Dara, gadis yang baru berusia 19 tahun yang mempunyai ibu tiri yang sangat jahat, kini Dara yang baru saja tamat SMA di nikahkan oleh ibu tiri nya dengan pria asing yang tidak Dara kenal. Selama pernikahan nya suaminya tidak pernah mencintai nya, Dara malah sering mendapatkan siksaan dan hinaan dari mertua dan kakak ipar nya.
Dengan tiba-tiba Dara diceraikan oleh suaminya, lantaran tidak bisa memiliki anak atau mengatakan Dara wanita mandul oleh keluarga suami nya. Padahal usia pernikahan mereka baru seumur jagung, akhirnya Dara merasakan frustasi dan dia nekat memasuki sebuah bar.
Dibar Dara bertemu dengan pria misterius, dari sana lah Dara tak sengaja melakukan hubungan terlarang dengan pria itu. Saat ini lah kehidupan Dara berubah menjadi 180 derajat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Beberapa tahun kemudian.
Seorang anak kecil berumur 5 tahun berlari riang menyambut seorang wanita seksi berpakaian tebal memasuki Mansion karena cuaca di luar sedang sangat dingin.
"Caitlin? Jangan berlari nak?." teriak Bunda Maria dari ujung dapur.
"Mommy??" pekik Caitlin dengan riang nya memeluk kaki jenjang dan mulus wanita itu.
Wanita itu tersenyum hangat, segera Ia berjongkok langsung menggendong putri kecil nya yang menggemaskan.
"Bagaimana kamu bisa tahu Mommy pulang sayang?" tanya Wanita itu yang tak lain adalah Dara.
"Inting kat cangat tuat mom." jawab Caitlin dengan gembira dan sedikit angkuh dengan gaya menggemaskan nya itu. Dara mencium gemas kedua pipi Caitlin yang tertawa cekikikan.
"Lalu kemana kakak mu sayang? Biasa nya dia juga mengekor dengan mu seperti pengawal." gemas Dara menoel-noel hidung Caitlin si belahan jiwa nya itu.
Caitlin mengayunkan kaki nya manja di gendongan Dara, dari arah dapur bunda Maria datang dengan berpenampilan berantakan yang penuh dengan tepung.
"Bunda?" sapa Dara menyambut Ibu angkat nya dengan menyalami Maria.
"Pantas saja anak nakal ini berlari kayak orang kesetanan, ternyata mommy nya pulang." gerutu Maria dengan cemas bercampur gemas dengan tingkah Caitlin.
Caitlin menyeringai lebar memeluk Dara dengan erat seperti tak rela Dara harus pergi lagi, Dara tahu sikap manja anak nya itu, Dara mengelus sayang kepala putri kecil nya lalu menatap Maria.
"Bunda? Dimana Carlos?" tanya Dara.
"Palingan main game atau main tinju-tinju." jawab Bunda Maria memutar kedua bola mata nya dengan jengah.
Dara terkekeh melihat wajah masam bunda Maria, pasti wanita itu sudah lelah mengomeli putra kecil nya yang begitu keras kepala serta sulit di atur kalau sudah berhubungan dengan hobby nya.
"Bunda buat apa?" tanya Dara mencium aroma gosong.
"Ahhh? Tidakkk!! Perkedel ku..!" pekik Maria berlari ke dapur membuat Dara segera mengikuti Maria sambil menggendong Caitlin.
"Yee!! Oconggg!!" heboh Caitlin bertepuk tangan meriah.
"Sayang? Kamu tidak boleh begitu." peringatan Dara dengan menggelengkan kepala.
"Hehe..! Maap Mommy..!" ucap Caitlin dengan cengiran imut nya.
Dara tak sanggup marah jika putri kecil nya memperlihatkan jurus andalan nya yang mampu mengobrak-abrik hati nya.
Maria berhasil mengangkat perkedel gosong nya lalu membuang ke tong sampah, bunda Maria mematikan kompor nya, biarlah Ia akan memasak nya lagi nanti.
Bunda Maria melepaskan celemek dapur nya lalu mengambil alih Caitlin yang memekik kegelian, Bunda Maria menggelitik perut Caitlin dengan wajah dan bibir nya yang mengomeli putri kecil Dara seperti cucu kandung nya sendiri bahkan Maria lupa kalau Dara bukan anak kandung nya.
"Ampuun...! Oma..! Ampuun..! Hihiih..!" geli Caitlin menggeliat seperti ulat bulu di pelukan Maria.
Dara tertawa lebar lalu melangkah mundur meninggalkan Om dan cucu nya itu, Dara mencari keberadaan anak sulung nya, Dara memasuki sebuah kamar bernuansa gelap yaitu Hitam dan tak terlalu banyak perkakas di kamar putra nya itu.
Terkadang Dara heran mengapa putra nya, yang suka sekali gelap dan suka ruangan yang tak banyak barang jika bukan sikap tegas Dara memaksa harus di isi barang, maka kamar Carlos jelas seperti kamar tak berpenghuni.
Carlos terpaksa menerima titah sang mommy dalam hidup nya, dengan syarat barang-barang nya harus berwarna gelap, terpaksa Dara membeli lemari, kasur, meja belajar dan sofa berwarna hitam bahkan alas kasur nya pun harus berwarna hitam polos.
"Sayang?" Dara menyapa sembari mengedarkan pandangan nya.
"Kenapa anak laki-laki ku sangat suka kamar seram begini? huuh..!"Batin Dara yang masih saja merasa merinding setiap memasuki kamar gelap putra nya itu padahal ini bukan pertama kali nya Dara memasuki kamar anak nya.
"Mommy?" suara anak lelaki kecil dari sudut lemari. Dara terkejut melihat sosok anak nya berada di tempat terpojok segera Ia menghampiri anak nya.
"Kenapa sayang? Apa yang terjadi dengan mu?" tanya Dara cemas.
Carlos tersenyum kecil menatap manik mata hitam Mommy nya, sedangkan Carlos ataupun Caitlin memiliki bola mata biru gelap sekilas tampak warna hitam tapi kalau di lihat lebih teliti warna nya tidak lah hitam.
“Mommy cudah pulang?” bukan nya menjawab pertanyaan Dara, Carlos malah bertanya balik. Dara menggendong Carlos yang melingkarkan tangan nya di leher Dara.
"Apa ada yang sakit sayang? Kita periksa ke dokter ya?" bujuk Dara yang tahu anak nya keras kepala. Carlos menggeleng kepala nya.
"Tidak pelu Mommy, calos cuma bocan." jawab Carlos tersenyum di paksakan. Dara memicing curiga.
"Nggak bisa sayang..? Wajah mu tampak pucat, Mommy minta kamu patuh." ucap Dara yang segera membawa anak nya keluar kamar dan pamit pada Maria ke dokter malah kaget.
Maria dan Dara memang berbakat di bidang dokter Modern-Tradisional tapi entah mengapa memeriksa Carlos bukanlah keahlian mereka.
Caitlin menatap Carlos yang menggelengkan kepala nya, seolah Caitlin tak boleh memberitahu Mommy dan Oma nya tentang apa yang terjadi, Caitlin pun diam tak ingin menceritakan alasan Carlos seperti itu.
Carlos di periksa oleh dokter terbaik dan ternyata Carlos hanya syok akan sesuatu, yang membuat tekanan darah nya naik drastis dan detak jantung nya tak normal.
\*\*\*
Di dalam Perjalanan Pulang,
"Kamu nggak mau cerita sama Mommy apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu bisa syok? Bukan nya kamu selalu tenang dalam menghadapi masalah dibanding Cait ya?" tanya Dara yang penasaran apa yang membuat anak nya yang selalu berwajah datar dan jarang tersenyum itu bisa syok.
Caitlin fokus dengan game online nya, Maria juga bertanya pada Caitlin, namun kedua bocah kembar itu begitu keras kepala menutupi rahasia yang Dara dan Maria tak boleh tahu.
Bunda Maria dan Dara saling pandang satu sama lain lalu menghela nafas panjang secara bersamaan, terserah apa boleh buat, kedua bocah kembar itu sangat kompak.
🥀🥀🥀
Malam hari nya.
Dara dan Bunda Maria berbincang di ruang tamu sedangkan kedua anak kembar nya sudah tidur di kamar mereka masing-masing.
"Bunda yakin nggak tahu apa yang mereka rahasiakan?" tanya Dara semakin penasaran apa yang di tutupi kedua anak nya.
"Dara, kamu aja nggak dikasih tahu sama mereka apalagi Bunda. Lupakan soal mereka karna Bunda yakin mereka sengaja menutupi itu karna tidak penting nak."kata Bunda Maria tak mau ambil pusing lagi, nanti bisa-bisa la yang stres memikirkan rahasia kedua bocah kembar itu.
"Tapi Bunda..?" protes Dara.
"Kapan kita akan ke Indonesia? Bukan nya kamu mau balas dendam sama keluarga mantan suami mu hmm?" tanya Bunda Maria mengalihkan pembicaraan namun juga terlihat penasaran. Dara menjawab, Ia ingin membalas dendam tapi bagaimana dengan kedua anak nya.
"Entah kenapa Bunda merasa Negara ini udah nggak aman lagi buat si kembar nak..?! Bagaimana jika kita pindah aja ke Indonesia?" saran Bunda Maria.
"Nggak aman," beo Dara.
"Maksud nya apa bun?." tanya Dara tak mengerti.
"Bunda pernah nggak sengaja melihat ada percikan darah di baju Carlos walaupun saat itu Caitlin menutupi apa yang terjadi pada kakak nya." jelas Bunda Maria.
DEG.....
"Da--Darah?" beo Dara terpaku. Bunda Maria mengangguk.
"Mereka memang cerdas menutupi semua nya tapi Bunda yang udah biasa mengatasi pasien dan mencium bau darah manusia jelas Bunda tahu percikan darah di baju Carlos itu bukan darah hewan." ucap Maria, ada raut wajah kekhawatiran yang terpancar di wajah nya.
Dara melebarkan mata nya sembari membekap mulut nya syok."Ap--apa putra ku memiliki gen ayah kandung nya?" Batin Dara yang teringat sosok Swondrak.
"Dara??" Bunda Maria melambai-lambaikan tangan nya di wajah Dara yang mematung.
*
Bersambung..................................
