Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hana dan Weni 2
Hana masih saja memeluk Weni yang sudah terlelap di sofa yang ada disana.
Dia memilih akan tinggal disana dan menemani Weni yang sedang bersedih.
"Mbak, semoga saja kebahagian akan datang padamu nanti, aku yakin kau wanita kuat dan akan bisa melewati semua nya" ucap Hana dengan lirih.
"Aku sendiri saja belum tentu bisa melewati semuanya dengan baik-baik saja. Aku salut padamu, Mbak" ucap Hana kembali dengan memandang wajah Weni sendu.
Malam hari nya , Hana dengan berani melihat siapa yang menelpon ke ponsel Weni. Dia melihat ada nama Ayah disana.
"Aku angkat aja deh daripada nanti Ayah dan Bunda nya Mbak Weni semakin khawatir" gumam Hana.
Lalu Hana mengangkat panggilan telepon dari Ayah Weni.
"Halo assalamualaikum, Tuan" ucap Hana dengan sopan.
"Waalaikumsallam, loh kok bukan suara Weni putri ku" balas Ayah Weni
"Maaf Tuan, Bu Weni sudah tidur dan ini saya bawahannya" ucap Hana lembut
"Ohh sudah tidur, saya kira kenapa-napa. Yaudah kalau dia bangun tolong kasih tau untuk menelpon saya kembali ya" pinta Ayah Weni.
"Baik Tuan, nanti saya akan kasih tahu Bu Weni" balas Hana.
Tut.
Panggilan di akhiri oleh Ayah Weni, Hana terdiam dengan begitu banyak pikiran.
Hana tahu, bahwa orangtua Weni pasti tidak tahu yang sesungguh nya pada keadaan sang Putri.
Hingga Hana memutuskan untuk pergi keluar terlebih dulu. Karena ia akan melihat teman-temannya.
Hana berjalan ke arah dapur, ia tahu pasti yang lainnya ada disana soalnya Restoran sudah sepi dan rapih.
"Mbak" panggil Vio
"Minta minum dong" ucap Hana dengan mengambil gelas milik Vio.
"Ihhh Mbak kebiasaan deh" gerutu Vio
Hana hanya cengengesan saja, lalu Hana duduk di sebelah Dise.
"Mbak, Mbak Weni gak pulang?" tanya Vio lirih
"Biarkan saja dia disini" balas Hana menghela nafas.
Lalu Hana menceritakan bahwa Aldi dan Weni memang suami istri, tetapi Aldi terpaksa karena ancaman Ayah nya. Hana tidak menceritakan semua nya karena ia tidak punya hak.
"Kasihan sekali ya Mbak Weni, tapi aku juga kagum dengan dia, dia itu cantik, pintar , kuat. Ahhhh wanita idaman gak sih" ucap Dise dengan tertawa renyah.
"Ialah, dia itu idaman sekali" timpal Amar dengan cengengesan.
Hana hanya terkekeh dan kembali ke ruangan Weni, ia membawa makanan dan minuman untuk Weni, karena yang Hana tahu Weni belum makan sama sekali.
Sedangkan yang lainnya juga kembali ke kamar, mereka akan istirahat karena besok akan datang bahan makanan dan Amar akan berbelanja.
Weni mengerjapkan mata nya dan ia baru ingat bahwa diri nya masih di Restoran.
Ceklek
Pintu terbuka dan masuklah Hana yang membawa makanan dan minuman untuk Weni.
"Makanlah dulu, Mbak" ucap Hana tersenyum.
"Maaf, jadi merepotkan" balas Weni tak enak.
"Tidak apa, makan saja dulu baru bersihkan tubuh nya. Aku sudah siapkan pakaian ganti untuk Mbak" ucap Hana menunjukan papper bag yang ada di meja kerja Weni.
Weni menganggukan kepala nya dan langsung saja melahap makanan yang Hana berikan. Weni tidak akan pulang malam ini, ia akan bermalam di Restoran karena untuk pulang sudah terlalu larut.
"Oh iya Mbak, tadi Ayah Mbak Weni menelpon dan aku angkat, maaf tak sopan ya tapi beliau sudah menelpon beberapa kali jadi aku angkat saja" ucap Hana
"Gak papa Han, nanti Mbak telpon Ayah balik" balas Weni tersenyum.
Hana menganggukan kepala dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
Sedangkan Weni, ia memilih untuk membersihkan badan nya karena sudah sangat tak enak.
"Apa Pak Aldi tidak mencari keberadaan Mbak Weni ya, aku yakin nanti dia akan menyesal" gumam Hana saat melihat punggung Weni yang tenggelam di dalam kamar pribadi nya.
Hana tersenyum saat melihat pendapatan Restoran nya mulai meningkat dan bahkan bisa di bilang langsung melejit.
Hana juga sudah menemukan calon koki baru yang akan membantu Weni di dapur. Selain teman Dise yang akan menjadi Koki, Hana juga mencari 1 lagi.
Weni langsung duduk di samping Hana setelah siap.
"Bagaimana Koki baru nya?" tanya Weni.
"Sudah ada 2, jadi mulai besok Mbak tinggal mengajari nya saja" jawab Hana.
"Hmm baiklah, kalau begitu aku akan menelpon Ayah dulu ya" ucap Weni dengan menepuk pundak Hana pelan.
Hana menganggukan kepala saja dan ia fokus kembali ke pekerjaannya. Ia akan menyelesaikannya malam ini karena besok ia akan kedatangan bahan dari suplayer.
Weni berbincang dengan sang Ayah yang memang belum tidur, ia bertukar cerita dan Weni juga bercerita bahwa diri nya mengelola Restoran dari mertua nya.
Dia tidak menceritakan masalah rumah tangga nya yang memang akan memicu sang Ayah yang akan sedih.
Setelah bertukar kabar, Weni kembali duduk dengan Hana.
"Cek kembali Mbak, dan semua nya sudah masuk ke Rekening pribadi anda" ucap Hana sambil menyerahkan beberapa berkas.
"Kamu bisa istirahat, Han" balas Weni lembut.
"Tak apa aku akan menemani Mbak, apa aku boleh menyarankan sesuatu?" tanya Hana.
"Tentu saja boleh" jawab Weni.
"Mbak, aku sengaja mengirimkan uang ke rekening Mbak dan sisa nya aku kirim ke rekening yang di berikan oleh Bu Mia. Aku dan Karyawan lainnya sepakat bahwa gaji kami selama 3 bulan kedepan akan di minta setengah nya saja" ucap Hana.
Weni mendengarkan saja tanpa memotong ucapan Hana yang belum selesai.
"Kami tahu bahwa hubungan Mbak dan Aldi tidak baik, dan kami juga takut suatu saat kekasih Aldi akan mengambil semua ini dengan paksa. Jadi sebelum semua nya terjadi kami ingin Mbak membeli Restoran ini kepada Bu Mia dan kembalikan uang nya juga. Setelah semua nya beres Mbak bisa membayar gajih kami yang setengah lagi, sebenarnya kami ikhlas memberikannya untuk Mbak, tapi aku yakin Mbak tidak akan menerima nya" ucap Hana kembali.
"Kalian benar, yaudah aku setuju dengan ide mu dan aku juga akan tetap membayar gajih kalian setengah nya lagi. Jika di lihat dari berkas ini, kita bisa mengembalikan uang Bunda Mia dengan 1 bulan kedepan juga dan untuk membeli nya kita membutuhkan waktu 2 bulanan lah" balas Weni yang memang sangat setuju dengan saran Hana.
"Syukurlah kalau Mbak setuju, kami harap sebelum semua terjadi Mbak sudah bisa memiliki Restoran ini sepenuh nya" ucap Hana dengan tulus
"Terimakasih, kalian memang sangat baik" ucap Weni dengan tulus.
"Mbak, kami juga sama seperti Mbak. Mbak baik sama kita dan kita juga akan lebih baik sama Mbak" balas Hana terkekeh.
Weni memeluk Hana kembali, ia seperti mendapatkan Adik jika sedang bersama karyawannya.
Bahkan mereka sudah seperti Keluarga saja jika lagi berkumpul.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat