Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kanebo Kering
"Lain kali kalau bawa anak gadis orang itu di kekepin, jangan malah ditinggalin!" Omel Aditya begitu memasuki ruangan khusus milik Angga yang cukup luas, "ayo makan, jangan kerja terus.. jangan dzolim sama tubuh kita, tubuh juga butuh nutrisi dan istirahat." Ucap nya menasehati sambil berjalan kearah sofa dan kemudian duduk di sana.
Diandra yang mengekor di belakang nya hanya senyum-senyum, dan ikut duduk di sofa yang agak jauh dari Aditya.
"Bukan hanya tubuh atau raga, tapi jiwa kita juga butuh di refresh,, buang data yang sudah kadaluwarsa ke recycle bin dan segera unduh data baru," lanjut Aditya berceramah sambil melirik Diandra yang tengah duduk.
"Ngomel aja kerjaan nya tiap dateng," balas Angga sambil ikut menuju sofa dan duduk di samping sahabat nya itu.
"Awas, jangan nempel-nempel! Duduk sana, deket data baru lu! Dia yang akan me refresh jiwa lu agar kembali normal,,," titah Aditya sambil menata makanan di atas meja.
Diandra langsung beranjak dan membantu Aditya menata makanan.
"Ck,,," Angga berdecak tapi tetap berada di tempat nya dan mulai mengambil makanan yang telah ditata di atas meja. "Lu pikir gue enggak normal!" Ucap nya dengan ketus.
"Menurut lu?!!" Udah,, gak usah dibahas, lu pikir aja sendiri?! Yuk makan,,," ucap Aditya sambil menyendok makanan nya.
Ketiga nya pun makan tanpa ada yang bersuara, hanya denting sendok dan garpu yang memecah keheningan.
Setelah beberapa saat, mereka pun selesai menikmati acara makan siang yang dihidangkan secara cuma-cuma oleh Aditya dari cafe & resto milik nya.
Diandra pun kemudian membereskan alat-alat makan dan meletakkan nya kembali kedalam troli, "bang, ini piring yang kotor di cuci dimana?" Tanya Diandra pada Aditya.
"Enggak usah Di, bentar lagi diambil karyawan gue kemari." Larang Aditya pada Diandra.
Dan benar saja, tak lama kemudian seorang waiter berseragam resto & cafe mengetuk pintu dan langsung masuk kedalam ruangan milik Angga. Sepertinya, waiter tersebut sudah terbiasa keluar masuk ruangan bos showroom tersebut.
"Wah, bos Angga kedatangan tamu cantik," ucap waiter tersebut seraya tersenyum melirik Angga.
"Dia mana tahu gadis cantik apa tidak Gas, orang dia kalau ketemu gadis-gadis langsung melengos!" Balas Aditya dengan mencibir sahabat nya.
"Lu kesini mau ngeledek gue?!" Tanya Angga dengan ketus.
"Yaelah,, si bos, sensi amat. Saya mau mengambil troli nya bos," ucap waiter yang bernama Bagas tersebut dengan sopan dan kemudian segera berlalu sambil mendorong troli yang berisi piring dan gelas kotor bekas makan siang mereka bertiga.
"Kayak baru kenal aja lu Gas," balas Aditya pada karyawan nya.
Bagas termasuk salah satu tangan kanan Aditya di restoran, dia menjabat sebagai kepala pelayan di cafe & resto milik nya. Bagas juga yang selalu diberi tugas untuk mengurus keperluan makan ataupun minuman yang dibutuhkan Angga, karena bos showroom tersebut tidak mau dilayani oleh pelayan wanita.
"Tadi gimana hasil pencarian kalian?" Tanya Aditya pada Angga dan Diandra, sesaat setelah waiter meninggalkan ruangan Angga.
Angga hanya mengedikkan bahunya.
"Ck,, lu pikir gue paranormal yang bisa membaca isi pikiran lu?" Tanya Aditya dengan meninggikan suara nya.
Diandra yang menangkap aura tidak mengenakkan itu segera menjawab, "nihil bang," ucap nya dengan lemah.
Diandra kemudian menceritakan tentang keluarga ayah nya yang tewas dalam tragedi pesawat, dan ayah nya yang mengalami depresi dan dibawa berobat keluar negeri oleh kakek nya,,, sesuai dengan yang dia dengar dari pemilik baru rumah kakek dan nenek nya tadi.
"Berarti enggak ada yang tahu, kakek lu membawa ayah lu berobat kemana?" Tanya Aditya dengan kening mengerut.
Diandra menggelengkan kepala lemah.
"Terus apa rencana lu sekarang?" Tanya Aditya lagi.
"Didi harus segera pulang, senin lusa Didi ujian," jawab Diandra sambil melirik Angga.
Yang dilirik sama sekali tak bergeming.
"Rencana lu mau anterin dia pulang kapan?" Tanya Aditya pada sahabat nya.
"Terserah, mau nya dia kapan?" Jawab Angga yang tengah fokus dengan ponsel nya.
"Anterin Didi sekarang ya kak?" Pinta Diandra seketika setelah mendengar jawaban Angga.
"Apa?! Sekarang??" Tanya Angga terkejut.
"Lah tadi kak Angga bilang terserah Didi mau di anterin kapan?" Balas Diandra menirukan ucapan Angga.
Angga menggaruk kepala nya yang tidak gatal, "ya enggak sekarang juga kali?! Kamu pikir Jakarta Bali itu deket, tinggal lompat langsung sampai?!"
"Makanya,,, kalau ditanya itu jawab nya yang benar, dan melihat pada lawan bicara!" Protes Aditya, "gue heran deh sama lu, kayak nya lu sengaja jaga jarak sama Didi.. lu takut kan kalau jatuh cinta sama Didi?" Tebak Aditya menatap dalam netra hazel milik Angga.
"Ada tamu menunggu gue diluar," ucap Angga mengalihkan pembicaraan, seraya beranjak dari tempat duduk nya.
"Kak, terus Didi gimana?" Tanya Diandra merajuk.
"Terserah,, nunggu disini boleh, ikut keluar silahkan!" Jawab Angga sambil berlalu.
"Bukan itu?" Seru Diandra yang menghentikan langkah Angga di ambang pintu, "terus?" Angga mengernyit.
"Kak Angga mau antar Didi pulang kapan?" Tanya Diandra menegaskan.
"Besok, hari ini kerjaan gue banyak," jawab Angga dan segera melanjutkan langkah nya.
Didi mengerucutkan bibir nya, dan terlihat kesal.
Sedangkan Aditya pun bergegas hendak meninggalkan ruang kerja milik sahabat sekaligus saudara angkat nya itu, "mau ikut keluar, atau menunggu disini?" Tanya Aditya di ambang pintu.
"Kalau ikut keluar, nanti malah bikin kak Angga malu... tadi aja satpam nya lihatin aku sinis gitu? Tapi kalau tetap di dalam, mau ngapain? Kayak nya membosankan deh," gumam Diandra dalam hati.
Setelah beberapa saat menunggu tapi Diandra tak memberikan jawaban, Aditya pun membuka suara, "kalau mau tetap disini, lu bisa baca brosur-brosur itu. Itu semua mobil yang ada di showroom laki lu... lu pelajari aja, biar update tentang bisnis nya dia." Ucap Aditya sambil menunjuk tumpukan brosur di atas meja kerja Angga.
"Gue harus kembali kerja," pamit nya, dan segera berlalu meninggalkan Diandra seorang diri di ruangan milik Angga sebelum jantung nya berbunyi bak genderang yang ditabuh bertalu-talu.
Sepeninggal Aditya, Diandra menuju meja kerja Angga dan duduk di kursi empuk milik bos showroom tersebut. Diandra mulai membuka dan mempelajarinya satu persatu, dia tak mengalami kesulitan yang berarti dalam menghafal jenis, model dan tipe kendaraan serta spesifikasinya dengan detail. Otak nya yang cerdas dengan mudah dapat menampung itu semua dengan cepat.
Cukup lama Diandra berkutat dengan brosur-brosur tersebut, dia nampak mulai bosan. Diandra mengedarkan pandangan mata nya, dan dia melihat dinding kaca di sisi ruangan yang bisa melihat keadaan di luar.
Dia, segera beranjak dan menuju dinding kaca tersebut, dari sana Diandra bisa menyaksikan Angga tengah bernegosiasi dengan calon pembeli.
Timbul niat di hatinya untuk membantu Angga, agar calon konsumen tersebut jadi membeli mobil yang tengah di incar nya.
Sebelum keluar Diandra kembali membuka brosur tentang mobil incaran calon konsumen tersebut, setelah dirasa cukup Diandra bergegas keluar ruangan dan menghampiri Angga dan calon konsumen nya.
"Selamat siang mas," sapa Diandra tersenyum ramah pada pria muda yang bersama Angga.
"Siang mbak," jawab pria muda tersebut.
"Maaf, mas nya lagi cari kendaraan kah?" Tanya Diandra dengan suara yang dilembutkan.
"Benar mbak," jawab pria muda tersebut mengangguk.
"Koleksi Lamborghini Aventador S Roadster Giallo Spica ini cocok deh buat mas, warna nya cerah dan mencerminkan semangat muda bagi pemilik nya seperti mas ini." Ucap Diandra memuji calon konsumen nya.
Pria muda tersebut mengangguk-angguk.
"Mas juga pasti sudah tahu dong,, kalau mobil ini memiliki performa yang sangat bagus, dengan kapasitas 6.500 cc dan mampu menghasilkan 740 tenaga kuda. Sangat cocok untuk pria yang berjiwa muda dan menyukai kecepatan serta tantangan," lanjut Diandra memberikan sedikit gambaran.
"Untuk harga sendiri, mobil ini relatif murah kok untuk ukuran mas... dibanderol dengan harga berapa bos?" Tanya Diandra pada Angga yang sedari tadi diam menyimak.
Pria muda tersebut nampak semakin antusias.
"Harga nya 18,5 miliar OTR," jawab Angga datar.
"Saya ambil yang ini," ucap pria muda tersebut dengan mantap.
Angga terperangah, "sedari tadi aku menjelaskan dengan mulut berbusa-busa tapi dia menarik ulur... kini, hanya dengan sedikit penjelasan dari gadis ingusan itu dan dia langsung tertarik membeli mobil mahal ini? Gila! Ini benar-benar gila..." gumam Angga dalam hati.
"Kalau jualan itu harus pasang muka yang manis, biar calon pembeli tertarik dengan promosi kita... jangan pasang muka kanebo kering kayak kakak, yang ada calon pembeli bakal kabur!" Bisik Diandra ditelinga Angga.
Angga hanya melirik tajam Diandra,
"Oke, akan segera kami proses.. silahkan ke ruangan saya," Angga mengajak konsumen nya menuju ruangan milik nya, yang diikuti oleh Diandra yang mengekor di belakang nya bersama sang pembeli mobil.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..