foto itu memang benar foto aku dan Zidane. Perihal aku yang sering menginap di rumah Zidane pun benar. Tapi, untuk tuduhan perihal aku sering dipake oleh Zidane, silahkan tanya Zidane sendiri. Jika, dia jujur aku akan sangat berterimakasih. Jika, sebaliknya juga aku akan tetap berterimakasih. Terimakasih sudah menenggelamkan aku ke jurang luka yang sama."

Semuanya tak bersuara mendengar penjelasan Anthea. Perempuan itu masih mencoba melengkungkan senyum di hadapan mereka semua.

"Jawab, Zidane!"

Alanna sudah menyuruh lelaki yang sedari tadi hanya diam saja. Semua orang pun menunggu jawaban Zidane.

"Iya, kita sering melakukannya."

Sudah Anthea duga itu jawabannya. Perempuan itu hanya tersenyum dengan sorot mata penuh dengan luka.

"Kalian dengar sendiri kan? Zidane sudah menja--"

"DIAM KAMU, ALANNA!"

Singa betina sudah mengeluarkan suara yang penuh dengan penekanan.

"Apa kamu tak mendengar jika jangan memotong penjelasan Abel?"

Mulut Alanna seketika tertutup rapat. Ternyata ibunda Rayyan begitu galak. Tatapannya begitu menakutkan.

"Kamu ingat-ingat lagi. Aku atau Kakak aku yang sudah kamu cicipi?" balas Anthea sembari menatap Zidane.

Mata Alanna melebar mendengar balasan dari Anthea. Apalagi dia melihat sang adik mengukirkan senyum ketika melontarkan pertanyaan itu kepada Zidane.

"Aku tak akan membela diri. Akan aku terima sekejam apapun kalian menyudutkan aku," lanjut Anthea dengan penuh keikhlasan.

"Jika, itu membuat kalian merasa menang dan bahagia lakukanlah. Aku sudah sangat terbiasa ditinggalkan bahkan dibuang. Jadi, itu bukan masalah besar untuk aku."

Rayyan menatap sang istri yang berkata dengan begitu tegar. Tapi, ada kesakitan yang tengah disembunyikan.

Sekarang, pandangan Anthea tertuju pada kedua orang tua Rayyan yang duduk berdampingan.

"Mami, Papi--"

Anthea membuang napas cukup berat sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aku tak akan menjelaskan lebih lanjut perihal foto itu. Aku diam dan tak menyangkal bukan berarti aku memang melakukan. Tapi, aku tak ingin semakin membuat keributan."

"Terserah penilaian Mami, Papi, dan keluarga yang lain saja. Mau aku bersumpah atas nama Tuhan sekalipun tetap saja aku akan selalu dituduh melakukan. Aku sudah siap menerima segala keputusan dari Mami, Papi juga keluarga besar."

Mencoba untuk kuat dan tegar. Padahal, hatinya sudah bergetar hebat. Terlihat tenang padahal hatinya dilanda ketakutan.

"Jangan percaya dengan ucapan manis Anthea. Dia pintar bersandiwara!" pekik sang ibu.

Anthea tersenyum. Atensinya kini tertuju pada ibundanya.

"Hidup aku memang di panggung sandiwara, Bu. Di mana aku selalu menjadi pemeran anak yang disakiti oleh ibunya sendiri. Jangankan kebahagiaan, kasih sayang pun tak pernah aku dapatkan. Aku selalu dibenci karena takdir Tuhan yang tiba-tiba."

"Bukan hanya Ibu dan Kak Alanna yang sakit dan sedih kehilangan Ayah. Aku lebih sedih karena aku melihat sendiri jalan Ayah dipanggil oleh Tuhan. Bayang kejadian itu masih melekat sampai sekarang."

Mata Anthea mulai berair. Namun, sebisa mungkin dia tak boleh menjatuhkan bulir bening.

"Dan Kak Alanna," ucapnya dengan nada bicara sedikit bergetar.

"Kakak adalah perempuan paling bodoh. Melepaskan lelaki yang begitu sempurna demi lelaki yang aku cinta dengan tujuan menyakiti aku. Padahal, lelaki itu tak sebaik lelaki yang begitu besar mencintai Kakak."

Darah Alanna mulai memanas. Dia sudah berdiri dan tangannya menunjuk ke arah Anthea.

"Jaga bicara kamu, Anthea!"

"Jangan lancang menunjuk istri gua, Jalank!" balas Rayyan dengan penuh emosi.

Semua orang yang berada di sana pun terkejut mendengar panggilan Rayyan pada Alanna. Anthea menatap Rayyan yang membelanya. Itu di luar ekspektasinya.

"Rayyan, buka mata kamu! Dia yang jal--"

"CUKUP, ALANNA!!"

Untuk kedua kalinya mami Sasa bersuara. Tatapannya semakin tajam.

"Maaf, Nyonya. Anthea memang sudah keter--"

"Siapa yang keterlaluan di sini?" tekan mami Sasa. Tatapan Mami Sasa sudah sangat berubah.

Mami Sasa mengambil sesuatu dari belakang kursi. Tumpukan uang kertas berwarna merah dia letakkan dengan kasar di depan besannya.

"Ini kan yang kalian inginkan?" ucapnya dengan mata yang masih menunjukkan kemarahan.

"AMBIL!" titahnya dengan penuh penekanan.

"Tapi, jangan pernah mengganggu hidup MENANTU SAYA LAGI."

Senyum yang terukir di wajah ibunda Anthea juga Alanna langsung pudar ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Mami Sasa.

"Anak yang Anda abaikan, adalah permata berharga yang sedang kami coba selamatkan."

Mata Anthea seketika berair mendengar ucapan mertuanya. Dan kini, tangannya digenggam oleh lelaki yang berada di sampingnya.

"Adik yang selalu kamu sakiti adalah wanita yang memiliki value tinggi dan pantas menduduki tempat khusus di keluarga kami."

Tertampar sudah Alanna dan ibunya oleh perkataan mami Sasa. Berniat ingin menjatuhkan malah dijatuhkan.

"Beritanya sudah muncul," ucap salah seorang yang datang dari dalam. Ya, si peretas ulung menantu dari Daddy Aksa.

Wajah Alanna dan ibunya kembali sumringah karena mendengar kabar berita yang mereka inginkan sudah muncul. Zidane yang pertama kali membaca berita itu malah membeku.

Anthea sudah menatap Rayyan dengan sorot mata penuh ketakutan. Rayyan mulai merangkul pundak Anthea dengan tatapan yang mencoba menenangkan.

"Bagaimana? Bukankah akan merusak reputasi keluarga besar kalian?" tanya Alanna dengan penuh percaya diri sambil menatap ke arah keluarga Rayyan.

Papi Restu menyalakan televisi besar yang ada di sana. Berita itu memang sudah muncul dan menjadi trending topik.

"Reputasi siapa yang kalian maksud?" Akhirnya, suara Papi Restu pun terdengar.

MENANTU DARI PEMILIK ZENTH CORPORATION DIFITNAH OLEH IBU KANDUNG SERTA KAKAKNYA SENDIRI JUGA MANTAN KEKASIHNYA.

Berita itupun menayangkan video di mana Alanna dan juga ibunya menyerang Anthea. Juga Zidane yang juga ikut berkata. Alanna mulai ketar-ketir. Dia segera menghubungi Alvaro. Orang yang membawa Alanna pulang ke Indonesia dan membantunya untuk menyerang keluarga Rayyan.

Langkah kaki terdengar. Alvaro tersenyum ke arah Alanna dengan ponsel di tangan. Dia juga mengangguk hormat kepada Papi Restu dan yang lainnya. Juga menepuk pundak Rayyan layaknya sahabat dekat. Alanna melebarkan mata.

"Alvaro, kamu--"

Alvaro pun tertawa. Tangannya dia masukkan ke dalam saku celana dengan mata yang tertuju pada tiga manusia tak tahu malu.

"Kalian pikir saya bodoh akan mengikuti permainan kalian? Dan sekarang, kalian yang masuk perangkap permainan saya."

"SIYALAN!!" Alvaro malah tertawa.

"Welcome to kandang singa yang sesungguhnya."

...**** BERSAMBUNG ****...

Udah double ya. Jangan lupa komennya kencengin lagi, ya.

1
betters
pundung mah merugikan
Maya Lara Faderik
tamat kah..
Yus Nita
kontak bathin si Tuan, namaa ny di sebut
Rahmawati Abdillah
udah mampir ya ,nie selalu setia menanti next episode si lala
Salim S
anaknya abang Er plek ketiplek papanya, karena waktu aruna ngidam yg di kerjain para kulkas 12 puntu kalau anaknya Reyn tantruman kaya s Tuan,dan anaknya Rayyan yg satu sabar nya kaya Pangeran yg satu tantruman kaya s Tuan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/....kurang thor bonchap nya....lanjuuut
Salmi Ati
wah rumah papi restu kayak pasar malam klo semua cucu dan menantunya kumpul
sum mia
bikin ngakak aja kalau mereka para bocil cucu papi Restu kumpul . dan si El tetep jadi Radja yang berpengaruh . bukan hanya para bocil bahkan yang dewasa pun ikutan kicep dengar teriakannya . 🤣🤣🤣🤣
aku dah baca kak , tapi baru 1 bab , ini baru bisa dan sempat buka NT . pasti lanjut baca lah kak . seru juga bikin greget .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍 bonchap nya ditambah lagi juga masih mau kak fie
DozkyCrazy
mauuuu
DozkyCrazy
😁😁 dasaar
Herman Lim
tambah donk Thor
Nining Dwi Astuti
dah baca yg baru ini lg nunggu bonchap lagi siapa tau khilaf kasih yg banyak bonchapY🤣🤣🤣🤣✌🏻
Purnama Pasedu
rame dech
Ita Rosdiana
udah ka, lanjut bonchap dong
NadiraDira
udah kesana thor...lanjutkannnn
aisya
yaaaaa lg seruuuuu.... lanjut lagiiiiii
Novita Sari
lagi dong thour,lucu klau ada ank2 balita
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
boncap nya kurang othor ,mash pengen lanjuuuuuuut lg

oke otw ke yg baru
Saadah Rangkuti
sudah kok thor 🥰
Ida Farida
sudah donk kak
herni herni
aku udah melipir episode 1 kak. lagi nggu lanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!