NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 011

Zhang Ceng ingin mengajukan tantangan lainnya lagi, Ketika suara menggema terdengar.

“Aku juga ingin menantang dan mencoba beberapa pukulan dari bakat muda Keluarga Zhang!” Belum lenyap gema suara itu menghilang, orang yang berteriak telah berdiri di atas arena utama, meninggalkan siluet bayangan hitam di belakangnya.

Orang itu usianya tidak lebih dari delapan belas tahun, gagah serta sorot mata yang kejam. Ekspresi wajah yang meremehkan, boleh dikatakan orangnya tidaklah tampan dengan warna kulit yang sedikit kehitaman. Gerakan yang diperlihatkannya tadi tampak gesit.

Dia juga penantang dari sekte-sekte kecil yang tersebar di Wilayah Selatan ini.

Xia Qiouyan memberikan arahan, lalu pertarungan pun segera dimulai.

“Long Gege! Menurut Gege pihak mana yang akan menang kali ini?” Hua Mei bertanya pada Gou Long

Belum sempat Gou Long menjawab.

“Aih! Adik Mei yang cantik! Kenapa mesti bertanya pada si Pucat ini? Kakak Qiu kan ada di sampingmu sejak tadi! kakak Qiu saja yang menjawabnya ya!” celoteh Murong Qiu, sekaligus mengolok Gou Long.

Kakek Zhou tertawa senang melihat Gou Long dibully oleh Murong Qiu. Dalam hati dia berkata.

“Dasar pemuda dungu lagi tidak peka!”

Gou Long yang mendengar ucapan Murong Qiu hanya bisa meringis, tertawa tidak bisa berekspresi sedih juga salah. Memang pada dasarnya dia tidak terlalu pandai berinteraksi dengan para gadis, dia agak pemalu dan canggung.

“Menurut kakak Qiu yang akan tumbang si pendatang tak dikenal itu!” lanjut Murong Qiu seraya menunjuk ke arah pertarungan.

“Si Muka Hitam itu hanya cara datangnya saja yang heboh, sedangkan isinya kosong!” Murong Qiu menutup penjelasannya.

“Menurutku juga begitu, pendapat kita searah Kakak Qiu!” tutur Hua Mei.

“Kakak Qiu! Menurutku kalau diperhatikan dengan seksama, si Pucat ini lebih tampan dari setiap pemuda di sini,” bisik Hua Mei pada Murong Qiu.

“Kakak Qiu setuju dengan pendapatmu,” jawab Murong Qiu.

Keduanya tertawa cekikan mengolok dan memuji Gou Long di saat bersamaan. Bisik-bisik di antara kedua gadis ini terdengar samar-samar di telinga Gou Long, wajahnya terlihat sedikit memerah.

Sementara itu pertarungan di atas panggung sudah mencapai puncaknya. Nafas Zhang Ceng masih teratur, berbeda dengan lawannya yang sudah ngos-ngosan. Tepat di jurus ketiga puluh, satu tendangan mendarat di dada pemuda berwajah hitam itu yang membuat dia menyerah.

Di tantangan ketiga ini, sebetulnya Zhang Ceng ingin menantang Murong Qiu, Tapi, kembali seseorang telah melayang dan berdiri di hadapannya. Dia adalah pemuda rudin dan berwajah pucat yang ada di kelompok Keluarga Murong, yaitu Gou Long adanya.

***

“Bocah! Ada yang ingin Kakek bisikan!” lirih Kakek Zhou, kemudian dia mendekatkan mulut dan tangannya ke arah leher dan telinga Gou Long.

Kakek Zhou tersenyum dan dengan pasti digenggamnya erat leher jubah Gou Long. Gou Long baru sadar tapi telah kasip, tanpa dapat dikontrol tubuhnya terbang ke arena panggung.

Kakek Zhou terpikal, tawanya meledak serta rencana yang dia rangkai sukses besar, dia berhasil membuat Gou Long ikut pertandingan. Tadi dia berhasil mengakali lalu melempar tubuh Gou Long ke arena pertarungan.

Gou Long mendarat dengan gerakan indah di atas arena pertarungan, ia berdiri tanpa berkata kata. Dalam hati hanya bisa mengutuk hasil pekerjaan Kakek Zhou, orang tua itu benar-benar memberinya masalah kali ini.

Wajahnya pucat gara-gara luka dalam yang diderita dari pertarungan terakhir masih belum sembuh. Padahal Gou Long sebisa mungkin menghindari pertarungan yang tidak perlu, kultivasinya sendiri ditahan sampai pada Ranah Raja tahap awal. Gou Long takut terjadi kebocoran tenaga dalam dan akan memperparah luka yang dideritanya.

Saat ini, di depan Gou Long berdiri dengan angkuh Zhang Ceng, Zhang Ceng tidak pernah membayangkan akan berhadapan dengan pemuda rudin serta pucat ini.

“Huh! Hanya di Ranah Raja tahap awal, berani kau menantangku? Aku akan membuatmu mengenal kejamnya dunia!” Hinaan dan ancaman keluar dari kata-kata Zhang Ceng.

“Entah apa yang sangat menarik dari kau yang rudin ini! Wajah pucat kekurangan gizi. Berani-beraninya kau berdekatan dengan nona-nona cantik, akan kuwakili saudara Jin mengajar adat padamu! Ha ha ha,” lanjutnya, masih belum puas dengan hinaan sebelumnya.

Gou Long sudah sangat memahami, beginilah dunia persilatan, semua dinilai dari kekuasaan, uang dan wanita. Rasa iri dan ingin menguasai merupakan hal yang jamak, dengan kekuatan maka akan berdiri di puncaknya. Yang merasa diri kuat pasti akan meremehkan dan menjatuhkan yang lemah.

Dengan menahan amarahnya Gou Long berkata, “Kita para pesilat tidak bertarung dengan lidah, mari kita buktikan dengan kepalan.”

“Lihat serangan!” teriak Gou Long seraya membuka serangan. Gou Long langsung memadatkan tenaga dalam elemen petirnya ke kedua tangan, suara cicit terdengar jelas disertai warna keperakan yang memenuhi udara di atas panggung.

Serpihan hawa tenaga dalamnya melebar menusuk kulit, walau bagaimana pun tenaga dalam Gou Long sedang ditekan pada ranah raja tahap awal. Sehingga setiap yang ikut merasa sengatan tenaga dalam Gou Long, bisa menepisnya dengan perlindungan tenaga dalam masing-masing.

Semua orang terkejut dengan suara yang mencicit dan cahaya keperakan yang keluar dari tenaga dalam Gou Long, baru kali ini orang-orang melihat tenaga dalam dengan elemen yang sangat aneh.

Suara cicit yang keluar juga sangat mengganggu pendengaran, kalau seorang ahli pandai memanfaatkan suara cicit ini, ia bisa mengacaukan sumber tenaga dalam setiap lawan-lawannya.

Zhang Ceng mengelak, menangkis dan membalas, dalam satu jurus dilakukannya secara bersamaan. Sungguh indah untuk dilihat, gerakannya mengalir berkesinambungan dalam Jurus Patukkan Kobra, jurus ini dilatih oleh semua anggota Keluarga Zhang, gerakan-gerakan dari jurus ini sangat gesit.

Pada awalnya Gou Long masih bisa memberikan perlawanan, setiap jurus diladeni Gou Long keras dengan keras, wajahnya yang pucat menjadi bertambah pucat.

pada gerakan kelima puluh, Jurus Tiga Patukkan Kobra Berbisa tidak dapat dielak Gou Long, salah satunya tepat kena di dada.

Gou long terlempar jatuh terjengkang, ia memuntahkan darah kental sebesar kepalan tangan.

“Huuuh! Hanya begini saja, sangat lemah!” Zhang Ceng mencibir dan mengejek kemudian meludah ke arah Gou Long.

“Dasar! Rudin! Dan lemah! Ha ha ha ...” lanjutnya.

Gou Long mengangkat tangan dan menyerah, dalam hati dia berkata, “Akan kuingat penghinaan hari ini, Suatu saat kan kubalas lengkap dengan bunganya.”

Lalu dia berkelebat turun, dan memelototi Kakek Zhou.

Kakek Zhou dengan rasa sesal yang dalam menghampiri Gou Long, kemudian menyalurkan tenaga dalamnya sedikit membantu menyembuhkan luka Gou Long.

“Bocah! Maaf! Kakek terlalu penasaran dengan tenaga dalammu," ucap Kakek Zhou menyesal, sambil tersenyum nyegir.

“Bocah! Kau harus ingat, selama gunung masih menghijau jangan takut kehabisan kayu bakar, Kelak kau bisa balas kembali penghinaan hari ini!” tutur Kakek Zhou.

Gou Long mengiyakan dengan anggukan kepala.

Hua Mei yang sudah mulai menyukai Gou Long hanya bisa ikut memelototi kakeknya sendiri. Dia khawatir dengan kondisi Gou Long, wajah yang tadi pucat menjadi tambah tidak berwarna.

Sementara itu, di atas panggung arena, Zhang Ceng menantang Murong Qiu yang kemudian ditolak mentah-mentah oleh Murong Qiu.

Karena tidak ada penantang lain, Zhang Ceng dinyatakan lulus ke tahap berikutnya.

Tahap final hanya menyisakan Zhang Ceng dan Jin Tengsin. Pertandingan final akan dilaksanakan setelah jeda empat dupa.

1
Asep Asep
semangaaaat
Yaya Supriyatna
Kecewa
Yaya Supriyatna
Buruk
Wy Ky
ok
Mentengstory
mc terlalu naif
isworo nugroho
Lumayan
isworo nugroho
Biasa
Bagus Truno
saran : kalai bisa bikin novel fantasi timur jangan pakai bahasa timur yg dicampur2. kecuali nama tokoh, nama jurus, nama tingkatan.
Bagus Truno
apa gunanya cincin budak? bukannya bisa dipake
Jumadi 0707
ceritanya jd kacangan bgini masa tanah direbutin gk nyambung nglantur kemana2
Bagus Truno
"menjeplok" itu apa ya?
Bagus Truno
menguber-uber 😆😆😆
Jumadi 0707
MC makin parah bloon nya otaknya gk pinter b jagoan apa itu
Desi Eka s
Luar biasa
Bagus Truno
saran : maghrib mending ganti menjadi petang. atau mungkin ada bahasa yg lainnya. agak aneh novel pendekar timur kalau pake maghrib
Jumadi 0707
kasihan MC dibikin bloon sma thir
Jumadi 0707
gk ngerti ada cerita laen
Jumadi 0707
MC lupa minum pil luka dalam kan ada didlm cincin msh muda dah plupa stau bloon
Jumadi 0707
kog msh lemah ya MC kurang pengalaman bnr
Jumadi 0707
mantap lanjuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!