Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Kontrak
"Gue?" ujar Daffa sambil menujukkan kedua jari telunjuknya di depan wajahnya.
"Iya, siapa lagi yang ada di sini, kalau bukan lo,"
"Malas gue urus yang begituan, suruh sekretaris lo aja deh,"
"No...No..., lo yang udah usulin ke gue, jadi lo yang mesti kerjain. Gue udah approved ide lo, sekarang lo bikin kontraknya." titah David.
"Berani bayar gue berapa Bos?" tanya Dafa. ia tahu temannya ini loyalitasnya tinggi dan tidak segan - segan mengeluarkan uang banyak.
"Berapa saja yang lo minta nggak masalah," jawab David santai. Baginya uang bukan masalah besar.
"Seriusan? Ikhlas lo?" Dafa kembali memastikan. Ini serasa dapat jackpot, kapan lagi kan bisa merampok temannya yang super kaya ini.
"Serius dan ikhlas yang penting kerjaan lo bagus dan tidak mengecewakan gue."
"Oke gue ambil job ini," ujar Dafa riang. Dalam hatinya ia sudah berjingkrak - jingkrak dan bersorak ria.
'Kaya, Kaya, Kaya' begitulah ucapannya dalam hati.
"Bos, kalau mau kerjaannya cepat di lakukan harus pakai DP (Down Payment).
"Berapa ya lo butuhin?"
"300 juta rupiah," ujar Dafa tertawa kecil, memang ini terkesan seperti merampok tapi sekarang memang Dafa sedang membutuhkan uang banyak untuk menebus rumahnya yang sudah ia gadaikan karena kalah judi.
"Gila! Lo bilang ini DP, tapi lo minta ke gue uang 300 juta rupiah?!" Seru David tak terima. Memang 300 juta baginya tidak banyak, tapi ini kan DP tak harus begini besar.
"Tadi yang lo nanya berapa gue yang butuhin, sekarang lo bilang gue gila, gimana sih? Gue pg butuh uang itu buat nebus rumah gue," jelas Dafa jujur. Sebenarnya orang tua Dafa juga sangat kaya, tapi karena hubungan dengan Ayahnya kurang baik, jadi sejak kuliah ia memutuskan untuk keluar dari rumah dan mencari uang sendiri dengan hobinya.
"Lo judi lagi?" tanya David tak heran. Walaupun baru beberapa hari di kota K, tetapi ia sudah tahu bagaimana kelakuan temannya yang satu ini.
"Ya gitu, hilangin jenuh." Kini Dafa memasang muka sedihnya. Ia ingin meminta belas kasihan dari temannya itu.
"Oke. Gue bakal kasih uang 300 juta buat nebus rumah lo, tapi gue mau minta lo tanda tangan kontrak juga ke gue mengenai masalah ini. karena gue nggak mau lo lepas tangan kedepannya. Mana tahu gue dalam masalah lo langsung cuci tangan dan nggak mau bantuin gue lagi, gimana?" kini David yang mengajukan persyaratan.
"Ok, deal!"
"Lo tunggu sebentar gue suruh sekretaris gue bikin kontrak nya dulu," pinta David yang langsung beranjak dari sofa lalu menghubungi sekretaris nya lewat intercom untuk meminta Hilda membuat surat kontrak.
"Lo tunggu sebentar, sekretaris gue bakal kesini dalam 10 menit." sambil menunggu Hilda membuat surat kontrak, David melanjutkan pekerjannya tak mau mengobrol dengan Dafa.
"Oke, no problem. Gue juga nggak buru - buru kok. Betah gue di sini," ucap Dafa yang sedang berbaring di sofa.
Tok... Tok... Tok..., Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk!" Teriak Dafa.
Sekarang ia berlagak seperti Bos. David sedari tadi memperhatikan tingkah temannya sambil menggelengkan kepalanya.
Ceklek.
"Presdir, ini surat yang Anda minta," ucap Hilda menyodorkan surat yang sudah ia ketik dan bubuhi materai.
"Letakkan saja di meja dan kamu boleh pergi sekarang," ucap David tanpa menatap ke arah Hilda.
"Baik Presdir, saya permisi."
Setelah kepergian sekretarisnya, David menghampiri Dafa dan menyerahkan surat kontrak yang tadi di serahkan oleh Hilda.
"Tanda tangan sekarang!" titah David.
"Sabar Bos," ucap Dafa yang kini sedang sibuk berkutat dengan ponselnya.
David yang sudah tidak sabaran langsung menggebrak mejanya.
Brakkk.
Seketika membuat Dafa terkejut dan mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengeluskan dadanya.
"Apaan sih, Bos?" tanya Dafa memasang wajah tanpa dosa.
"Gue lagi serius, cepat tanda tangan dan lo segera pergi dari sini setelah ini,"
"Kayak cewek aja lo nggak sabaran," keluh Dafa yang langsung mengambil surat kontrak dan membaca isi surat itu terlebih dahulu, sebelum menandatanganninya. Setelah sekesai membaca tanpa banyak bicara lagi. Dafa langsung menandatanganninya.
"Sudah gue tanda tangani. Dan lo, sekarang juga harus segera transfer uang itu ke gue," seru Dafa.
Ia sudah tidak sabar ingin menebus rumahnya itu pulang dan tidur ke rumahnya karena beberapa hari ini ia selalu menginap di rumah gadis - gadis club yang ia temui.
'Pulang dan bersantai dulu, baru ngerjain tugas dari David,' ucapnya dalam hati.
"Iya langsung gue transfer sekarang dan lo langsung tebus rumah lo dan ini terakhir gue transfer ke lo dan sisanya tunggu tugas lo benar - benar siap," tegas David.
"Iya sudah, gue pulang dulu," kini suara Dafa sedikit pelan dan mengambil satu copyan surat kontrak mereka untuk di simpan. Di dalam surat kontrak itu David mengatakan, jika tugasnya sudah selesai maka David akan membayar sisa jasanya sebesar 700 juta lagi.
"Ya sudah, pulang lo sana. Awas aja kalau lo macam - macam di kantor gue pada saat jam kerja sekarang," ancam David.
"Iya... iya galak amat sih, Bos. Awas! Nanti Davina nggak suka sama lo," ledek Dafa.
"Berisik banget sih lo! Mending lo segera pergi sana!" Teriak David.
Setelah kepergian Dafa. David kembali fokkus mengerjakan pekerjannya dan melakukan beberapa meeting dengan manager di kantornya.
Usai meeting David kembali keruangannya sambil memikirkan kembali apa yang harus ia tulis dalam perjanjian kontraknya yang sebagaimana telah di beri tahu oleh Dafa lagi.
Bersambung..
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa, untuk like, komen, vote dan hadiahnya.
lanjutan cerita David dan Davina