Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Susan... Susan...
Jane yang di sebut namanya, menatap datar perempuan itu. Sejak neneknya di tolong oleh ayah, dari perempuan itu. Neneknya selalu membuatnya kesal, karena harus selalu mengalah. Dengan dalih hutang nyawa, cuaks.
"Jujur aja ya, gue mah sampe sekarang masih aja curiga. Kalo bokap lu itu bikin skenario ini, bayar orang buat nyelakain neneknya si Jane. Terus pura-pura nyelametin neneknya si Jane, iya kan? Duh... Sinetron ikan timbul tenggelem banget, jadi pelakor nya lo cocok." semua terdiam, mendengar ucapan Ezra. Yang kini tengah duduk santai, seraya meletakkan dagu di meja chitose nya. Termasuk Cahaya, ia juga sama terkejutnya.
DEG
"Bjiirr... bisa jadi sih itu, kok gu..
BRAAKK
Semua orang di ruangan kembali terkejut, dengan gebrakan dari arah belakang. Ternyata itu adalah Jane, yang sekarang sedang berdiri. Menatap nyalang, perempuan yang kini berdiri sombong di depan Cahaya. Ansika melipat bibirnya ke dalam, tak jadi meneruskan ucapannya.
"Apa iya, yang di bilang si Ezra?" tanya Jane masih menahan amarahnya, membuat perempuan itu menelan saliva nya susah payah
"Ng-nggak mungkinlah, jangan percaya omongan dia. Itu ga bener ya, mana ada bokap gue bikin rencana kaya gituan." kilah perempuan itu
"Alaahh... orang mah pengen kaya, otaknya ngedadak pinter. Pinter nipu, pinter ngibulin, ma pinter apa kek. Bisa aja bokap lo juga kek gitu, San." ucap temannya yang lain
"HEH?! MULUT LO JANGAN ASAL YA KALO NGEBACOT, BISA GUE LAPORIN." bentak perempuan yang di panggil San, kepanjangan nya Susan.
"Kalo ga bener, ya ga usah marah kali San. Lu kaya gini, seolah membenarkan prasangka semua orang. Di sini kita semua ngobrolnya biasa aja loh, lu dari tadi gue denger nyolot mulu. Ga cape?" ucap Cahaya, yang akhirnya bersuara. Dia berdiri, menatap dingin Susan.
"Lo harusnya tau kan, alasan kenapa nama lo ga ada di makalah yang udah gue susun? Perlu gue jabarin? Yakin, lo ga akan malu?" lanjutnya, membuat Susan kicep. Dia melihat orang-orang, yang kini memperhatikannya.
Dia belum pernah, melihat wajah Cahaya seserius ini sebelumnya. Karena selama dia kenal Cahaya, gadis itu selalu memasang wajah ramah dan tersenyum lembut. Dia pikir, Cahaya adalah gadis yang mudah di tekan dan di bully. Makanya saat dosen membuatnya satu kelompok dengan Cahaya, dia pikir bisa santai.
"G-gue... gue semalem gue lupa, jadi gue...
"Lupa? Lupa ngapain lo semaleman? Ini tugas bukan baru sehari dua hari ya, udah hampir dua minggu. Emang lu ga pernah cicil gitu, buat ngerjain materi punya lu? Heh nyet, yang sibuk bukan cuma lu doang. Kita juga orang sibuk, kita yang sibuk bantu bonyok aja masih sempet. Lah lu sibuk ngapain nyet?" tanya Ansika marah, si mulut pedas kedua. Cahaya hanya bisa menghela nafas, beginilah teman-temannya.
"Sibuk jual diri lo? Emang kurang, yang lu dapetin dari keluarganya si Jane? OKB emang gitu kali ya, pegang duit gedean dikit. Rasanya gatel, pengen hura-hura." tanya Grisha, Susan membulatkan kedua bola matanya
"Mau gimana ga kurang sahabat dari kecil yang ku sayang, duit yang di kasih buat modal usaha. Malah di pake foya-foya, visi foya misi foya. Blass lah, iya ga San?" Ezra menaikkan kedua alisnya, membuat sebagian orang di ruangan itu terkejut.
Susan merasa semakin tersudut, ia kira.. ia bakal dapet pembelaan dari teman satu jurusannya. Tetapi ternyata ia salah, kini malah ia yang terpojok. Tapi... darimana mereka tau? Tentang dia, yang suka berkencan dengan om-om berdompet tebal.
"Kenapa? Kaget lu, karena kita tau?" tanya Ansika, ia melipat kedua tangannya. Dengan menatap hina, pada Susan.
"Susan... susan.. susan... udah gede mau jadi apa? Lu tuh ga usah di hina, tapi sikap ma tingkah laku lo sendiri udah hina." Ezra malah bernyanyi lagu kak Nia, membuat Ansika merasa gemas pada kekasihnya..
"SUSAAAANN" teriak Jane, ia bejalan cepat ke arah Susan.
BUGH
Semuanya langsung mundur, karena terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Jane.
"KYAAAAAA... LU KENAPA NONJOK GUE SIALAN?" teriak Susan, seraya menutup pipi kirinya
"Gue bakal cari bukti, kalo bokap lo yang udah susun rencana ini. Dan gue juga bakal cari bukti, kalo lo bukan perempuan baik-baik. Gue ga mau ya, nenek gue selalu di ikutin ma lintah macam keluarga kalian." ucap Jane, tanpa memperdulikan teriakan Susan.
Cahaya menatap ketiga sahabatnya, ia menunjukkan ekspresi bertanya.
"Beneran Cahaya, kita mah ngomong sesuai fakta. Jane, kalo lu mau nyari bukti, tentang si Susan yang jual diri. Gue punya, bukan cuma gue aja deh kayanya. Heh, lu para lelaki. Lu semua pada punya pan?" ucap Grisha, ia pun menatap laki-laki di ruangan itu.
"Punya, mau vidionya juga ada." jawab santai salah satu teman sejurusan, yang bernama Galuh
Jane mengepalkan kedua tangannya, ia menatap angkara murka Susan. Wajah Susan semakin pucat, ia yang takut. Memilih untuk berbalik, ia berlari keluar ruangan. Dan meninggalkan kelasnya, tak peduli dengan dosen yang baru saja masuk memanggil namanya.
"Si Susan kenapa?" tanya bu Kristin
"Ga tau bu, kayanya kebelet dia." jawab Ezra, bu Kristi menggelengkan kepalanya
"Maaf ibu telat, ada sedikit problem tadi. Ada aduan tentang Susan, tapi anaknya malah udah keluar." ucap bu Kristi
"Problem apaan bu? Jangan bilang ada istri sah, nyari gundik lagi." celetuk salah satu mahasiswa
"Loh? kamu kok tau? Eh..." tanya bu Kristi keceplosan
"Taulah bu, itu juga yang bikin si Susan lari keluar." jawab mahasiswa lainnya
"Hahh... ya sudahlah, itu urusannya dengan pihak universitas dan juga orang yang bersangkutan. Kumpulkan tugas, lalu tiap kelompok maju. Dan kalian mempresentasikan apa yang sudah kalian buat, maju menurut urutan kelompok." titah bu Kristi
Ruangan kembali kondusif, tak ada yang berani protes. Karena bu Kristi, merupakan salah satu dosen killer.
.
"Lu butuh bantuan gue ga Jane, buat cari tau tentang bokap nya si Susan?" tawar Cahaya, Jane yang tengah fokus pada ponselnya. Gegas menengadah, ia menatap Cahaya serius.
"Bukan gue sih yang cari tau, tapi pacar gue. Ya kali aja lu butuh bantuan seorang IT, gue cuma nawarin doang." lanjutnya tersenyum
"Emang bisa?" tanya Jane
"Wahhh.. nyepelein calon lakinya Cahaya lu mah, tapi diem-diem bae ya. Calon lakinya ni bocah, jago pake banget." jawab Ansika berbisik
"Boleh, lu minta bayaran berapa?" tanya Jane, Cahaya berdecak
"Apaan sih? Kita temen Jane, ga usah pake begituan." jawab Cahaya tak suka
"Kali aja Ca, itu pan informasi yang pastinya ga gampang. Laki lu juga, nyarinya pasti ngabisin waktu. Itu skill loh, kita ga bisa anggap enteng jasa orang." ucap Jane, Cahaya tersenyum. Ia memegang pundak Jane, menatap lembut gadis di depannya.
...****************...
Soklah... Mumpung lagi eling, ku kasih double hari iniiiii, yuhuuuuu💃💃
Jangan lupa masukin ke favorit, like, komen, gift sama vote nya yaaaa ❤️❤️❤️❤️
lanjutttt mak
masih bocil udah pinter ngegombal🤣🤣
pasti zayd tambah cinta😘😍 karna cahaya keren badass sekali cocok lah sama zayd.. jangan di kasih cewek yg lemah ya maakkk😘
dasar Domi si gembul, makan terus. awas loh nanti jadi kayak gentong😅