Perjalanan Cinta Alena

Alena sampai di Apartemennya Alena langsung masuk ke dalam kamarnya, ia hari ini pulang dengan naik taxsi Alena memang sengaja tak membawa mobil karena memang badanya nggak enak.

Alena merebahkan badannya ia meraba perutnya yang masih terlihat rata, Alena menangis diam kenapa semuanya jadi begini. Sedangkan di lain tempat Devin yang tadi siang saat baru saja keluar dari ruangan Alena mendapatkan telepon dari papanya bahwa ia harus pergi ke Jepang malam ini.

Devin yang masih gelisah memikirkan keadaan Alena menjadi dilema, namun pekerjaan ini sangat penting juga begitupun juga dengan Alena dan anak yang di kandungnya. Dengan terpaksa Devin pergi ke Jepang demi perusahaan dan saat pulang dari Jepang nanti Devin akan segera mengajak Alena ke Korea dan melamarnya.

Devin tidak mau kehilangan Alena begitu juga dengan anak yang di kandung Alena. Malam ini Devin pergi ke Bandara dengan Evan, namun Devin merasakan perasaan yang tidak enak namun ia membuang perasaan aneh itu jauh-jauh.

Devin sendiri tak memberi tahu Alena bahwa malam ini ia pergi ke Jepang dalam waktu tak bisa di tentukan karena takut terjadi apa-apa dengan Alena pasalnya tadi siang saja Alena sangat terlihat marah, Devin tak mau Alena menjadi stress dan mengakibatkan keguguran.

Alena tertidur saat dari pulang kerja tadi, Alena terbangun sekitar pukul 11.00 malam ia merasakan perutnya sangat lapar, Alena sendiri juga masih lengkap pakai baju kerja serta make up yang belum di bersihkan.

Alena langsung pergi ke dapur lalu ia memasak nasi setelah itu ia mengoreng ayam yang ada di kulkas yang telah di bumbui. Tak butuh waktu lama setelah selesai mengoreng ayam Alena siapkan terlebih dahulu di meja makan karena nasinya belum matang maka Alena tinggal mandi terlebih dahulu.

Alena sudah selesai mandi ia ke dapur untuk melihat nasinya udah matang apa belum ternyata sudah, lalu Alena mengambil piring dan mengisi piringnya dwngan nasi setelah itu ia ke meja makan dan Alena juga menaruh ayam di piringnya lalu ia makan.

Setelah ia selesai makan ia mencuci piring dan sendoknya tak lupa juga Alena menyimpan ayam gorengnya di kulkas. Setelah itu Alena pergi duduk di sofa sekaligus ruang tamu ia menyalakan tv padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam tapi Alena nggak tidur lagi.

Alena masih memikirkan dia harus berbuat apa, ia sekarang menggandung anak Devin. Alena sungguh masih bingung dan tak tahu harus melakukan apa.

Alena kembali ke kamarnya ia melihat HP nya siapa tahu ada yang kirim pesan atau yang lain namun nihil nggak ada Devin pun juga nggak kirim pesan setelah kejadian tadi siang Alena marah kepada Devin.

Esok harinya Alena berangkat ke kantor seperti biasa ia langsung ke ruang kerjanya, di meja kerjanya sudah banyak tumpukan kertas yang harus ia kerjakan.

Tokkk tokkk tokkk

“Masuk,” ucap Alena dari dalam ruangannya.

“Alena kok kamu udah masuk kerja,” ucap Aneta yang masih di depan pintu.

“Aku udah baikkan kok Ta, kamu ada apa ke ruangan aku,” ucap Alena. Aneta berjalan ke arah Alena dan duduk di kursi depan Alena.

“Biasa ini ada kerjaan buat kamu hanya tanda tangan aja kok,” ucap Aneta

“Hemm iya,” ucap Alena

“Aku kemarin panik banget sama kamu tahu nggak, saat kamu pingsan dan untung aja pak Devin datang dan membawa kamu,” ucap Aneta

“Ta kayaknya aku mau mengundurkan diri dan balik ke Korea,” ucap Alena sambil memikirkan sesuatu.

“Kenapa Na kok dadakan, kamu ada masalah ya?” tanya Aneta yang masih bingung kenapa Alena tiba-tiba ingin menggundurkan diri.

“Nggak, aku hanya kangen dengan ke dua orang tuaku dan aku juga akan menggantikan posisi appa aku,” ucap Alena

“Kamu serius Alena?” tanya Aneta

“Iya aku serius hari ini aku juga akan buat surat pengunduran diri dan semua kerjaan juga akan aku segera selesaikan dengan cepat,” ucap Alena

“Na apa ini gara-gara pak Devin?” tanya Aneta lagi karena masih belum percaya kalau Alena mau mengundurkan diri.

“Bukan Ta, tapi ini keinginan aku sendiri,” ucap Alena sambil tersenyum.

“Kamu nggak lagi bohong sama aku kan Na?” tanya Aneta yang masih curiga.

“Nggak Aneta sayang, ya udah kamu balik ke ruangan kamu aku masih banyak kerjaan,” ucap Alena. Aneta pun menuruti kata Alena ia keluar dari ruangan Alena dengan masih penasaran.

Aneta yakin bahwa Alena sedang menyembunyikan sesuatu tapi itu apa? Aneta sendiri masih berpikir bahwa ini ada hubungannya dengan pak Devin.

Seharian ini Alena benar-benar sibuk dan tadi di kantor juga nggak ada batang hidung Devin yang menggangunya biasanya ia akan menggangunya tapi tadi benar-benar seharian nggak ada Devin. Kenapa Alena malah kepikiran dengan Devin padahal ia kalau bertemu bawaannya berantem.

Alena juga sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya namun ia masih masuk ke kantor seminggu lagi.

Alena sedang duduk di sofa sambil meminum susu ibu hamil, Alena memainkan HP nya ia juga tak dapet pesan dari Devin. Alena bisa tenang nggak bertemu dengan Devin karena nggak ada penganggu tapi di hati Alena timbul perasaan yang aneh jika Devin tak ada. Namun Alena mengenyahkan semua itu.

Di Jepang Devin sangat di sibukkan dengan pekerjaan kantornya sampai tak ada waktu untuk menghubungi Alena, setelah pulang dari kantor Devin langsung mandi dan beristirahat karena capek. Devin benar-benar tak bisa meluangkan waktunya sedikit pun untuk yang lainnya.

Devin terbangun dari tidurnya karena ia memimpikan Alena, Alena yang berpamitan kepada Devin kalau ia akan pergi dan Alena juga melarangnya untuk mencarinya, setelah itu Alena menghilang.

Devin benar-benar takut jika Alena pergi meninggalkannya bersama dengan anak yang Alena kandung Devin tak mau kehilangan mereka berdua. Devin lalu mencoba menelpon Alena namun tak ada jawaban sama sekali.

Devin mengira mungkin Alena lagi sibuk jadi ia tak mengangkat teleponnya. Devin hanya berdoa kepada Tuhan agar semua yang impikan tadi tak benar-benar terjadi karena Devin benar-benar tak sanggup untuk kehilangan Alena.

Padahal Alena sendiri tak mengharapkan Devin tapi kenapa Devin malah justru berharap ya. Devin memang sudah bucin ni kayaknya ke Alena.