Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana mertua
tak terasa waktu berlalu begitu cepat,pukul empat sore Dita baru bisa keluar dari tempatnya menimba ilmu. dia berjalan dengan kaki sedikit terpincang karena memang sakit kakinya,mungkin keseleo.sementara Rani entah kemana,pasalnya tadi mereka beda kelompok.
Tin...Tin...Tin...
suara klakson motor membuyarkan lamunan Dita.
"Dit..suami kamu gak jemput?" tanya Rani saat sudah berhenti di depan Dita.
" his...kamu itu kebiasaan deh,ngagetin!" ucap Dita kesal.
sementara Rani hanya terkekeh mendengar grutuan Dita.
"gak tahu Ran,mas Azka belum ngasih tahu.kayaknya aku naik bus aja deh."
"oh...gitu,ayo mending kamu bareng aku,dari pada kamu naik bus susah Lo nyarinya jam segini."
"iya noh lihat dari tadi gak ada jalur bus menuju rumah mertua kamu." bohong Rani.
sungguh Rani ini memang suka mengerjai Dita yang polos. Dita ini memang tidak begitu tahu tentang jalur bus daerah sini ,makanya Rani dengan mudah mengecohnya.
ini juga demi kebaikan Dita,kalau tidak begitu pasti Dita bakalan nolak tawaranya. maka dari itu Rani terpaksa berbohong karena ia tak tega melihat sahabatnya naik bus apa lagi dengan jalan yang sedikit terpincang.
"tapi rumah kita sekarang kan beda arah Rani."
"udah kamu tenang aja,kebetulan aku juga punya saudara disana ,ini aku mau kesana makanya aku ajakin kamu." jelas Rani,memang untuk alasan yang ini dia tidak berbohong karena dia akan kerumah bibinya yang kebetulan searah dengan rumah mertua sahabatnya itu.
"ya udah deh ayo." akhirnya Dita mau menerima tawaran sang sahabat.
Rani melajukan motornya setelah yakin Dita sudah duduk dengan nyaman,tak lupa ia memberikan helem kepada Dita.
satu jam mereka baru sampai dirumahnya Dita, Rani membantu Dita turun dari motornya.
"Rani kamu gak mau mampir dulu?"
"gak ah, Dit lain kali aja ya soalnya buru- buru."
"oh..oke,makasih ya udah mau nganterin"
"iya sama-sama, bay..."
"bay...hati- hati ya."
setelah berpamitan Rani melajukan motornya dengan pelan,setelah yakin Rani sudah pergi,baru Dita masuk kedalam rumah.
"assalamualaikum..."
"walaikum salam..." BI Ranti menjawab
"Bi..." Dita meraih tangan Bu Ranti untuk di cium tanganya. bagi Dita itu sebuah kesopanan kepada yang lebih tua.
"eee....jangan non,bibi ini pembantu." tolaknya
"gak apa-apa Bi,kita ini sama." ucap Dita meraih tangan Bu Ranti dan menciumnya.
BI Ranti sangat terharu dengan sikap Dita yang tak membedakan status.
"mama mana Bi?"
"nyonya dari siang pergi belum pulang non."
Dita hanya manggut-manggut lalu pamit pergi ke kamarnya dengan langkah pelan. BI Ranti yang melihat itu langsung bertanya.
"loh,non kakinya kenapa?"
"ini bi,tadi keseleo tapi gak usah kawatir tadi udah di bawa berobat kok."
"beneran non?atau mau bibi urut?"
"gak usah Bi,besok pasti sudah sembuh kok."
"oh,ya sudah kalau gitu,silahkan istrahat non."
Dita hanya mengangguk dan melangkah menuju kamarnya.
sesampainya di kamar,Dita lebih memilih untuk segera membersihkan dirinya.dengan pelan dia menggosok kedua tanganya yang lecet akibat kesrempet tadi.
butuh waktu dua puluh menit Dita menyelesaikan ritualnya.saat keluar dari kamar mandi dia kaget melihat Azka yang sedang tiduran di ranjang mereka.
"mas...sudah pulang?" tanya Dita saat sudah sampai di samping Azka.
Azka langsung menarik Dita kedalam pelukanya,dan membawanya berbaring bersama.
"mas lepasin ih,cepat mandi dulu gih,aku mau nyiapain makan malam dulu."
"bentar lagi ngapa dek,mas tu kangen sama kamu." ucap Azka sambil menciumi wajah istriya itu.
"ha....ha..ha... mas ih geli tau."ucap Dita manja
"he..he..habisnya kamu gemesin tau gak?"
"udah ah,mas bau tau cepat mandi sana."
"iya ,iya bawel..." ucap Azka yang malah menarik sang istri untuk mencium keteknya.
Dita meronta untuk di lepaskan,
"mas lepas,Dita gak bisa nafas." ronta Dita, tetapi lama kelamaan rontaan Dita semakin lemah dan Dita tak sadarkan diri.
Azka yang merasa Dita tak bergerak sontak ia melepaskan cekalanya,lalu di tepuknya pipi Dita yang tak sadarkan diri.
"dek,bangun dek jangan gini,jangan bikin mas takut ayo bangun." tak ada respon
"mas janji gak akan lakuin kayak gitu lagi bangun ya sayang." ucap Azka yang semakin kawatir karena Dita tak ada merespon.
Azka beranjak dari kasurnya hendak menelpon dokter,saat sedang menunggu telponya diangkat terdengar suara cekikikan.
sontak Azka menengok ke arah belakang melihat Dita yang sedang menahan tawanya.
"Dita...." ucap Azka kesal lalu melangkah menuju Dita lalu menggelitik Dita sampai tertawa lepas.
"ha...ha...ha...ampun mas,yang salah kan mas kenapa jadi Dita yang di salahkan." ucap Dita yang masih tertawa karena glitikan dari Azka.
"kamu ngerjain mas ya,kamu harus dapat hukumanya." Azka terus menggelitik perut Dita.
sementara di luar, Irina mengepalkan tangannya sambil melihat kearah kamar anaknya.ia mendengar tawa anaknya yang begitu lepas, sebenarnya ia senang melihat perubahan Azka yang terlihat bahagia sejak kedatangan Dita. tapi dia juga tak ingin anaknya jatuh cinta pada anak orang yang paling ia benci.
"Azka tak boleh jatuh cinta kepada gadis itu,aku harus memisahkan mereka berdua secepatnya, sebelum terlambat." monolog Irina
"mama ngapain disini?mama pasti seneng kan melihat perubahan dari anak kita?semenjak kedatangan Dita dia jadi seperti hidup kembali.mama tau sendiri kan bagaimana Azka setelah ditinggal oleh kekasihnya yang entah pergi kemana?"
"iya pa,makanya kita beruntung mempunyai menantu seperti Dita."
"ya sudah ayo kita ke kamar,kita bersihin badan dulu,atau mama mau melihat kupu-kupu dulu?" ucap sang papa menggoda.
"ish papa ini udah tua juga."
"tua-tua gini masih kuat di ranjang kali ma."
"ish...papa ini, ayo ah,mama udah gerah ni mama mau mandi."
"ayo...siapa takut."
akhirnya pasangan pasutri itu masuk ke dalam kamar mereka. Irina yang masih memikirkan bagaimana caranya ia menyingkirkan Dita dari hidup Azka,memang sepertinya akan sulit baginya pasalnya kedua pria yang ia sayangi sangat menyukai Dita.
sementara itu di kamar Dita,Azka sudah selesai mandi dengan rambut basahnya,sementara Dita mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
"Dek,ini sikumu kenapa kok lecet gini?" tanya Azka penuh selidik
"dan lagi kaki kamu kenapa kok,kayaknya tadi mas lihat jalan kamu kayak pincang gitu."
"emmm... sebenarnya Dita tadi,jatuh terpleset di kampus mas,makanya lecet dan kaki aku keseleo mas."
"hah...tapi kamu gak apa-apa kan?"
"mas tenang aja,tadi Dita sudah periksa kok mas lagian kan Dita calon dokter makanya Dita bisa obati luka Dita sendiri."
"beneran?"
"iya mas..."
"ya sudah,tapi kamu bisa jalankan ke bawah untuk makan malam."
"bisalah mas,Dita kan laper mas udah gempur Dita sampai dua kali loh mas,mas lupa ya?"
Azka hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal,sungguh dia tidak bisa kalau ia tak menyentuh istrinya itu.
"loh Dita kenapa?" tanya papa saat mereka sudah berada di ruang makan.
"Azka jangan terlalu kasar maunya,kasian Dita" ucap sang papa menggoda
"papa apaan sih,ini Dita tadi gak sengaja kepleset di kampus dan kakinya agak kesleo."
sementara Dita wajahnya sudah memerah menahan malu karena ucapan sang papa mertua.
"sudah pa jangan di bahas ayo makan,mama sudah lapar ini."
akhirnya mereka menikmati makan malam dalam diam. setelah selesai makan malam Dita membantu untuk membereskan piring kotor bekas mereka makan. saat akan hendak membawa piring kotor ke dapur tanpa sengaja menabrak tubuh sang mertua.
"awh...."Irina merintih kesakitan pasalnya piring yang di bawa oleh Dita tanpa sengaja jatuh di atas kaki Irina.
"ada apa ini?" ucap Azka dan Andreas saat sudah sampai dimana asal suara piring jatuh.
"ini pah,Dita jatuhin piring ke kaki mama." ucapnya
"Dita gak sengaja." ucap Dita menunduk ketakutan
Azka langsung menarik pergelangan tangan Dita dengan kasar,ia harus membicarakan ini dengan Dita.
Dita yang melihat kemarahan Dimata Azka,dua sangat ketakutan. walaupun ia ketakutan ia pasrah apa yang akan dilakukan oleh Azka terhadapnya.
maaf kalau banyak typo dan ceritanya kurang menarik,tapi OTHOR mohon dukungannya dan masukanya ya. terima kasih karena sudah mau mampir di cerita OTHOR ini 🤗🤗🤗
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada