Angel dan kawan -kawan nya harus menangani satu orang wanita yg terus di ganggu oleh penghuni Rumah yg dia tinggali.. wanita itu terus saja di bayang -bayangi oleh satu sosok wanita misterius, yg selalu menampakan diri nya pada malam -malam tertentu..
sanggupkah Angel menghadapi mahluk tersebut.. Yuk ikuti kisah nya..
novel ini adalah lanjutan cerita dari CINTA GADIS INDIGO.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khaira shafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23: lengsir wengi..
"setiap malam -malam tertentu mba Rini, selalu menyiapkan sesajen, berupa, kopi hitam, teh tawar, bunga tujuh rupa, dan juga bunga kantil merah, tujuh buah, serta ada sesuatu yg selalu dia simpan di dalam mangkuk hitam benda itu, selalu ia tutupi dengan kain putih, dan semua sajen itu dia bawa ke dalam sebuah kamar yg ada di lantai dua, rumah ini. Kamar itu selalu terkunci, tidak boleh ada yg membuka nya, selain mba Rini, suatu ketika saat malam purnama merah, kamar itu tidak sengaja di buka oleh seorang pembantu yg bekerja di sini, saat mba Rini menyiapkan sesajen itu, dan saat ia tahu jika kamar itu di buka, dan ada orang lain yg masuk ke dalam nya selain dia, mba rini sangat marah, sehingga membuat nya memecat pembantu itu. Satu minggu kemudian, keluarga kami mendengar jika pembantu itu tiba-tiba saja meninggal,. awal nya ayah, kami tidak pernah berfikir, jika kematian pembantu itu ada hubungan nya dengan kamar itu, namun ketka ayah memberi tahu mba Rini, tentang kematian itu, dia hanya tersenyum, dan berkata sudah sepantas nya, jika pembantu itu mati, karena dia sudah lancang masuk ke dalam kamar itu. sehingga keluarga kami yakin, jika kematian pembantu itu, memang ada kaitan nya dengan kamar itu. Sampai dengan saat ini, tidak ada yg berani membuka kamar itu, walau pun mba Rini, sudah tidak lagi tinggal di sini.. Kamar itu tetap tertutup rapat, tidak ada yg berani membuka nya. Namun aneh nya, jika mba Rini, sudah memberian sajen itu, ke esokan hari nya, mba Rini selalu terlihat cantik, wajah nya berseri-seri, dan selalu di puji oleh orang -orang yg dulu menghina nya." cerita bu Arini pada Angel dan yg lain nya.
"berarti kamar itu, adalah tempat d mana nyonya marini melakukan ritual itu?" tanya Rizal.. Bu Arini hanya mengangguk saja.. "oke, mungkin kita bisa mulai dengan membuka kamar itu, apa bu Arini, memiliki kunci kamar itu?" tanya Sandy.
Bu Arini memberikan kunci kamar itu pada Ryan, "ini kunci nya nak Ryan, ibu bisa percaya kan pada kalian?" tanya nya.. Ryan mengangguk, "ya bu, kami akan berusaha untuk memecahkan misteri rumah ini.." jawab nya, ia mengambil kunci kamar itu.
"aku ijin k toilet dulu sebentar ya..?" ucap Angel pada yg lain nya, mereka semua mengangguk.. Angel pun memisahkan diri dari mereka semua. Ia pergi ke sebuah toilet yg berdekatan dengan dapur rumah itu.
Dengan santai nya Angel diam di toilet itu, tidak butuh waktu lama, ia pun keluar dari toilet itu, a berjalan menyusuri ruang dapur itu. Ia melihat bu Arini, yg sibuk menyiapkan sesuatu di sana.
Ia sedikit heran, sejak kapan bu Arini berada d dapur itu, karena se'ingat nya, bu Arni tidak mengikut nya tadi. Ia menghampiri bu Arini di sana.
Ia melihat nampan besar, dengan sajen yg tadi bu Arini ceritakan pada Angel dan yg lain nya. "loh, bu.. Bu juga ikut menyiap kan sajen ini juga?" tanya Angel..
Wanita paru baya itu mengangguk.. "iya nduk, malam ini kan, malam purnama.. Jadi saya harus menyiapkan ini semua untuk dia.." jawab nya. Angel semakin heran saat mendengar jawaban itu,
"loh, seharus nya kan, yg menyiapkan itu semua itu nyonya marini, kok ini malah bu Arini juga ikutan sih.." batin nya bertanya- tanya. Setelah selesai menyiapkan sajen itu bu Arini memawa nya.
Angel nampak penasaran dengan itu semua, ia megikuti bu Arini di belakang nya, perlahan -lahan, dan dengan hati-hati Arini membawa nampan besar itu, tibalah kini mereka berdua, di sebuah kamar yg terkunci..
Terlihat bu Arini membuka kunci kamar itu, ia kini berbalik ke arah Angel, dan menatap nya dingin.. "Nuk, kamu di sini saja ya, kamu tidak boleh masuk ke sini, biar saa saja yg masuk ke dalam.." ucap nya.
Angel terdia, ia mengangguk saja, ia juga tidak berani melangkahkan kaki nya untuk ikut masuk ke dalam kamar itu. bu Arini kini sudah berada di dalam kamar itu, dan kembali menutup pintu nya.
"heh.. Ngel..! sedang apa kau di sini? Kami semua menunggu mu di bawah tadi, tapi kau tidak datang - datang.." ucap Sandy, sambil menyentuh bahu gadis itu.
Angel terkejut melihat nya.. Ia juga semaki terkejut saat melihat bu Arini yg ada di samping Sandy.. "Bu... Bukan nya bu Arini tadi di dalam..? Aku melihat mu masuk dengan membawa sajen yg kau siapkan tadi di dapur..?" ucap Angel terbata.. Ia masih terkejut melihat bu Arini..
Rizal mengerti dengan situasi yg terjadi, ia langsung menghampiri Angel dan berdiri di samping nya. "SEPERTI NYA, MALAM INI SUDAH DI MULAI.." ucap nya ada semua orang yg ada di sana..
Tiba-tiba saja, semua lampu yg ada di rumah itu padam, tidak ada cahaya sama sekali yg menerangi mereka.. Ryan melihat sekeliling nya, ia lalu menutup mata nya.
Begitu juga dengan Sandy.. Ia membuka mata batin nya, yg selama ini sudah ia tutup.. "kau benr Zal, seperti nya kita sudah masuk ke dunia mereka.." ucap Sandy..
Kini mereka berempat telah bersiap, mereka saling menatap lalu mengangguk bersamaan, "tetaplah di samping ku Fan, jangan jauh dari ku.." ucap Rizal, Angel hanya mengangguk..
Duk... Duk.... Duk... Terdengar satu ketukan besar di belakang mereka, yg berasal dari dalam kamar itu.. Semua orang menatap pintu kamar itu.. "tidak jangan di buka..! Dia ingin melarikan diri dari kamar itu.." ucap Angel..
Sandy memundurkan langkah nya, ia nampak tidak berani mendekati pintu itu... "Bukaaaa... Bukaaa.. Bukaaaa pintu nyaaa... Saya lapar... Berikan makanan saya.." teriak seseorang dari kamar itu..
Angel hanya menggelengkan kepala nya saja. "tidak zal, jangan di buka.." ucap nya... tiba -tiba lampu yg tadi nya padam mulai menyala dengan sendiri nya..
Terdengar suara tabuhan gamelan, yg terdengar jelas dari dalam kamar itu, dan seseorang yg ikut bernyanyi, menyamai dengn tabuhan gamelan itu..
Lingsir wengi
Sepi durung bisa nendra
Kagodha mring wewayang
Ngerindhu ati
Kawitane
Mung sembrana njur kulina
Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna
Nanging duh tibane
Aku dhewe kang nemahi
Nandang branta
Kadung lara
Sambat sambat sapa
Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi
Kawitane mung sembrana njur kulina
Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna
Nanging duh tibane
Aku dhewe kang nemahi
Nandang branta
Kadung lara
Sambat sambat sapa
Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi
Janjine muga bisa tak ugemi
Angel hanya bisa terdiam, ia terbawa alur dengan nyanyian itu, tatapan nya berubah menjadi kosong..
bersambung