My Brother'S Friend Is My Partner
"Nggak sarapan dulu bi?" Suara berat Brian kakak nya menghentikan langkah Bianca yang terlihat berjalan dengan buru-buru.
"Udah telat Bianca bang, nanti saja di kampus" Ucap Bianca dan langsung melanjutkan langkahnya tanpa mendengar jawaban dari sang kakak. Ia memang tengah buru-buru karena 20 menit lagi kelas paginya akan dimulai, sementara dosen nya terkenal killer dan menuntut kehadiran 100% jika ingin lulus pada mata kuliahnya, sementara jika ia telat 1 detik pun maka jangan harap sang dosen akan memberikan kesempatan untuknya mengikuti pelajaran.
Bianca yang berjalan cepat dan sibuk merapikan kerah kemeja hitam miliknya tak menyadari di depan nya tengah berdiri sosok yang tengah menatap nya dengan sudut bibir terangkat.
Bruk!!
"Aww!!" Bianca memegangi kepalanya yang terbentur benda keras.
"Kamu nggak apa-apa?" Suara itu membuat Bianca mengangkat kepalanya dengan cepat, dan senyuman manis dengan sorot mata khawatir yang tersuguh di hadapannya membuat rasa sakit akibat membentur tembok hilang seketika. Ia terpaku menatap ke dalam mata pria tampan yang selalu memenuhi otaknya, pria yang membuatnya kesiangan pagi ini. Yah Bianca semalaman menstalking akun instagram milik pria di hadapannya hingga ia tidur kemalaman dan berujung kesiangan.
"I-iya nggak apa-apa bang" Ucap Bianca terbata sambil merapikan rambut legam nya yang terurai indah
"Kamu lagi buru-buru dek?" Suara tegas namun lembut itu mengalun indah di telinga nya. Ah Ia bisa gila jika terus berada di dekat pria ini lebih lama, hatinya meronta menuntut penuntasan atas perasaan yang telah terpendam sekian lama.
"Iya bang, 20 menit lagi Bian ada kelas dosen nya killer" Usai mengucapkan itu mata Bianca membulat penuh.
"Oh ****! Bian duluan bang ada kelas pagi udah makin mepet nich waktunya" Ucap Bianca pada pria yang tak lain adalah Alex Valentino sahabat dari kakaknya, seorang pria tampan dengan tinggi 181 cm berkulit putih dengan rahang tegas bermata tajam dengan alis legam. Sejak pertama melihat pria itu Bianca tak pernah bisa mengelak dari pesona nya.
Alex dan Brian kakak Bianca sudah berteman sejak kelas 3 SMA kala itu Alex merupakan anak pindahan dari luar negeri. Bianca yang masih berseragam biru putih itu tak mampu menolak getaran yang langsung memenuhi hatinya sejak pandangan pertama. Terhitung sudah 7 tahun ia memendam perasaan indahnya untuk pria itu.
"Mau abang anterin nggak?" Tawar pria itu.
"Nggak usah bang pake mobil malah lebih lama nanti. Pergi ya bang"
Bianca menstarter sepeda motornya dan berlalu begitu saja, meninggalkan Alex yang terkekeh melihat tingkah adik dari sahabatnya itu. Andai tidak buru-buru Bianca tak akan pernah melewatkan tawaran menggiurkan dari pria pujaan nya itu.
Alex berjalan masuk ke dalam rumah, ia telah terbiasa keluar masuk rumah Bianca dan Brian . Persahabatan nya dengan Brian sudah terjalin selama 7 tahun, mereka selalu bersama sejak kelas 3 SMA hingga kuliah bahkan kebersamaan mereka berlanjut saat bekerja di tempat yang sama di sebuah perusahaan properti terbesar di kota ini.
"Hei bro, serius amat sarapan nya" Sapa Alex yang langsung mengambil tempat di kursi yang berseberangan dengan Brian.
"Ngapain? mau numpang sarapan?" Cebik Brian sinis, dan Alex tak peduli. Tanpa rasa malu maupun rasa bersalah ia mencomot toast dengan isian alpukat dan telur rebus yang Brian siapkan untuk Bianca adiknya. Yah semenjak kedua orang tuanya meninggal 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan mau tidak mau Brian lah yang menggantikan posisi orang tuanya mengurusi Bianca yang sebelumnya selalu dimanjakan oleh mama mereka. Kedua orang tua mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan gaji tak seberapa, beruntung orang tua mereka meninggal saat Brian sudah bisa mandiri dan bekerja dengan gaji yang cukup untuk biaya hidup dan kuliah Bianca.
"Harusnya lu ngomong kalo mau sarapan di sini, untung si Bian nggak sempat sarapan jadi jatahnya dia bisa buat elu, kalo nggak lu cuma bisa gigit jari" Ucap Brian sambil menyesap segelas susu less sugar miliknya.
"Si Bian buru-buru amat sampai nabrak tembok" Ucap Alex sambil terkekeh saat mengingat ekspresi dari adik sahabatnya itu.
"Tau tu anak, kenapa bisa kesiangan begitu" Alex mengedik kan bahunya, ia kemudian sibuk menikmati sarapan miliknya.
🍁🍁🍁🍁
Mata Bianca bergerak menatap langit-langit kamar, terlihat sendu dan memerah. Ini sering terjadi tiap kali dirinya membuka story media sosial milik Alex. Baru saja ia melihat Alex memposting foto dinner romantisnya bersama sang kekasih.
Rasa sakit yang menusuk imbas dari cinta terpendam nya mulai ia rasakan 2 tahun terakhir, semenjak Alex melabuhkan hatinya pada gadis cantik incaran nya sejak kuliah. Hati Bianca patah dan seakan dunianya hancur. Di tahun yang sama ia harus merasakan 2 kali kepahitan, kehilangan kedua orang tuanya dan kehilangan harapan untuk bersama pria yang ia cintai dalam diam.
Namun perasaan nya pada Alex tak pernah sirna meski pria itu telah bersama gadis lain, semakin hari justeru perasaan nya kian membesar dan semakin dalam.
Bianca meraih kembali ponselnya, menatap foto romantis Alex bersama Salsa kekasihnya.
"Bang buruan putus dong" Ucap Bianca sambil terkekeh namun dibarengi dengan lelehan air mata.
"Bang, Bian nggak kalah cantik dari pacarmu ini, tapi kenapa abang sedikitpun tak pernah memalingkan wajah pada Bian" Keluh gadis itu. Ia begitu berharap Alex akan menatapnya sebagai seorang gadis dewasa, bukan sebagai Bianca si gadis kecil adik dari sahabatnya.
Perlakuan Alex padanya selama ini sama seperti Brian memperlakukan nya, Itu artinya Alex hanya memandang nya sebagai adik. Dan Bianca tidak mau itu, ia ingin menjadi belahan jiwa Alex selamanya.
"Bang jangan sampai menyesal, banyak sekali teman kampus yang mendekati Bian, yang berlomba menjadi kekasih Bian" Lagi-lagi Bianca berceloteh pada potret Alex yang ada di ponselnya sambil terkekeh. Bianca tak mengada-ada, di kampusnya nya Bianca adalah salah satu primadona. Kecantikan nya yang diiringi otak yang cemerlang serta pribadinya yang ramah dan mudah bergaul mampu menarik perhatian banyak mahasiswa, tidak sulit baginya membuat pria bertekuk lutut. Namun sayang hatinya terlanjur terpenjara pada sosok Alex yang entah kapan akan menoleh padanya.
Gadis 20 tahun itu menghembuskan nafasnya dengan lelah, melemparkan ponselnya ke sembarang arah lalu kemudian Bianca perlahan memejamkan matanya. Ia berharap mimpi indah akan menghampirinya malam ini.
Jika Alex tak bisa ia miliki semoga Tuhan berbaik hati menghapus nama Alex yang terpahat rapi di hati nya yang paling dalam.
🍁🍁🍁
Hallo semua, selamat datang di novel karya pertama ku. Semoga kalian suka. Jangan lupa like, komen dan vote nya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Mampir yah Thor 🥰
2024-07-03
0
susi 2020
🥰🥰🥰🥰
2023-01-22
0
susi 2020
😍😍😍
2023-01-22
0