Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife

BAB 11

Leon pulang ke kediaman keluarganya, pria itu mendadak menerima telepon dari asisten ayahnya jika kedua orang tuanya mempertanyakan sekaligus ingin mendengar penjelasan siapa wanita yang Leon ajak ke acara lelang.

“Apa yang ingin mom dan dad tanyakan sampai memanggilku malam-malam seperti ini?”, tanya Leon formal. Ia melihat senyum di wajah keriput ibunya, ada pancaran bahagia dari wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

“Leon, daddy menerima kabar kalau kau pergi ke acara lelang bersama seorang gadis, benar seperti itu?, tanya Tuan Torres.

“Siapa perempuan itu?, gadis cantik dan anggun, mom yakin pilihanmu kali ini tidak akan salah”, Nyonya Torres mengulas senyumnya

“Ck, kenapa kalian selalu mengawasi ku?”, dingin Leon yang benci selalu dibayang-bayangi orang-orang terpercaya ayahnya.

“Kau ini, ingat usia mu Leon, mom juga sudah tua, kau harus segera menikah agar ada sosok yang menemani mu. Katakan siapa gadis itu? Mom ingin bertemu dengannya”.

“Dia hanya wanita bayaran, tidak lebih”, bohong Leon

Sontak kedua orang tuanya saling menatap lalu beralih pada Leon memastikan putra tunggal mereka tidak sedang berbohong, dan ya seperti biasa dengan wajah datar Leon tidak menunjukkan tanda kebohongan sedikit pun.

“Kau tidak sedang berbohong?”, selidik Tuan Torres.

“Tidak”, tegas Leon menyesap teh hangat di depannya.

“Kenapa kau membayar seorang wanita?, ingat Leon di keluarga kita, tidak boleh ada anak yang lahir di luar pernikahan, jangan lupakan itu”, Nyonya Torres mengingatkan putranya mengenai peraturan yang mengikat di keluarga besar mereka.

“Aku tahu”, sahut Leon menyandarkan tubuh pada sofa. Itulah alasannya ia tidak pernah menyentuh Megan lebih dari cumbuan, karena jika terjadi sudah di pastikan kedua orang tua serta keluarga besarnya akan malu dan mendepaknya secara tidak hormat dari keluarga Torres. Hanya Pamela lah wanita pertama bagi Leon, namun sangat di sayangkan Leon menggunakan jasa spesialis obgyn terbaik untuk mencegah istrinya hamil.

“JAWAB LEON”, bentak Nyonya Torres yang kesal. “Kau itu benar-benar keterlaluan, selalu membuatku mengulang pertanyaan”.

“Kalian tahu, di acara itu ada Megan dan Dylan. Mana mungkin aku menghadiri acara penting tanpa pasangan?, sisanya pikirkan saja sendiri”, jawab Leon malas.

Tuan dan Nyonya Torres sangat berharap wanita cantik itu pengganti Megan mantan kekasih Leon tapi usai mendengar penjelasan dari putranya bahwa Pamela hanya wanita bayaran kedua orang tuanya pun merasa kecewa.

“Aku pikir, gadis itu calon menantuku”, gumam Nyonya Torres.

“Sebaiknya kita jodohkan saja bocah nakal ini”, sahut Tuan Torres.

“Aku ingin perempuan seperti gadis itu, wajahnya benar-benar tulus dan keibuan”, ucap Nyonya Torres.

“Ck, tulus? Pamela tidak sebaik yang kalian pikir mom, dad. Dia menikah dengan ku hanya karena uang. Memang wanita murahan”, umpat Leon di hatinya.

“Terserah kalian”, jawab Leon yang melupakan Pamela di penthouse, tidak mengakui jika wanita itu adalah istri sahnya yang tercatat di badan kependudukan Spanyol.

**

Sedangkan di penthouse, seakan tak pernah jera pada hukuman yang selalu Leon berikan karena Pamela tak menurut pada suami kejamnya itu.

Pamela tergesa-gesa mandi bahkan memasukan beberapa pakaian ke dalam tas miliknya, “Aku harus pergi dan kembali sebelum Leon pulang, Ya uang ini setidaknya cukup”. Pamela memasukan uang 3000 Euro ke dalam dompet, sebagai dana cash yang ia pegang.

Melihat suaminya pergi terburu-buru, Pamela yakin ada masalah penting yang ditangani oleh Leon. Akhirnya ia pun keluar dari unit apartemen membawa uang yang Leon berikan padanya, kemana lagi tujuannya kalau bukan rumah sakit?. Pamela merindukan neneknya, setidaknya ingin bersama walaupun hanya sebentar.

Kali ini dirinya tidak lupa memesan jasa taksi online yang menunggu di seberang jalan gedung apartemen.  

“Itu dia taksinya”, Pamela mulai menyebrang jalan, namun kejadian beberapa hari lalu terulang saat dirinya hampir tertabrak mobil Dylan, “Ah”, pekik Pamela yang terpelanting ke aspal cukup keras.

“Akhirnya”, gumam Dylan tidak panik sama sekali. Ternyata pria rival bisnis Leon ini mengamati secara langsung sekitar penthouse. Usahanya membuahkan hasil meski di larutnya malam Dylan tidak peduli.

“PAMELA”, teriak Dylan. “Aku bantu”, Dylan membantu istri Leonard berdiri dan membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor. “Sebaiknya kita ke rumah sakit”.

“Tidak perlu tuan, aku tidak apa-apa”

“Tanganmu, mungkin saja tanganmu terluka lagi”, cegah Dylan.

“Ini sudah sembuh tuan, bisa anda lihat sendiri”, Pamela mengangkat tangannya, menunjukan pada Dylan.

“Baiklah”

Dylan senang bukan main dapat bertemu kembali dengan wanita milik rivalnya itu, “Aku tidak akan mudah menyerah Pamela, akan ku dapatkan kau”,  mendapat penolakan dari Pamela tidak membuat Dylan menjauh justru semakin semangat untuk mendapatkan  hati wanita yang tidak terpengaruh olehnya.

“Padahal aku ini tampan, tidak jauh dari pria kejam itu, ya dari segi kekuasaan dan harta memang tidak sebanding dengan Aleandro”, monolog Dylan yang sangat yakin bisa merebut untuk kedua kalinya wanita dari sisi Leon.

“Ah sial, kemana dia?”, Dylan mencari Pamela yang menghilang di tengah jalan. Kedua matanya menyipit dan mencari dimana keberadaan wanita itu.

“Ah rupanya gadis cantik itu sudah memesan taksi”, senyum Dylan, lagi-lagi Pamela berbeda dari kebanyakan wanita.”Perempuan hebat”, ucap Dylan, di saat tengah malam hari Pamela masih berpergian hanya menggunakan taksi.

Dylan mengikuti Pamela ke rumah sakit, menjaga jarak berjalan di belakang gadis pujaannya.

“Untuk apa dia malam-malam ke rumah sakit?, bukankah dia hanya pelayan bar? Bukan dokter”, penasaran Dylan. Semakin masuk ke dalam, Dylan berpikir jika Pamela hendak menjenguk seseorang di salah satu ruangan VVIP.

“Mampu juga dia membayar mahal”, oceh Dylan.

Karena pintu yang tidak tertutup sempurna, Dylan dengan mudah mengintip dan menguping pembicaraan dari dalam ruangan.

“Siapa wanita tua itu? Nenek? Maksudnya Nenek Pamela?. Jadi dia menjenguk neneknya yang sedang sakit malam begini?, ah wanita penuh misteri”, pikir Dylan. Ia pun mengetahui jika nenek Pamela sedang sakit dan mendapat perawatan di rumah sakit milik keluarga Torres.

“Tapi kenapa semua harus berurusan dengan keluarga Torres?, kenapa kau tidak mencari rumah sakit lain Pamela?”, ucap Dylan yang masih betah menguping di balik pintu, entah sudah berapa banyak orang yang menatapnya aneh, mereka yang berlalu-lalang tahu persis siapa pria tidak sopan itu, jelaslah putra kedua keluarga Manassero yang sangat terkenal sosok casanova dan memamerkan harta keluarganya.

“Apa mungkin kamu mendapat bayaran untuk pengobatan nenekmu? Kamu rela menjadi ja**** bagi Leon?. Terbuat dari apa kamu sebenarnya Pamela”, Dylan menebak bahwa Pamela bersedia menjadi pelampiasan seorang Leonard karena uang untuk neneknya.

"Kau benar-benar wanita yang baik”, Dylan tersenyum hangat pada pintu di depannya, kemudian sebuah  ide pun terlintas dalam benaknya.

...TBC...