andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"iya non ini saya ada apa non" tanya bik uci
"eehmm, ngak bik ngak aada apa apa" kata Reni, bik uci mengangguk lalu pergi dari pintu "ada ada saja kirain ada apa" kata bik uci menuruni tangga
kini menjatuhkan tubuhnya "huuuffft gue ngimpi serem banget tahu ngak sih" ucap lini ketiga nya menoleh ke arah lini
"mimpi sumala!! " kata mereka kompak, lini bangun menatap mereka "iya kalian juga" tanya lini
"iya!! " kata mereka lagi bukannya sedih karena mimpi seram mereka malah bahagia sampai melompat lompat di atas kasur dan duduk membentuk lingkaran "kita kayak anak kembar ya" kata ika terkikik geli
"hmmm kita kayak bayi kembar, mimpi aja bisa sama" kata Reni
"padahal kita terlahir dari orang tua berbeda" kata lini
"berarti kita memiliki ikatan kuat dong" kata shena di angguki ketiganya
"mandi yuk" ajak lini
"mandi duluan aja, entar kita gantian mandi" ucap shena
"hmmm tapi kita ngak bawa baju ganti ren" ucap ika
"apa sih, pakai baju aku aja, lagian tinggi postur tubuh kita sama semua, pakai baju gue aja" ucap Reni
"yeee!!!! " seru mereka
akhirnya mereka mandi bergantian dan memakai baju Reni
"Reni ini seriusan baju lo hitam semua, bentuknya juga sama aja" ucap lini
"yaa gimana, gue ngak suka pakai baju warna pink kayak lo" kata Reni mengeringkan rambutnya
"yaaah" kata lini shena menepuk baju lini "udah pakai aja biar kembaran" kata shena lini melihat shena dan yang lainnya "ya udah deh" ucapnya tersenyum
Mereka menuruni tangga dengan canda ria, Reni tidak tahu bahwa keluarganya di bawah sedang sarapan bersama tuan thoms yang melihat senyum putrinya merasa senang, ika yang menyadari ada keluarga Reni menepuk baju Reni
Reni menatap ika "ada apa" tanya Reni, ika menunjuk dengan dagunya, Reni melihat ke bawah, senyumnya sirna, ia turun lebih dulu ke bawah "kok pulang" tanya Reni, sahabatnya melebarkan matanya melihat kelakuan Reni yang kurang ajar kepada orang tuanya tapi mereka tidak ada yang mau berkomentar
"emangnya kenapa, kalau ayah pulang lagian ini rumah ayah" tanya thoms kepada putrinya yang menatapnya tajam
"tapi kata bik uci, anda pergi Amerika 1 bulan" kata Reni
"ya awalnya, tapi penerbangan di sana di tunda, karena cuaca" kata ayah thoms lembut
"reniii.... " panggil lembut ibu fida , Reni lebih dulu memotong ucapannya "saya ngak mau bicara sama kamu" katanya lalu meninggalkan mereka pergi, ika, lini dan shena segera mengikuti Reni
afia hanya bisa diam melihat adik tirinya pergi , ruang makan itu kembali hening
"Reni tunggu ren, renii tunggu" panggil shena berlari kecil mengejar Reni, shena memegang lengan rebi lembut "Reni kamu, ngak boleh jagak gitu sama ayah kamu, kita ngak tahu apa masalah kamu sama keluarga kamu, tapi bagaimana pun juga mereka adalah keluarga kamu" kata shena pelan agar tak menyinggung Reni
"mereka bukan keluarga aku sejak ibu aku meninggal" ucap Reni dengan suara bergetar seakan airmata yang di tahan keluar, mereka memeluk Reni karena mereka hanya bisa memberikan kehangatan untuk Reni
Reni sejujurnya tak ingin mereka tahu masalah keluarganya tapi mungkin mereka harus tahu "Reni tas kita masih di kamar kamu, kita mau ambil tapi ngak enak kalau kamu ngak ada" kata lini pelan dan hati hati
Reni akhirnya kembali tanpa melihat keluarganya yang masih sarapan mereka mengambil tas mereka masing masing akhirnya mereka pergi
Mereka memesan taksi, di hari yang sudah siang pasti taman kota sepi jadi mereka pergi kesana
"makasih pak ini bayarannya" kata ika di sambut senyuman pak sopir taksi lalu pergi
Reni duduk di kursi panjang seorang diri
"kita beli jajanan yang kita suka aja gimana" tanya shena mereka mengangguk sebagai persetujuan akhirnya mereka berpencar
sudah cukup lama Reni menunggu mereka di bawah pohon rindang dengan kursi panjang yang di duduknya " mereka lama banget sih" kata Reni celingukan mencari ketiga sahabatnya, akhirnya ia meluat mereka di berbagai arah mereka datang menenteng banyak jajanan, shena membawa cilok dan telor gulung, ika membawa es teh, dan snack, lini membawa cake warna pink besar
"ya ampun Pantes lama banget" kata Reni melihat makanan yang mereka tenteng "kita kan belum sarapan ayo kita makan" ajak shena
Mereka mulai memakan semuanya dengan canda ria agar Reni melupakan rasa marahnya pada sang ayah, bahkan mereka tidak bertanya apa alasan Reni membenci sang ayah, mereka tak ingin menganggu privasi Reni, kecuali Reni ingin bercerita
Di kediaman leo
Darel sedang sarapan dengan leo
" lo ikutin Laura sama Naura kemarin" kata leo memperhatikan darel, setelah sekian lama diam
"iya, dan lo kalah lihat mereka sekarang pasti kaget, muka Naura di pipinya memar, dan bibirnya sobek berdarah, leo, dan keadaan Laura ngak jauh berbeda" ucap darel sedih mengingat keadaan dia cewek yang selalu menganggu mereka
"jangan, percaya gituan, paling drama" kata leo cuek
"gue serius besok lo lihat pas kita masuk sekolah, gue yakin mereka ngak bakalan masuk, atau kita hotel itu aja, biar lo percaya" kata darel berdiri
"ngak usah, gue juga ngak peduli, soal apa yang terjadi sama mereka, karena ini itu bukan urusan gue darel, dan lo pun begitu" kata leo melanjutkan makan roti
"tapii....... " ucapan darel terpotong oleh leo " itu bukan urusan kita, kalau lo sangat ingin membantu mereka, lakuin aja tapi gue ngak mau ikut oke" kata leo mengangkat kedua tangannya
"tapi gue butuh bantuan lo, buat bantuin mereka, lo serius ngak ada rasa kasih annya" kata darel
leo menatap darel " darel, asal lo tahu, kita ngak tahu ini jebakan atau ngak, tapi yang pasti kita ngak boleh terlibat sama keluarga Naura dan Laura, keluarga Louis bisa bikin hidup kita hancur dalam sekejap, jadi jangan sok mau menjadi pahlawan, hanya untuk orang yang akan menghancurkan kita, dan rasa kasihan gue, cuman punya rasa kasihan untuk orang yang emang harus di kasihani " tegas leo lalu pergi meninggalkan darel ke atas
Darel termenung duduk, sejujurnya ia juga tidak tahu, kenapa dia begitu peduli dengan Laura yang jelas jelas berusaha membuat shena pergi darinya
Di rumah sakit
Semua dokter dan suster sibuk dan kewalahan
Kadua gadis itu terbaring di brangkar dengan tubuh yang penuh dengan luka, tak ada menunggu kedua gadis itu di rumah sakit
Di rumah megah milik keluarga Louis
Mereka sedang asik menonton TV, memasak, bahkan ada yang bermesraan di kamar
"sayang gimana kabar, anak kita" kata mommy Naura dan Laura manja
"mereka mungkin sedang kritis sekarang" kata kevin daddy Laura dan Naura enteng
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️