NovelToon NovelToon
CINTA BEDA KASTA

CINTA BEDA KASTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Five Vee

Andrea Cecilia, gadis yatim piatu berusia 22 tahun, baru saja lulus pendidikan Diploma Tiga, jurusan Tata Boga. Ia ikut dengan sang bibi bekerja di rumah keluarga Dinata, sembari menunggu panggilan kerja dari sebuah hotel ternama di ibukota.

Andrea yang memiliki kemampuan memasak, di minta menjadi perawat untuk anak perempuan nyonya Dinata yang mengalami depresi setelah di lecehkan, dan kini dalam keadaan hamil besar.

Sang nona yang selama ia jaga, hanya diam, tiba-tiba meminta Andrea menjadi Ibu pengganti untuk bayi yang akan ia lahirkan. Bahkan, di akhir hayatnya, wanita itu meminta Andrea menikah dengan sang kakak, agar bayinya memiliki orang tua lengkap.

Bagaimana kah perjalanan hidup Andrea setelah kepergian sang nona untuk selamanya?
.
.
.
Hay Teman Redears.. ketemu lagi dengan aku si Authir a.k.a Author Amatir 😁

Mohon dukungannya, ya.. jangan lupa, Like, komen, Vote dan Gift.
.
Semoga cerita ini berkenan.
.
Ingat, tidak ada hikmah yang bisa di ambil dari cerita ini, karena novel ini hanya HALU SEMATA.
.
Terima Gaji ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Berbelanja.

Andrea melihat Arthur sudah mulai melepaskan pakaian bayi mungil itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu kemudian pergi ke kamar mandi, menyiapkan air mandi untuk Audrey.

Setelah suhu air di rasa sudah cukup pas, Andrea kembali ke kamar.

“Kamu bisa sendiri?” Tanya Arthur saat Andrea sudah menggendong bayi mungil itu.

“Bisa tuan. Aku sudah biasa memandikan nona kecil sendiri.” Jawab gadis itu dengan tersenyum canggung.

Arthur hanya menanggapi dengan anggukan kepala. Namun, ia tetap mengikuti Andrea ke dalam kamar mandi.

‘Apa yang dia lakukan? Kenapa ikut kemari?’

“Jangan berpikir macam-macam. Aku hanya ingin melihat cara memandikan bayi.” Ucap pria itu sembari bersedekap dada.

Andrea mengangguk kecil. Ia kemudian melanjutkan membilas tubuh Audrey. Bayi mungil itu hanya merespon dengan gerakan tangan dan kakinya. Sesekali, bibir mungil itu tersenyum.

“Apa ini handuknya?” Tanya Arthur sembari mengambil handuk di tempat mandi.

“Iya tuan.”

Pria itu kemudian merentangkan handuk bayi itu pada kedua tangannya. “Berikan padaku.”

Andrea mengerti, kemudian membawa tubuh basah Audrey ke dalam dekapan Arthur.

Mereka kembali ke kamar, Andrea kemudian mengambilkan minyak telon, popok, dan pakaian untuk bayi itu.

Arthur mengamati setiap pergerakan yang di lakukan oleh gadis berusia dua puluh dua tahun itu.

“Apa dia akan tidur sekarang?” Tanya Arthur yang kini duduk di tepi ranjang.

“Ya, biasanya dia minum susu dulu.” Jawab Andrea singkat.

Arthur menganggukkan kepalanya. Ia kemudian bangkit menuju meja, tempat membuat susu untuk Audrey.

“Rea, ini apa ada susu yang lain?”

Alis Andrea mengerenyit. Ia meletakan bantal pada sisi kiri dan kanan Audrey. Kemudian meninggalkan bayi itu sendirian.

“Ada apa, tuan.”

“Susunya habis.” Arthur mengangkat kaleng susu ke hadapan Andrea.

“Ini masih bisa dua kali tuan. Setelah nona tidur, aku akan keluar untuk membelinya.” Andrea meraih kaleng itu, kemudian membuatnya satu dot bayi.

“Biar aku yang menemani Audrey, kamu pergilah mandi. Setelah dia tidur, aku akan menemani membeli susu.” Ucap Arthur sembari mengambil dot bayi itu dari tangan Andrea.

Gadis itu hanya mampu menganga.

“Aku bisa pergi sendiri, tuan.” Ucap Andrea kemudian. Ia tidak mungkin pergi berbelanja bersama Arthur.

“Aku tidak membutuhkan pendapatmu. Cepat mandi sana.”

Andrea pun pasrah. Sepertinya Arthur memang seorang pria otoriter, yang ingin menang sendiri, tanpa memikirkan orang lain.

🍃🍃🍃

Setengah jam berlalu, Andrea pun kini telah siap dengan penampilan barunya. Gadis itu menggunakan celana panjang berbahan jeans, kaos oblong, serta sepatu sneakers. Ia pun kembali ke kamar Audrey, untuk memanggil Arthur.

Ingin rasanya gadis itu pergi sendiri. Tetapi, mengingat tatapan tajam mengunus jantung pria itu, membuat Andrea mau tak mau pergi dengannya.

Namun, sampai di kamar bayi mungil itu, bibir gadis dua puluh dua tahun itu menganga sempurna, melihat Arthur yang tertidur di samping Audrey.

Hati Andrea bersorak gembira. Akhirnya ia bisa pergi sendiri. Tanpa bicara, gadis itu memutar tubuh kembali ke arah pintu. Namun, baru kaki kanan yang melangkah, suara berat Arthur menghentikan ayunan kakinya.

“Kamu sudah siap?”

Pundak Andrea terkulai lemas. Gadis itu mengembungkan kedua pipi, sembari memejamkan mata. Kemudian kembali memutar badan.

“S-sudah, tuan.”

Arthur mengangguk. “Panggil bibimu. Minta dia menjaga Audrey disini. Aku akan berganti pakaian.” Dan tanpa menunggu jawaban, Arthur begitu saja meninggalkan Andrea.

“Dasar tukang perintah.” Gerutu gadis itu, kemudian mengikuti langkah Arthur keluar dari kamar Audrey.

Andrea pun meminta bibi Rosi untuk menjaga Audrey kecil, sementara dirinya pergi ke luar untuk membeli keperluan bayi mungil itu.

Hari ini, Andrea memang sudah berencana pergi berbelanja, karena beberapa keperluan Audrey hampir habis.

Dan setelah menunggu selama lima belas menit, sang taun Otoriter pun turun dari kamarnya.

‘Apa maksudnya pria ini? Kenapa menggunakan pakaian sama seperti aku?’

Gadis itu membatin saat melihat Arthur menggunakan pakaian berbahan sama dengannya.

“Apa kamu mau bengong disini?”

“Ah, T-tidak, tuan.”

Gadis itu pun mengikuti langkah Arthur keluar dari dalam rumah mewah itu.

Setelah beberapa hari, kini Andrea kembali duduk bersebelahan di dalam satu mobil dengan Arthur. Sama seperti sebelumnya, gadis itu tak berani menatap pria yang sedang memegang kemudi itu.

‘Apa gadis ini mengira aku sopirnya?’

Gerutu Arthur di dalam hati.

“Ekhm.” Pria itu berdeham, membuat Andrea melirik ke sisi kanannya.

“Jadi kamu melamar pekerjaan di hotel ku?” Tanya Arthur memecah keheningan.

Alis Andrea bertaut, namun seketika ia teringat akan surat lamaran yang ia kirim ke The Royal Dinata Hotel.

“I-Iya tuan.”

“Kenapa tidak mengatakan dari awal? Kamu bisa masuk kesana tanpa harus menunggu panggilan wawancara.”

Kepala Andrea menggeleng.

“Aku ingin bekerja karena keahlianku, tuan. Bukan karena bantuan orang lain.”

Arthur mengangguk paham. “Apa sudah ada panggilan?”

“Su-sudah.” Andrea menjawab tanpa melihat lawan bicaranya. Karena tatapan mata pria itu selalu tajam dan menusuk.

“Lalu? Kapan kamu wawancara?”

“A-aku tidak pergi.”

“Jadi kamu menolak tawaran wawancara dari hotel ku?” Mata Arthur membulat sempurna. Disaat banyak orang berlomba ingin menjadi bagian dari Dinata Experience and Group, gadis ini justru menolak.

“Bukan begitu. Aku hanya ingin fokus mengurus nona kecil.”

Mendengar jawaban Andrea, perlahan sinar mata Arthur meredup. Ternyata, gadis itu lebih memilih Audrey daripada cita-citanya.

Mobil sedan hitam yang di kendarai Arthur tiba di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah kereta besi itu terparkir dengan rapi, mereka kemudian menuju sebuah toko yang khusus menjual perlengkapan balita dan anak-anak. Mulai dari susu bayi, diapers, pakaian, perlengkapan mandi, dan yang lainnya.

“Mbak, aku mau susu yang itu.” Tunjuk Andrea pada kaleng susu di atas etalase. Sang pramuniaga mengangguk, kemudian mengambilkan susu yang di minta.

Arthur menerima kaleng itu. Ia pun meneliti tubuh benda berbentuk tabung itu.

“Berikan lima.” Ucap pria itu, membuat mata Andrea membulat sempurna. Bagaimana tidak, harga satu kaleng saja ratusan ribu.

“Apa?” Tanya Arthur pada Andrea. Seketika gadis itu mengeleng.

Setelah lima kaleng masuk ke dalam troli, mereka kembali berkeliling. Andrea mengatakan jika diapers Audrey juga menipis.

“Arth?” Suara seorang perempuan menginterupsi Arthur dan Andrea yang sedang memilih popok bayi itu.

“Celine?” Arthur sedikit tersentak. Namun, seketika ia mendekat.

“Wah, apa ini? Arthur berbelanja?” Celine berdecak kagum, sembari meneliti troli yang di dorong pria itu.

“Hmm, kebetulan beberapa kebutuhan Audrey menipis.”

“Kamu juga sedang berbelanja?” Tanya Arthur kemudian.

“Ya, aku menjanjikan Kevin mainan baru.”

Kedua sahabat itu larut dalam obrolannya. Tanpa mereka sadari, seorang gadis sedang mengamati.

“Apa wanita itu yang menjadi perdebatan di meja makan beberapa hari lalu?” Gumam Andrea mengamati sang majikan yang begitu hangat pada wanita itu.

“Bukan urusanku juga.” Gadis itu mengedikan bahu, kemudian memutar tubuh, meninggalkan Arthur yang masih sibuk dengan sahabatnya.

.

.

.

Bersambung

1
Heryta Herman
Bryan harus membayar perlakuannya dgn harga yg mahal..semoga menjadikan dirimu seorang yg lbh baik di masa dpn..
Heryta Herman
Terima karma mu Bryan...penyesalan mu akan kau bawa sampai akhir hidupmu..si Elma ini juga yg di pikirkan cuma harta warisan saja..jngn"orang tua Andrea meninggal krna ulah Elma...
Tyaz Wahyu
bnr2 hrs dikirim ke planet pluto pakai nuklir ni si jalang satu ni
Heryta Herman
Bryan memang harus bertanggung jwb atas perbuatannya..
Heryta Herman
Hebat...Thomas betul" menjaga sang adek kesayangan...
Heryta Herman
Waduuh...si Arthur ni bener" egois...kau minta memutuskan hubungan kluarga dgn kluarga kusuma...yg benar saja...
pendek banget pikiranmu Arthur...
haaaaiisshhh..sdh lah...lanjut thor
Heryta Herman
makanya Arthur...berfikirlah secara dewasa..semua yg terjadi bukan slh Rea..kamu bisa menasehati istrimu segala yg terjadi di hidupnya,kenapa skrng kamu yg tdk bisa menerima yg terjadi dlm hidupmu..
sungguh sangat egois kamu Arthur...
Heryta Herman
pikiranmu picik sekali Arthur...jngn sampai kau menyesal nti..
Tyaz Wahyu
org pintar sprt Celin trnyata bs dungu,stupid,bego,tolol jg y kok bs mikir kyk gt..kata pepatah bilang ora nggrayi jithok e dewe
Tyaz Wahyu
lg nunggu adzab celine kapan n kena adzab apa y. kasihan anakx g prnh diurusin cz celine ngurusin hawa nafsux saja
Tyaz Wahyu
ingin punya suami kyk art deh meski g kaya pst dia mau merawat istrinya luar dlm. g kyk suami jmn skrng isoe mung ngomel thok g mbandani tp seneng njajan nang luar #peace
Tyaz Wahyu
kalau aq jd rea pas liat aq sayang lalu aq lihat dengan mata dengan posisi juling dan mulut monyong kyk tenyom,seru x yee
Tyaz Wahyu
kok da y manusia super super mega egois kyk celine.sok syantik pintar n punya segalanya y..blangkon iku pentholane nang mburi bukan nang ngarep
Mak Rik
ORANG PEREMPUAN YG SELALU KEKURANGAN PEKERJAAN DN. HOBINYA NGERESE' I / REMPONG / KEPPO AKAN KEHIDUPAN RT ORANG LAIN ADALAH : " PELAKOR "ALIAS SILUMAN ULAT BULU.....!!!!! 🤔😏😏😒😒😱😱😱😡😡😡😠😠😠👌👌👌👎👎👎👎👎👎
Heryta Herman
Hahaha...rasain lu celine...sakit hati kaan...begitulah rasanya waktu Arthur kau bikin hancur hatinya krna kamu mainkan perasaannya...giliran Andrea hamil,kenapa juga kamu yg marah...jangan terlalu percaya diri kamu,celine...panas,panas dah lu skrng.../Grin/
Heryta Herman
Baguslah klo Arthur sdh mengakui pernikahan mereka..
Andrea bersikap egois juga ada sbbnya...suami istri memang harus saling memahami..bicarakan segala hal dgn baik..disini mereka berdua tdk ada yg salah...semua hanya krna keadaan...
Heryta Herman
Andrea..kamu sprti memakan buah simalakama...serba sulit keadaanmu.. tapi paham juga..sebagai orang kecil memang akan bersikap sprti dirimu...
okay..lanjut thor
Heryta Herman
Kau mendptkan wanita pujaanmu dgn cara yg salah Bryan...tunggu karma mu...
Arthur sdh bucin sama istri tapi malu mengakui...hhh..dasar pria kaku...ada saatnya nti kamu akan mengakuinya Arthur...lihat saja...
Heryta Herman
jangan"...si bryan itu yg perkosa audrey...hbs hidupmu klo memang itu betul....
Heryta Herman
arthur sebagai lelaki yg sdh dewasa dan matang...berpikir jauhlah sdkt...pahami istrimu dari segala segi..cara pandang istrimu berbeda krna memang kalian dari awal juga sdh terlihat perbedaannya...mengalah sdkt untuk kenyamanan bersama...kalian tdk salah..cuma keadaan yg tdk berpihak pada kalian skrng ini...bersabarlah sdkt lagi...
ayo thor...lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!