Barra Malik Bagaskara pewaris tahta kerajaan bisnis keluarganya. Tapi ia lebih di kenal Barra si psikopat Gila dia akan membantai siapa saja yang berani menyinggungnya. Barra tidak akan kenal dengan kata ampun apapun akan ia lakukan hingga hatinya merasa puas.
Suatu ketika ia bertemu dengan seorang yang membuat dunianya jungkir balik entah bagaimana caranya apapun yang jadi keinginannya harus ia miliki termasuk seorang gadis yang menjadi incaran hatinya yang mampu membuatnya merasakan Jatuh cinta.
Bagaiman kisahnya, yuk mampir dan baca kisah Barra si psikopat Gila Jatuh Cinta jangan lupa tinggalkan jejak cinta kalian yaa 😊💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herfika Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Barra-21
\=\=\=\=\=\=\=\= • Next Story • \=\=\=\=\=\=\=\=
Barra kembali ke markas saat sudah hampir sore didalam markas semua anggota lengkap sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Wildan juga disana sebab Wildan tinggal bersama ketiga bujang di markas milik Barra. Wildan juga mendapatkan kamar sendiri di rumah itu.
"Boss akhirnya datang juga" ucap Bastian
"Hmm... Will bagaimana Arlleta" tanya Barra
"Aman gue antar sampai depan kontrakannya" jawab Wildan
"Baiklah hari ini gue mau cariin kerjaan buat Arlleta" jawab Barra
"Saran gue sih lo mending gantiin si citra dengan Arlleta" ucap Wildan
"Terlalu mencolok dan dia pasti tahu itu gue" ucap Barra.
Ketiga bujang yang mendengarkan obralan Wildan dan Barra berhenti sejenak mereka menatap kedua pria itu dengan tatapan rumit hingga Leonardo membuka suara.
"Sebaiknya tanya ke dia maunya apa" ucap Leonardo
"Nah Leonardo ada benarnya bos, dari pada dia kerja dengan orang lain mending boss bukain dia usaha" sahut Bastian
"Tumben otak lo nyampai curut, gue sih setuju sama anak-anak bro" ucap Gabriel sambil melirik Bastian.
"Buka usaha" gumam Barra sambil berpikir.
Sementara gadis yang sedang di pikirkan oleh keempat bujang itu sedang menyiapkan lamaran pekerjaan ia berencana untuk mengambil pekerjaan part time yang jadwalnya bisa ia kerjakan setelah sekolah usai.
Arlleta menyiapkan surat-surat yang dibutuhkan seperti daftar riwayat hidupnya, dan curiculum vitae. Ia sangat paham siswa SMA sepertinya akan sulit mendapatkan pekerjaan yang bagus apalagi ia belum lulus sekolah.
Tadi ia membaca koran dan ada lowongan pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah jadi ia akan mencoba pekerjaan itu.
Arlleta bergegas ke kamar mandi ia akan membersihkan dirinya sebelum pergi ke tempat tujuannya.
Ia sudah menyiapkan pakaian yang sopan untuk pergi ke cafe yang sedang membutuhkan tenaga kerja itu.
...****************...
Singkatnya setelah bersiap-siap Arlleta melangkah ke luar rumah kontrakannya untuk pergi ke halte bus menuju tempat tujuan awalnya.
Arlleta masih menunggu bus yang lewat, akan tetapi hingga 15 menit berlalu tidak satupun ada bus yang melewati halte tersebut.
"Apa pesan ojek online aja ya" gumam Arlleta.
Arlleta mulai putus asa ia akhirnya memutuskan untuk memesan ojek online agar tetap sampai ke tujuannya yang jaraknya lumayan jauh jika menggunakan kaki.
Kini ia sudah sampai di depan cafe yang sedang membuka lowongan pekerjaan itu ia berjalan untuk masuk ke dalam cafe dan menanyakan tentang lowongan pekerjaan itu pada kasir yang sedang bertugas.
"Selamat siang mbak ada yang bisa di bantu" Ucap ramah kasir cafe itu.
"Siang kak, saya mau menanyakan tentang lowongan pekerjaan yang ada di iklan koran hari ini apakah masih ada kak" ucap Arlleta.
Kasir yang semula ramah itu menatap Arlleta dengan rumit ia menatap dari atas sampai bawah penampilan Arlleta.
"Yakin mau kerja disini, sudah punya pengalaman" tanya kasir tersebut dengan sinis.
"Saya memang belum punya pengalaman kak, tapi saya mau belajar" jawab Arlleta.
"Nggak, nggak ada kerjaan disini sebaiknya kamu pergi" sahut cepat kasir itu.
"Loh bukannya di iklan masih buka ya kak" gumam Arlleta.
"Ya sekali gue bilang nggak ya nggak Lo budeg" kembali kasir itu menjawab dengan sinis.
Drap...Drap...Drapp....
"Ada apa ini" suara bariton seorang pria menghentikan perdebatan antara Arlleta dan kasir itu.
"Ah tuan muda" ucap kasir itu menunduk takut.
"Apa yang terjadi disini" ucap suara pria itu.
"Tidak ada tuan, dia hanya meminta sumbangan saja" Ujar kasir itu berbohong.
Arlleta seakan mengenal suara bariton pria itu tidak asing di telinganya ia kemudian berbalik badan untuk melihat siapakah orang tersebut.
"Barra" gumam Arlleta dengan pelan.
"Baby kamu ngapain disini" ucap Barra sedikit keras tapi terdengar lembut.
"Apa baby" Kasir itu kaget mendengar perkataan Barra.
'Mati gue bisa di pecat' ucap kasir itu dalam hatinya.
"Lo kesini, Lo yang bilang cewek gue minta sumbangan kan" ucap Barra menunjuk kasir tadi.
"Maaf tuan muda saya tidak tahu kalau nona ini adalah pacar tuan muda" ucapnya dengan pelan bernada ketakutan.
"Barra udah nggak apa-apa" ucap Arlleta.
"Kali ini lo selamat, balik kerja sana" ucap Barra
"Iya tuan muda terimakasih, nona" ucap kasir itu meninggalkan Barra dan Arlleta.
Arlleta menatap pada Barra kenapa bisa ia berada disini dan kenapa ia begitu di segani oleh kasir tadi, pertanyaan itu muncul di pikiran Arlleta sambil menatap Barra.
"Nggak usah tatap gue kayak gitu nanti lo jatuh hati" ucap Barra tanpa menatap Arlleta.
"Kenapa lo bisa ada disini" tanya Arlleta
"Bukankah ini tempat umum baby" sahut Barra sedikit tersenyum.
"Iya gue tahu ini tempat umum dan nggak mungkin juga ini suatu kebetulan bukan" sungutnya
"Takdir kita tidak pernah ada yang tahu baby" kembali Barra tersenyum tipis melihat Arlleta yang tampak kesal.
"Berhenti panggil gue baby Barra" ucap Arlleta makin kesal tapi hal itu tampak mengemaskan bagi Barra.
Barra menatap Arlleta dengan saksama dan matanya terhenti di sebuah map yang Arlleta bawa.
"Lo bawa apaan itu" tanya Barra sambil menunjuk map yang ada di tangan Arlleta.
"Bukan urusan lo" sahut cepat Arlleta.
"Yakin bukan urusan gue, ya udah gue tanya kasir yang tadi lo tadi ngapain sama dia" ujar Barra
"Eeettsss... Nggak usah Barr, gue lagi butuh pekerjaan jadi gue coba lamar pekerjaan part time disini" ucap jujur Arlleta.
"Kerjaan, lo mau kerja apa disini" tanya Barra
"Apa aja yang penting gue punya penghasilan untuk diri gue sendiri" ungkap Arlleta.
"Mendingan lo sekarang ikut gue" ucap Barra sambil menarik tangan Arlleta.
Arlleta dan Barra pergi meninggalkan cafe tersebut, Barra jelas mengetahui keberadaan Arlleta dari anak buah yang terus mengawasi Arlleta.
Barra juga sudah memprediksi tujuan Arlleta pasti ingin mencari pekerjaan untungnya cafe yang Arlleta di tuju oleh Arlleta adalah milik kakeknya jadi Barra dengan mudahnya mengintimidasi para pekerja yang ada di cafe itu.
Barra pergi membawa Arlleta ke sebuah ruko yang masih tertutup rapat Arlleta mengerutkan keningnya ia bingung apa maksud dari Barra kali ini membawanya ke ruko yang lumayan besar tapi masih terkunci rapat.
"Ayo masuk" ucap Barra.
"Masuk... Masuk kemana lo nggak lihat itu masih tertutup" jawab Arlleta masih bingung
"Ayo" Barra hanya menarik tangan Arlleta untuk mengikutinya.
Sampai di depan pintu ruko Barra mengeluarkan kunci, dan kunci itu sesuai dengan gembok ruko yang ada di hadapan mereka.
Arlleta semakin di buat bingung dengan apa yang terjadi saat ini Barra tidak memberitahukannya apapun.
Streeeeek.....
Suara dari ruko pintu terbuka dan kembali Barra menarik tangan Arlleta untuk ikut bersamanya kedalam ruko itu.
...****************...
...****************...
...****************...
dan jaga kesehatan
3 iklan + 1 bunga
iklan untuk mu
yg pnting kenyang 🤣
bkn alergi tpi enek aja 🤧