Lanjutan dari novel "Istri Siri Ceo".
Merupakan kisah Keenan Argantara pria yang sangat dingin dan arogan. Demi membalaskan dendamnya ia mengurung seorang gadis berusia 20 tahun bernama Berliana Ayunda memberikan penderitaan pada gadis itu. Namun lambat laun rasa benci Keenan pada Berlina berubah menjadi cinta karena ia tahu jika Berliana adalah gadis yang ada dalam masa lalunya.
Akankah Berliana menerima cinta Keenan ?
Yuk simak ceritanya "TERPENJARA CINTA TUAN KEENAN".
Jangan lupa beri semangat author dengan like dan komentar kalian 💓🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Pagi harinya Keenan ikut bergabung sarapan bersama dengan kedua orang tua dan adiknya. Mereka sarapan sambil bercerita dan bersenda gurau membuat suasana keluarga itu memang hangat dan harmonis.
"Jadi kapan kau akan berangkat, Kinan ?" tanya Zio pada putrinya, Kinanta.
"Nanti sore Dad." jawab Kinan sambil mengolesi selai cokelat di rotinya.
Zio menganggukkan kepalanya setelah setelah mengetahui kapan putrinya itu akan berangkat untuk perjalanan bisnis.
"Memangnya kau mau kemana ?" tanya Keenan menatap adiknya.
"Ke Jerman." balas Kinan apa adanya
"Kenapa harus Jerman ?" tanya Keenan lagi penuh selidik, ia merasa adiknya itu terlalu jauh untuk pergi ke Jerman.
"Aku ingin belajar banyak dengan Papa Rayyan tentang mengembangkan rumah sakit, untuk sementara ini Mommy akan menggantikan ku sementara waktu, Iya kan Mom ?" jawab Kinan lagi kemudian menatap Mom nya.
"Tentu saja, Mom dan Daddy akan mengurus rumah sakit sementara kau pergi." jawab Jihan tersenyum manis pada putrinya.
"Kau keterlaluan Kinan, Mommy dan Daddy harus menikmati masa tua mereka bukan disibukkan dengan pekerjaan." sarkas Keenan pada adiknya.
Dahi Kinan mengernyit saat Kakaknya menganggap dirinya melimpahkan pekerjaan pada kedua orang tuanya. "Aku pergi hanya sebentar." protes Kinan
"Lama atau sebentar itu sama saja." jawab Keenan tak kalah sengit.
"Dasar cerewet ! Sini kau !" Kinan menjambak rambut Kakaknya menariknya bahkan merangkul kepala Kakaknya itu di ketiaknya. "Rasakan ini !"
Jihan dan Zio hanya terkekeh melihat tingkah laku kedua anaknya tersebut. Sifat Keenan sangat mirip dengan Zio sedangkan Kinanta menuruni sifat Jihan.
"Mom, tolong aku !" rengek Keenan pada Mommy nya.
Jihan tidak merespon Keenan ia malah pergi meninggalkan meja makan bersama suaminya.
"Mommy, Daddy !" teriak Keenan pada kedua orang tuanya seakan cuek padanya.
.......
Keenan berada di kantornya ia nampak sedang mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba Miko masuk ke dalam ruangan Keenan dan menghadap padanya.
"Kita sudah mendapatkan pelaku yang selama ini kita cari, Tuan." ucap Miko
"Aku ingin melihatnya !" jawab Keenan dengan suara beratnya.
"Mereka akan sampai pukul tiga sore nanti." balas Miko
"Bawa dia ke tempat biasanya, berikan ia sedikit hadiah untuk menyambut kedatanganku !" ucap Keenan menatap lurus ke depan ia tak sabar untuk menghabisi orang yang selama ini dicarinya.
"Baik, Tuan." Jawab Miko lagi ia mengerti apa maksud Keenan, tentu Keenan memberi perintah padanya untuk memberikan sedikit pelajaran pada orang tersebut.
Saat Miko hendak keluar dari ruangan Keenan, Miko memutar kembali tubuhnya menghadap Keenan.
"Lepaskan gadis itu, Ken. Jangan melibatkan orang yang tak bersalah." ucap Miko pelan.
Keenan menoleh menatap Miko ia sampai lupa jika asissten sekaligus sahabatnya itu punya banyak mata, apa yang tidak Miko ketahui tentang dirinya.
"Ini urusanku." balas Keenan menatap tajam Miko, ia tidak suka jika Miko ikut campur dalam urusan pribadinya.
"Dia tidak bersalah dan tak tahu apapun, jangan menjadikannya korban atas keegoisan mu." ucap Miko lagi memberikan nasehat pada Keenan.
"Kau terlalu banyak bicara, Miko !" sarkas Keenan kemudian ia membalikkan tubuhnya dengan kursi kebesarannya menghadap jendela kaca membelakangi Miko yang masih menatapnya.
"Lepaskanlah atau kau akan menyesal." imbuh Miko lagi ia kemudian keluar dari ruangan Keenan.
Keenan tak menggubris ucapan Miko, ia akan melakukan apapun sesuka hatinya pada Berliana karena itu urusannya.
"Kau tidak tahu rasanya kehilangan, Miko." gumam Keenan menatap pemandangan kota yang menampilkan banyak bangunan yang menjulang tinggi.