Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 23
JUNIOR KECIL?? BENARKAH???
Paris airport
[“Sebentar lagi aku akan kembali! Sabar ya sayang!”] sambil berjalan, Tiara juga berbicara dengan Sai, kekasihnya lewat ponsel.
[“.......”]
[“Aku juga harus sesekali menemui Noah dan Hari. Aku khawatir mereka akan terjerumus lebih dalam, aku juga sedikit kasihan dengan hubungan Sakura.”]
[“......”]
[“Akan ku ceritakan semuanya, okay bye sayang muachh!”] sebuah kiss bye Tiara berikan lewat ponsel sebelum menutup kembali telepon mereka.
Di sisi lain. Sakura juga sebentar lagi akan ada pemotretan di Rusia, mungkin setelah itu dia akan mengambil cuti dan berlibur di Inggris.
...***...
Noah dan Hari segera menata seluruh peralatan dapur, Noah menata bahan makanan di lemari es, sementara Hari menata peralatan memasak. Setelah selesai di area dapur, kini kedua pasangan tadi duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan sebuah televisi besar, di atas meja juga sudah ada ayam crispy yang siap di lahap.
“Haaa lezatnya” girang Hari saat berhasil merasakan enaknya ayam crispy tadi. Sementara Noah menggeleng pelan.
“Kau tidak pernah makan ini?”
“Pernah, tapi ini lebih lezat karena ayam London!” sesekali melahap paha ayam crispy. Mereka masih sibuk melanjutkan hidangan ayam tersebut hingga hanya terdengar bunyi renyahan daging ayam yang terbalut dengan tepung.
“Selesai dan-- Tada!!” satu ice cream dengan wadah jumbo baru saja terbuka. Hari juga sudah menyiapkan sendok dan mulai melahapnya, sangat nikmat. Sementara Noah hanya heran menatap istri dengan gentong besar di dalam perutnya sehingga dapat menampung banyaknya sisa makanan.
Menyadari bahwa Noah terus memperhatikannya. “Kau mau?” tawar Hari.
“Tidak terima kasih. Itu mengandung lemak!” pria itu juga baru saja menghabiskan daging ayamnya.
“Ya sudah!” kembali melahap sendiri.
Sambil menatap Hari, Noah masih enggan berpaling. Entah kenapa dia sangat menikmati wanita itu, apalagi saat melahap ice cream ukuran jumbo.
Terlintas di pikirannya saat wanita itu merengek seperti seorang anak hanya karena ice cream membuat Noah terkekeh geli.
“Kau kenapa?” suara Hari kembali menyadarkannya.
Dengan wajah datar dan gugup, Noah menatap Hari yang merasa takut— takut jika sampai pria itu gila karena tertawa tiba-tiba.
“Besok aku akan mencari makam ibuku. Bagaimana denganmu?”
“Apa?” keduanya saling memandang.
“Apa kau jadi mencari ayahmu?”
“.....” manik cokelat terang itu beralih ke arah lain, Hari benar, dia harus mencari keberadaan ayahnya. Wanita itu langsung terdiam saat lagi-lagi melihat ekspresi Noah yang hanya diam, jujur saja Hari paling tidak enak saat melihat seseorang bermasalah dengan orang tua mereka.
“Apa kau pernah bertemu ibumu?”
“Kenapa kau bertanya?”
“Apa tidak boleh aku bertanya? Lagi pula tidak ada orang lain di sini selain kita. Aku bisa mencurahkan hatiku untukmu dan kau juga bisa!” senyuman Hari sangat manis seperti gula tapi, pembicaraan itu membuat Noah muak jika harus mengenai ibunya.
“Tidak akan ada hati di antara kita.” Hari kembali melahap ice cream nya, malas bercerita dengan orang seperti Noah.
“Katakan padaku. Apa kau sudah melaporkan orang yang mencuri uang mu?” Hari membelalak dengan sendok di dalam mulutnya.
-'Bagaimana dia tahu?' Noah terseringai miring saat melihat ekspresi Hari seolah kaget. Jangan anggap remeh, bagi Noah sangat mudah mencari informasi tentang istrinya.
“Kau menguntit ku?”
“Tidak. Aku bahkan bisa dengan mudah mencari pencuri itu!” dengan tampang sombong nya Noah tersenyum kecil.
“Tidak perlu. Aku juga sudah terlanjur menikah dengan mu.”
Tak butuh waktu lama bagi seorang Hari untuk menghabiskan ice cream tadi. Rasanya perut ingin meletus, ia bersandar di punggung sofa. Entah apa yang terjadi, tapi karena otak beku Hari yang terlalu banyak memakan ice cream, ucapannya menjadi melantur kemana-mana, seperti saat ini.
“Noah!”
“Hm?”
“Apa yang di katakan Tiara itu benar— kau mempunyai ukuran penis yang kecil?” seketika tersedak air liur, Noah menatap penuh penekanan ke arah Hari.
“Ap-apa? Dia wanita gila, jika kecil aku tidak akan mau bermain dengan banyak wanita.” Emosi si pirang meluap. Tidak ada respon dari si wanita, Noah memilih pergi ke dapur meminum segelas air untuk menjernihkan pikiran. Bisa-bisanya Hari mengatakan hal konyol, <
“Kalau sudah selesai, cepat bersihkan semua— nya.” Geram? Tentu! Pria itu rasanya lemas dan mati kutu saat melihat sosok wanita tak berdosa terlelap di sofa sementara sampah makanan ada di atas meja.
“Bagus sekali! Setelah makan langsung tidur, orang macam apa dia! Hffuu....”
Tak ada pilihan lain, Noah mulai menyelipkan tangan kanannya di antara kaki Hari dan sofa, sementara tangan kiri menelusup ke punggung Hari dan mulai menggendong ala bridal style. Hari masih terlelap di pelukan hangat Noah, sedangkan Noah sesekali menatap wajah tenang Hari saat tidur.
Perlahan ia mulai membaringkannya di atas kasur, memberinya selimut lalu menatapnya sejenak. “Cih, she sleeps like a sleeping beauty!” bibir Noah melengkung kecil berjalan keluar kamar. Karena Hari tidur, dia terpaksa harus membersihkan meja serta membuang sampah-sampah di sana, padahal tidak ada di kontrak.
...***...
Cahaya sang Surya menyinari seluruh kota London, aktivitas kembali ricuh di jalanan yang ada. Hari pertama tinggal berdua bersama Hinata sudah membuat Noah pening.
Saat ini pria bertubuh tegap dengan setelan kemeja putih dan dasi yang rapi sudah bersiap hendak pergi ke kantor Harrison yang ada di Inggris. Namun sebelum itu, ada baiknya sarapan mengisi perut dan otak. Noah keluar dari kamarnya sembari membenarkan dasi hitamnya yang sudah melingkar di lehernya.
Pria tampan berpupil mata cokelat bak lumpur terang mengkilat itu berjalan menuju ke arah dapur, tepatnya di meja makan, untuk apa? Tentunya untuk bersiap sarapan.
“Belum ada makanan?” Noah berkerut dahi, berjalan menuju ke lemari es, mungkin saja wanita aneh itu menyimpan makanan buatannya di dalam sana.
Namun nihil, tidak ada tanda-tanda makanan buatan, bahkan ia sadar bahwa bekakas dapur juga masih bersih tak terpakai. Jbreedd!
“HARI!!” teriak Noah setelah menutup kasar pintu lemari es, berjalan dengan langkah panjang menuju kamar Hari.
“Hari!” ia langsung masuk saat pintu tak di kunci, seketika berdiri mematung melihat ke arah ranjang. Seorang wanita masih terlelap tidur membelakangi Noah.
“Masih tidur rupanya, heh! Kau melupakan kontrak kita hm.” Noah berjalan perlahan mendekat ke arah Hari yang masih terlelap dengan mengorok keras.
Dengan senyuman jail bercampur marah, Noah mulai naik ke atas ranjang dan kini dia tepat di belakang Hari. Kedua mata Noah membelalak saat melihat pemandangan indah tak terduga, sebuah bongkahan daging lembut dan terlihat mulus. Hari sudah terbiasa tidur mengenakan sebuah T-shirt, apalagi dia sadar kalau dirinya tidak satu ranjang dengan si Rubah menyebalkan itu.
-'Lupakan Noah, hentikan!' sebisa mungkin pria itu mengalihkan pandangannya dan beralih ke sisi wajah Hari yang masih terlihat tenang.
Jari-jari Noah mencoba menyingkirkan helaian Surai yang menutupi telinga wanita itu sehingga kini Noah dapat melihat wajah cantiknya, begitu polos dan sayu.
Hendak meneriaki nya, namun Noah urungkan. Senyuman kecil terukir di sudut bibirnya, perlahan tapi pasti, jari telunjuk Noah membelai lembut dari pelipis Hari sampai ke pipi gembilnya.
“Haiss! Dia tertidur tanpa dosa. CK dasar aneh!” entah ada apa dengan pikiran Noah, namun pria itu memilih beranjak pergi dengan perasaan kesal, hanya saja wajah Hari saat tidur mengingatkan dirinya akan sang ibunda.
...🛫📍🛬...