"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Zio memandangi layar ponselnya yang menyala, dia baru saja bertukar pesan dengan Arabelle. Dan sekarang Zio sudah mempunyai kontak Sean, pengacara Arabelle. Dia bertekad akan mencari lebih banyak bukti lagi.
Malam ini Zio memilih sepotong celana jeans pendek yang dipadukan dengan kaos polos berwarna hitam. Zio juga memakai sepatu dan jam tangan untuk menunjang ketampanannya, meskipun tidak mewah tapi justru terlihat begitu berkelas jika Zio yang memakainya.
Pria itu menyugar rambutnya, dia merasa menjadi dirinya yang dulu.
Di perjalanan menuju club tak henti-hentinya Jessica mengiriminya pesan padahal belum jam sembilan tepat.
"Ck, dasar j*lang!" kesal Zio saat ponselnya tak berhenti berbunyi.
Zio memarkirkan mobilnya di parkiran club. Pria itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan, "Tidak ada bersenang-senang. Aku kemari demi Arabelle." gumamnya.
Ternyata benar dugaan Zio kalau Jessica sudah menunggunya.
"Ku kira kau menipuku." ucap Jessica dengan tatapan yang berbinar. Pengawalnya ini terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.
"Saya memang hampir lupa, Nona."
"Panggil aku Jessie, kita tidak sedang bekerja Zio." Jessica mengerlingkan mata, Zio sampai bergidik dibuatnya.
"Pesanlah minuman! Aku yang traktir."
"Baiklah." Zio tidak membantah, pria itu bergegas pergi menuju meja bartender dan meminta minumannya.
"Ini untukmu." ucap Zio yang mengulurkan segelas minuman kepada Jessica.
"Aku?"
"Kulihat gelasmu kosong, aku pikir kau ingin lagi."
Jessica tersenyum mendengarnya, "Sebagai seorang pria ternyata kau cukup peka ya."
Tanpa rasa curiga Jessica pun menerima minuman pemberian Zio dan meminumnya.
"Awas saja kalau tidak manjur!" gumam Zio dalam hati, karena dia harus membayar mahal demi sebungkus serbuk obat yang ia masukan ke dalam minuman Jessica.
"Kepalaku tiba-tiba pusing." keluh Jessica.
"Kenapa Jess?" tanya Zio berpura-pura terkejut.
Zio sudah menduganya sejak awal kalau Jessica ini adalah peminum handal, maka dari itu dia mencari obat yang akan membuatnya mabuk. Pandangan Jessica tiba-tiba memburam dan kesadarannya juga mulai berkurang tetapi dia masih bisa merespon sekitarnya.
"Jess, kau dengar aku?"
"Tentu saja, aku tidak tuli ya!" kesal Jessica setengah sadar.
Zio tersenyum penuh kemenangan ternyata obat itu bekerja dengan cepat. Dan mari kita mulai mengorek informasi.
"Kau datang sendiri?"
"Tidak, aku datang bersama pengawalku."
"Pengawal? Sejak kapan kau punya pengawal?"
"Itu karena ulah kekasihku yang overprotektif." Jessica memasang wajah cemberutnya.
"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Zio berbasa-basi, siapa tahu ada informasi penting.
"Jadi seperti ini, awalnya aku diutus kekasihku untuk menemui salah satu klien kami yang datang dari luar negeri. Sebagai calon Nyonya Weister aku harus ikut andil mengurus perusahaan bukan? Akupun pergi untuk menemuinya dan ternyata.." Raut wajah Jessica berubah menjadi berseri-seri, "..Namanya Fander, nama yang hampir mirip dengan Xander, kekasihku. Tetapi sayangnya Fander lebih nakal, awal bertemu dia langsung terpesona oleh kecantikan dan kemolekan tubuhku. Bahkan dengan beraninya pria itu sampai menawarkan malam kepadaku, tetapi sialnya Xander mengetahui itu. Dia marah besar dan hampir saja aku kehilangannya. Beruntungnya Xander masih mempercayai aku. Dari sanalah pria itu berubah menjadi menyebalkan. Dia bahkan sampai mempekerjakan seorang pengawal selama aku bekerja."
"Itu artinya kekasihmu sangat mencintaimu." komentar Zio.
Jessica terbahak mendengarnya, "Ya, kau benar. Aku begitu beruntung karena dicintai oleh pewaris Keluarga Weister."
Sampai disini Zio dapat menyimpulkan jika Xander begitu bucin pada Jessica. Padahal kalau dipikir-pikir Jessica ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Arabelle. Semuanya semakin menarik saja.
"Lalu dimana kekasihmu sekarang?"
Raut wajah Jessica kembali berubah kesal, "Dia sedang sibuk mengurus istrinya."
Kali ini Zio yang tertawa, "Kau bilang dia kekasihmu, bagaimana bisa dia memiliki istri?"
"Tentu saja bisa. Itu karena.."