Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terikat
"apa maksud kak Yuga"
"kita akan menikah saat ini juga, persiapkan dirimu. Saya akan menghubungi orangtuamu"
"tapi kak aku . . ." Sesa mencoba menolak, tentu saja dia tidak mau menikah dengan pria yang tidak mencintainya, walaupun Sesa cinta mati dengan Yuga, tapi Sesa sudah bertekad untuk melupakan Yuga
"apa kau mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan kakek??" Yuga berbisik ditelinga Sesa
"Yuga, kamu tak perlu memaksa Sesa. Kakek juga baru tau jika kamu punya kekasih. Maafkan kakek karena memaksamu. Kau masih muda maka kejarlah kebahagiaanmu, jangan cemaskan kakek" Kakek Adi berkata dengan lirih
"tidak kek, kami akan tetap menikah, iya kan Sa?? Yuga menggenggam tangan kiri Sesa
" i. . iya kek, Sesa akan tetap menjadi cucu menantu kakek, maafkan Sesa tadi pagi yang masih ragu kek"
"papa dan mama setuju kan Yuga menikah siri dulu malam ini?? lalu untu pernikahan sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan rencana awal" Yuga meminta persetujuan orangtuanya
"papa mendukung semua keputusanmu" Surya mendekat menepuk punggung Yuga
"Don, persiapkan semuanya" jika bosnya itu sudah memberi perintah maka Doni pun tak bisa membantah, Doni segera melangkahkan kakinya memenuhi perintah bos pemaksa itu
"mama akan minta Naya untuk mengurus Sesa" Vani mulai mencari ponsel untuk menghubungi putrinya
Yuga hanya. mengangguk tanda setuju
***
Persiapan telah selesai Doni juga sudah tiba dengan seorang penghulu dan dua orang pria yang akan menjadi saksi nikah. Semua juga sudah berkumpul di ruang VVIP itu. Kedua orang tua Sesa juga sudah tiba. Gunawan sempat marah karena putrinya penyebab Kakek Adiguna terbaring di rumah sakit. Gunawan tak menyangka Sesa bisa mengambil keputusan besar itu tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Vani meminta semua uang tunai yang berada d dompet Yuga saat ini, begitu pula dengan dompet Vani dan Surya.Vani juga menambahkan sebuah cincin berlian milik Vani yang ia dapat dari ibu mertuanya ketika menikah dengan surya.
"jika semua sudah siap, boleh kita mulai pak ijabnya??" ucap penghulu yang sudah berambut itu
"mari bersiap nak" Gunawan membawa putrinya mendekat ke samping Yuga
Sesa sudah berganti dengan kebaya putih sepanjang mata kaki yang sangat pas dengan ukuran tubuhnya. Rambutnya yang digulung sederhana dengan tambahan bunga warna putih dan hanya polesan make up tipis karya adik iparnya namun Sesa terlihat sangat cantik. Sementara Yuga masih dengan setelan kantornya tadi pagi, ia merasa sudah rapi dengan pakaian itu. Lebih tepatnya Yuga tak mau berganti pakaian.
"silahkan jabat tangan pak gunawan" perintah penghulu
"Bismillahirrahmanirrahim saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Yuga hanan wiratama dengan putri kandung saya Sesa putri pamungkas binti Gunawan pamungkas dengan maskawin uang tunai sebesar 4.225.000 dan sebuah cincin berlian dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Sesa putri pamungkas binti Gunawan pamungkas dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Yuga dengan sekali tarikan nafas dengan lancar melafalkan ijab kabul
"bagaimana saksi??" tanya penghulu
"sah"
"sah"
ucap kedua saksi berbarengan
"Alhamdulillah"
tes...
air mata Sesa sudah tak dapat ditahan lagi saat mendengar penghulu membacakan doa untuknya. Sesa tak tau apa yang dirasakan hatinya. Harus senang, sedih, atau takut, semua mengaduk aduk hatinya saat ini
"pasangkan cincinnya ga" perintah Vani
"Yuga terdiam namun meraih cincin itu kemudian menarik tangan Sesa untuk menyematkan cincin dijari manis Sesa. Cincin itu tampak cantik di jari lentik Sesa.
" ciumlah tangan suamimu sayang" kini Diana memberikan arahan pada Sesa
sesa meraih tangan Yuga kemudian menciumnya, tubuhnya berdesir menggenggam tangan yang lebih besar darinya itu
Sesa sedari tadi diam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Sesa masih belum percaya kini ia terjebak dalam keputusannya sendiri, niat hati ingin mengakhiri kini malah terikat lebih kencang
"terimakasih sayang, kalian sudah membahagiakan kakek. kalaupun kakek sudah tiada umur lagi, kakek sudah bahagia. Ini hadiah terindah di masa tua kakek" kakek Adi menunjukkan rasa bahagianya beliau tak hentinya tersenyum
"kakek harus sembuh, bukannya kakek mau melihat pesta pernikahan kita?? Yuga tak suka kakek membahas kematian
" selamat ya kak, akhirnya aku punya kakak ipar yang cantik" ucap naya memeluk Sesa
Sesa hanya tersenyum dan membalas pelukan itu
***
Keheningan menyertai perjalanan pasangan pengantin baru itu. Sesa memang ikut ke rumah Yuga sesuai permintaan orang tua dan mertuanya. Mama sesa juga menasehati putrinya jika sekarang Sesa sudah menjadi seorang istri maka harus ikut kemanapun suaminya pergi. Mau tidak mau Sesa menuruti ucapan mamanya. Dan disinilah sekarang, Sesa diam mengalihkan pandanganya ke jendela samping dan Yuga fokus mengemudi.
Yuga menekan password pintu apartemennya yang tak Sesa ketahui. Kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen mewah yang sangat menunjukkan sisi maskulin, dilihat dari interior dan catnya yang didominasi warna hitam dan abu-abu. Yuga selama ini memang tinggal di rumah bersama kakek dan kedua orang tuanya. Tapi Yuga juga punya apartemen ini hanya sebagai tempat singgah jika tak pulang ke rumah utama. Hanya Doni dan keluarganya yang tau apartemen ini, bahkan Della juga tidak tau.
"disini ada dua kamar tapi satunya ku gunakan untuk ruang kerja. Kita akan tetap satu kamar, terserah kau mau tidur dimana jika tak mau seranjang denganku, karena aku tak mau ada drama pisah kamar jika keluarga ku tau. Jelas Yuga masih dengan aura dingin
"Iya mas" iya sesa mengubah panggilan untuk Yuga, Sesa adalah keturunan jawa. menurut mamanya sebutan itu akan lebih mengormati suami
Hati Yuga sedikit menghangat mendengar Sesa menyebutnya seperti itu. Tapi Yuga segera menepisnya dan melangkah menuju kamar untuk membersihkan dirinya
Klepek, suara pintu terbuka membuat Sesa menolehkan kepalanya
Yuga keluar kamar sudah berganti dengan pakaian rumahannya. Pria jangkung itu terlihat segar sehabis mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah.
"bersihkan dirimu carilah pakaian yang cocok untukmu" dingin Yuga memerintah
Sesa hanya mengangguk kemudian masuk kedalam kamar untuk segera membersihkan badannya yang terasa lengket
30 menit kemudian Sesa selesai mandi. Sesa terkejut melihat Yuga yang sudah duduk ditepi ranjang.
"ponselmu" Yuga memberikan ponsel dan tas kepada Sesa. Entah siapa yang membawakan untuknya Sesa akan sangat berterimakasih. Sesa bahkan tak ingat dengan ponselnya sedari tadi.
"terimakasih mas" Sesa tersenyum kepada Yuga
"saya sudah pesan makan. saya tidak mau dituduh menyiksa anak orang karena tak memberikan makanan" ucap Yuga seraya keluar dari kamar
hati Sesa tercubit mendengar penuturan Yuga seperti tak ikhlas membelikannya makanan
Sesa mengejar Yuga keluar
"mas Yuga tidak makan??"
Sesa bertanya karena melihat Yuga berjalan ke ruangan yang disebutnya ruang kerja tadi
"saya tidak lapar" Yuga langsung menutup pintu
"Ya Allah kuatkan hatiku, kenapa disini mas Yuga seolah menyalahkan ku?? bukankah disini aku juga korban?? aku juga sakit, mungkin jika aku tidak mencintaimu rasanya tak akan sesakit ini"
salam hangat untuk kalian para readers😘😘
terimakasih masih mau berlanjut sampai bab ini, peluk cium untuk kalian semua 😘😘🤗🤗🤗