Di pungut oleh Ayahnya untuk menggantikan adik tirinya menikahi anak haram dari keluarga ternama.
Dia di tolak mentah-mentah oleh anak haram keluarga ternama itu, tapi pada akhirnya dia tetap menikah.
Dia harus menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak menyenangkan karena suaminya begitu membenci dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Teresa tersenyum mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya. Walaupun memang benar, Edward adalah anak haram dari keluarga terpandang, tetapi kenyataan Edward adalah seorang pengusaha muda yang sangat tampan dan juga kaya raya cukup untuk membuat popularitasnya naik bukan?
Dia benar-benar bisa mengingat dengan jelas tatapan mata Edward yang begitu penuh cinta saat menatap dirinya, jadi Teresa akan mencoba untuk mendekatkan diri kepada Edward sembari dia menimbang-nimbang mana yang lebih menguntungkan. Menikahi ahli waris dari keluarga Ludrent, atau menikahi anak haram dari keluarga Ludrent tapi memiliki tampang yang sangat tampan dan memiliki banyak uang! entah siapa yang akan dia nikahi pada akhirnya nanti, tapi setelah melihat berita-berita yang bermunculan di televisi dan di media sosial beberapa waktu terakhir ini, Teresa merasa hatinya sedikit lebih condong kepada Edward.
"Aku akan mencobanya, ibu!" ucap Teresa dengan tatapan yang terlihat begitu yakin. "Edward memang kesan dingin kalau dilihat dari wajahnya, tapi nyatanya dia selalu menunjukkan wajah manis dan juga hangat saat berada di hadapanku. Pria yang seperti itu, jelas saja adalah pria yang tidak sembarangan bisa dimiliki oleh wanita manapun juga."
Nyonya Dorent senyum setuju mendengar bahwa putrinya begitu bersemangat untuk melakukan apa yang dia sarankan tadi.
"Ibu berjanji, bagaimanapun sulitnya semua itu, ibu akan tetap membantumu tidak peduli Bagaimana resikonya nanti. "Ucap Nyonya Dorent yang terlihat begitu yakin.
Di sisi lain.
"Ugh! Em!" Pekik Amaya merasakan sakit luar biasa.
Edward, pria itu benar-benar memenuhi apa yang dia ucapkan sebelumnya bahwa, dia akan memanfaatkan barang yang dia sudah beli dan tidak akan mengambil kerugian apapun. Seperti yang sedang dilakukan Edward saat ini, dia tengah melakukan sesuatu yang panas kepada tubuh Amaya yang tidak berdaya di bawah tubuh kekarnya.
Sudah tidak ada linangan air mata lagi seperti saat pertama kali Amaya mendapatkan pelecehan yang tidak bisa diterima oleh hatinya itu. Kini, Amaya hanya akan memakai sakit kalau dia memang merasakan sakit, selebihnya dia hanya akan terus memberikan tatapan marah dan juga mengancam serta siap akan melakukan apapun tidak peduli jika memang pada akhirnya dia harus menghilangkan nyawa seorang Edward.
Amaya tidak pernah bisa keluar dari kamar, bahkan untuk makan Dia hanya bisa menunggu pelayan mengantarkan makanan, minuman, camilan, dan kebutuhannya sebagai seorang wanita juga harus melalui orang lain. Masih seperti sebelumnya, tidak ada benda yang bisa digunakan oleh Amaya untuk melukai Edward sehingga, hingga sampai saat ini dia hanya bisa menerima penghinaan demi penghinaan yang dilakukan Edward kepadanya.
Setelah hari di mana Edward melecehkan dirinya untuk pertama kali, hingga sampai dengan sekarang Edward benar-benar tidak pernah melewatkan satu hari pun untuk tidak menyentuh tubuh Amaya. Edward terus bergerak dengan cepat memburu sesuatu yang dia kejar yaitu, sebuah pelepasan yang rasanya pasti sangat indah.
Sungguh sangat berbeda seperti apa yang dirasakan oleh Amaya saat Edward melakukan itu kepada tubuhnya. Amaya seperti sedang dicabik-cabik habis, seperti sedang ditusuk-tusuk oleh pisau belati di seluruh tubuhnya, seperti sedang menerima guyuran kotoran yang tidak ada habisnya, seperti harus mendengarkan makian-makian buruk dan tidak senonoh setiap waktu terlebih saat Edward melecehkan dirinya seperti sekarang ini.
Intinya, tidak ada kesan baik seorang Edward di mata Amaya.
"Ahhhhhh!" Lenguh panjang Edward begitu dia mendapatkan sebuah pelepasan yang dia guru sejak tadi hingga tubuhnya penuh dengan keringat dan wajahnya memerah menahan rasa indah itu pada intinya.
Begitu Edward mengambil posisi untuk bangkit dari atas tubuhnya dan melepaskan tangan Amaya yang ditahan di atas kepalanya, Amaya segera bangkit dan mengambil posisi untuk duduk di atas tempat tidur sembari menutupi tubuhnya Setelah dia berhasil menarik selimut yang sejak tadi berada di bawah tubuhnya. Amaya ingin langsung pergi ke kamar mandi sebenarnya, Tetapi dia terlalu malas karena Edward juga pasti akan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu, Edward akan keluar dan melakukan apa entah, Amaya sama sekali tidak perduli, juga tidak ingin tahu sama sekali.
Di dalam kamar mandi.
Edward menyalakan shower untuk mengeluarkan air dari shower tersebut dan membasahi seluruh tubuhnya. Edward benar-benar menikmati kegiatan mandinya itu karena dia harus membersihkan keringat-keringat yang bermunculan di tubuhnya itu, dan jangan sampai dia harus meninggalkan bau badan sedikit pun Karena setelah ini atau beberapa saat nanti, Edward harus menemui seseorang yang cukup penting untuknya dalam urusan bisnis.
Setelah selesai membersihkan diri, Edward bergegas keluar dari kamar mandi dan langsung mengenakan pakaian yang tersedia di dalam kamar Amaya. Tentu saja baju itu sudah disediakan oleh pelayan rumah, dan bukan Amaya tentunya!
Amaya tak menunjukkan ekspresi apapun, Ia terus menghindari menatap Edward karena dia tahu benar kalau sampai kedua bola matanya itu melihat Edward terutama di bagian wajahnya, Amaya pasti akan sangat histeris dan kesulitan dalam mengontrol diri. Kalau sampai semua itu terjadi, yang akan menjadi rugi adalah dirinya sendiri nantinya.
Melihat Amaya yang terus menghindari untuk menatapnya, Edward benar-benar hanya bisa tersenyum dengan tatapan menghina dan membatin di dalam hatinya,
Untung saja, rasa wanita itu cukup lumayan, karena kalau tidak, aku pasti benar-benar akan sangat rugi sekali bukan?
"Besok Pergilah untuk temui seorang dokter yang ahli dalam penyakit kulit dan juga bagian inti manusia. Pastikan benar, milikmu dalam keadaan bersih dan rawatlah dengan baik supaya rasanya tidak cepat membosankan dan aku bisa mengulur waktu untuk memberikanmu kepada anjing liar di luaran sana. Lean akan mengantarmu dan mengurus semuanya, jadi persiapkan dirimu dan dengan baik dan belajarlah kepada Lean bagaimana menyenangkan seorang pria di atas ranjang."
Setelah mengatakan kalimat yang sangat merendahkan itu, Edward langsung saja berjalan meninggalkan kamar dan tidak menoleh sekalipun sebelum dia pergi dari sana.
Amaya menggigit bibir bawahnya cukup kuat, dan di saat Edward sudah menutup pintu kamar, di saat itulah air mata Amaya kembali terjatuh. Padahal, Dia baru saja akan memulai rencana untuk menghancurkan keluarga Dorent, tapi justru rencananya lah yang dihancurkan oleh Edward.
"Dasar binatang!" Maki Amaya kesal.
Amaya mencengkram kain selimut yang dia gunakan untuk menutupi tubuhnya sembari terus menatap pintu yang sudah tertutup itu lalu berkata, "Kau terlalu mengasihi dirimu sendiri, terlalu menganggap bahwa kau paling tidak pantas untuk menderita dan menerima penghinaan meski untuk mengelak semua itu kau terus menghina pihak lain. Pada akhirnya, Kau pasti akan mendapatkan kemalangan dan balasan daripada apa yang sudah kau lakukan padaku!"
lamalama jadi malas baca.
Semoga sukses selalu n lancar rejekinya🤗🤗🤗 ❤️❤️❤️🤲🤲🤲👍👍👍💪💪💪😘😘😘