Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.11
Akhirnya Zalina pun duduk tepat disamping Tio dan memulai makan malam bersama dengan Tio untuk pertama kalinya setelah keduanya resmi menikah.
Tidak ada perbincangan apapun diantara keduanya saat melakukan makan malam itu,bahkan tidak ada yang mengeluarkan suara sedikit pun.
Keduanya nampak sibuk dengan pikiran masing masing dan fokus dengan makanan yang mereka santap malam itu.
Setelah selesai menyantap makanan nya tanpa sepatah katapun Tio langsung meninggalkan Zalina yang masih menyelesaikan makan nya.
Rasa lega pun dirasa gadis manis itu saat Tio beranjak pergi meninggalkan dirinya.Sesak dan juga takut terus menyertai Zalina kala dirinya berada didekat Tio.
Secara pria itu begitu selalu terlihat emosi dan marah jika berada ditempat yang sama dengannya.Namun rasanya kelegaan itu tidak akan bertahan lama saat Tio mendatangi kamarnya dan memintanya untuk pindah kekamar dan tidur dikamar yang sama dengan nya.
"Jangan dulu dibereskan,lebih baik sekarang kamu bawa koper kamu kekamar aku dan bereskan disana"
Suara bariton Tio menghentikan gerak tangan Zalina yang baru saja akan membuka kopernya dan membereskan barang barang pribadinya kedalam lemari yang ada dikamar yang digunakan oleh Zalina saat ini.
"Ma_maksud Mas Tio apa?"tanya Zalina yang kebingungan.
Kemarin menyuruhnya untuk jauh jauh dan melarang nya menggunakan kamar yang sama,kini memintanya pindah kamar lagi dengan menggunakan kamar yang sama.
"Telinga kamu tuli ya?aku bilang bawa barang kamu kemakar aku dan bereska disana,ngerti tidak sih?dasar bodoh"
"Iya maaf,baiklah saya akan segera membawa semua barang nya kesana"
"Dasar labil"gumam Zalina dalam hati.
Lelah rasanya menghadapi pria yang hanya tua di umur tapi aslinya begitu bocah.Labil nya melebihi anak abegeh yang baru netes dan baru mengenal dunia.
Dengan langkah kaki yang agak sedikit kesusahan Zalina pun membawa koper dan tas besarnya kelantai atas dimana kamar Tio berada.
Saat tiba dikamar yang super luas itu Zalina sama sekali tidak melihat penampakan pria super nyebelin karena tingkat kelabilan nya diatas rata rata.
Zalina pun membuka satu persatu lemari untuk mengecek lemari yang mana yang sekiranya kosong dan bisa dia gunakan untuk menyimpan semua barang dan baju baju miliknya.
Sejenak Zalina begitu mengagumi interior dikamar cowok labil itu.Semua isinya begitu tertata dengan rapih dan bersih.
Namun ada satu hal yang membuatnya sedikit kebingungan,disana tidak nampak satu pun foto sang Mamah yang diketahuinya begitu Tio cintai.
"Apa sesakit itu luka yang Mamah torehkan sehingga dia enggan menyimpan fotonya meski pun hanya satu sekali"gumam Zalina lagi dalam hati.
"Maafkan Mamah ya Mas,semoga kelak kalian mendapatkan kebahagiaan kalian masing masing"lanjut Zalina lagi bergumam dalam hatinya lalu melanjutkan lagi kegiatan nya membereskan semua barang yang dia bawa tadi dari rumah sang nenek.
*
*
Tepat tengah malam Tio mulai memasuki kamarnya setelah bersibuk ria diruang kerjanya menyelesaikan semua tugasnya yang dia bawa pulang kerumah.
Meski gila kerja Tio typekal orang yang begitu menghindari bekerja lembur dikantornya.Beberapa pengalaman kurang mengenakan dan bahkan berakhir dengan hancurnya rumah tangga mereka yang di alami rekan kerja nya membuat Tio sedikit membatasi waktu kerja nya didalam kantor.
Begitu banyak para atasan yang jadi incaran para karyawati dan sekertaris kegatelan yang menggunakan waktu lembur para atasan nya untuk mereka jerat.Membuat Tio sedikit bergidik ngeri dan begitu menghindari bekerja lembur dikantor dan selalu akan pulang tepat waktu lalu menyelesaikan pekerjaan itu dirumah.
Itulah kenapa tadi Tio terlebih dulu tiba dirumah ketimbang Zalina dan itu membuatnya kesal saat tidak mendapati istri kecilnya itu tidak ada dirumah.
Tio cukup tertegun saat melihat tubuh mungil sang istri tengah tertidur lelap disofa yang ada didalam kamarnya dengan berselimutkan selimut kecil dan tipis yang sengaja dia bawa dari rumah sang nenek dan merupakan selimut kesayang yang selalu dia gunakan saat menonton atau mengerjakan tugas kuliahnya yang kadang hingga larut malam.
Tio menghela nafas panjang sebelum dirinya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk beristirahat.
"Kenapa aku harus merasa bersalah seperti ini?bukan kah dia pantas mendapatkan nya setelah apa yang mereka lakukan padaku?" .
...****************...
kesetrum