NovelToon NovelToon
Possessive Leader

Possessive Leader

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Net Profit

📢📢📢WELCOME DI AREA BENGEK NGAKAK GULING-GULING 😂😂😂

Jesi yang sudah terbiasa dengan kehidupan bagai sultan, harus kehilangan semua fasilitas itu karena ayahnya yang ingin membuatnya menjadi mandiri. Dalam sekejap ia menjadi seorang mahasiswi magang, dan dihadapkan dengan team leader yang ganteng tapi sayangnya galak.


"kalo aja lo itu bukan pembimbing magang gue, ogah banget dah gue nurut gini. Ini namanya eksploitasi tenaga karyawan."

"Aku tau, aku itu cantik dan menarik. nggak usah segitunya ngeliatinnya. Ntar Bapak naksir." Jesika Mulia Rahayu.

"Cantik dan menarik emang iya, tapi otaknya nothing. Naksir sama bocah seperti kamu itu impossible." Ramadhan Darmawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

plan kost

“Pokoknya aku nggak mau nikah!” Tolak Jesi sekali lagi dengan mantap, ia beranjak dari duduknya

“Ikut ke kamar gue, Al.” Ajaknya seraya manarik tangan Alya yang masih bengong melihat perdebatannya dengan sang ayah.

“Jesi dengerin ayah dulu! Ayah belum selesai bicara.” Teriak Burhan tapi putri manjanya sama sekali tak menengok.

Burhan memijit pelipisnya seraya menghembuskan nafas panjang, “huft.... anak kamu tuh bu. Orang tua belum selesai bicara udah main pergi aja.”

“Anakmu juga yah. Ini minum aja dulu supaya tenang.” Sari memberikan segelas air putih pada suaminya.

“lagian ayah itu nggak kira-kira banget, udah tau anak lagi patah hati malah di gas suruh nikah.” Lanjutnya.

“Justru karena dia sedang patah hati... ayah tidak mau Jesi terlalu lama larut dalam kesedihan. Lihat, belum satu hari saja matanya sudah sembab nangis terus. Padahal sudah tau pacarnya itu yang baji ngan tapi masih aja ditangisin.”

“Lagi pula ayah sudah mulai lelah mengurus perusahaan sendiri, kita butuh penerus yang bisa dipercaya. Putri kita tak pandai bu, tanpa suami yang kompeten dia tak akan bisa meneruskan usaha yang sudah kita bangun sejak dulu. Jesi itu ngebedain orang yang baik sama pura-pura aja dia nggak bisa.” Tutur Burhan.

Sari terdiam, semua yang diucapkan suaminya benar adanya. Dia sadar mungkin selama ini belum mendidik Jesi dengan baik. Putri semata wayangnya itu memang selalu dimanjakan dengan semua fasilitas, penanaman sifat saling memantu yang diajarkan memang sukses sekali terbukti dari Jesi yang selalu membantu orang-orang di sekitarnya tanpa pamrih tapi disisi lain gadis itu jadi mudah dimanfaatkan orang lain. Putri kesayangannya jadi terlalu lugu dan polos.

“Ayah sudah dapat calon suami untuk Jesi?”

“Sudah. Ibu ingat anak lelaki yang perusahaan ayahnya hampir collape sepuluh tahun lalu? Anak SMA yang menangis dan mempertaruhkan apa pun yang ia bisa demi perusahaan ayahnya agar tak gulung tikar. Demi ibu yang sakit karena telalu banyak pikiran, demi adik yang dibully karena mendadak miskin. Anak itu sekarang sudah dewasa, menjadi pria cerdas, bijaksana dan penuh wibawa.” Ujar Burhan.

“Yang ibunya ngasih resep nasi goreng kampung bukan sih? Jesi sampai sekarang suka sama nasi goreng itu.”

“Iya benar yang itu, bu.” Balas Burhan dengan semangat. Bagi burhan sosok anak itu yang begitu bertanggungjawab meski masih bocah membuatnya memberikan kesempatan lebih. Membantu dengan menginvestasikan banyak dana untuk menolong perusahaan yang hampir gulung tikar, tak mudah membuat perusahaan itu kembali stabil bahkan ia mengalami banyak kerugian di awal. Tapi demi seorang anak yang menurutnya memiliki potensi besar ia mengikhlaskan dananya demi mengembangankan potensi muda di depan matanya. Burhan masih ingat jelas ucapan bocah delapan belas tahun kala itu.

“Terimakasih karena sudah mau menolong kami saat saudara pun mendadak menjauh. Saat semua investor papa kabur, Om masih tetap bertahan meski perusahaan sudah hampir bangkrut. Kelak, jika aku sudah dewasa apa pun akan aku lakukan untuk Om.” Ucap bocah yang masih mengenakan pakaian serba hitam sepulang dari pemakaman sang papa.

“Luluslah dari sekolah dengan nilai terbaik. Lanjutkan kuliah, jangan pikirkan biaya dan perusahaan. Belajarlah dengan baik. Kelak jadilah menantuku, suami untuk putri semata wayangku.”

“Baik, Om. Terimakasih untuk semuanya.”

Seketika Burhan dan Sari bersemangat membahas calon menantu, mereka sampai lupa jika sang putri masih menolak rencana mereka.

Di dalam kamar Jesi masih menangis di pelukan Alya, bahkan jilbab lebar Alya pun jadi basah oleh air mata Jesi. Dan yang lebih menyebalkan tanpa sengaja Jesi malah menyusut ingusnya menggunakan jilbab Alya.

Sreettt...

“Ya ampun maaf, Al. Gue malah pake kerudung lo. Nggak sengaja.”

Tak ada pilihan lain, Alya membuka kerudungnya, “Nggak apa-apa, Jes.”

“Udah yah jangan nangis lagi. Apa nggak cape dari tadi nangis terus? Aku aja liatnya cape, Jes.”

“Ya abis gue kesel, Al. Bisa-bisanya ayah malah nyuruh gue nikah. Nggak peka banget sih gue lagi patah hati ini.” Kesal Jesi.

“Ah sialan banget zidan zidun... gue benci!”

“Raya juga. Dasar sabahat tukang tikung! Haram udah gue punya temen kayak dia.” Umpat Jesi.

Hanya dengan mengumpat ternyata belum bisa membuat hatinya lega. Jesi menarik selimutnya dan membuangnya asal. Diambilnya bantal dan guling kemudian dilemparkan dengan keras hingga pintu kamar mandi terbuka dan dengan bebas bantal serta guling mendarat di dalam sana.

“Udah.. udah Jes. Cukup!” Alya memeluknya dengan paksa dan lagi-lagi Jesi kembali menangis.

“Gue.. gue sebel, Al. Arrgh gue benci mereka!” teriak Jesi. Rasa sakit dikhianati sahabatnya sendiri jauh lebih besar dibanding kehilangan Zidan.

“Sahabat taii kucing!!” umpatnya lagi.

“Udah Jes. Nggak baik cewek ngomongnya kasar kayak gitu. Udah yah...” bujuk Alya.

“Sekarang mending kamu pikirin ucapan orang tua kamu tadi Jes. Nggak usah mikirin Raya sama Kak Zidan terus, unfaedah tau.” Imbuhnya.

Jesi terdiam sebentar. Dia menguncir rambut panjangnya kemudian dicepol asal.

“Al, lo tau nggak kalo kost di deket kampus berapa yah perbulan?”

“Kost?” tanya Alya dan Jesi mengangguk.

“Setau aku sih disana kost nya pertahun, Jes. Tiga sampai empat juta gitu setahun. Kalo yang bulanan jatuhnya lebih mahal, enam sampai tujuh ratusan. Tapi jarang, kebanyakan tahunan.”

“Kita kalo magang di gaji nggak, Al?” Jesi terus bertanya.

“Setau aku sih di gaji. Tapi nggak full kayak karyawan di perusahaan itu. ya sesuai sama kinerja kita lah.” Jelas Alya.

“Lo punya uang nggak Al? Lima juta aja. Gue pinjem dulu. Bayarnya ntar kalo gue dapat gaji dari magang.”

Alya mengernyit heran tak mengerti dengan apa yang dipikirkan Jesi, “Uang aku ada. Tapi buat apa Jes?”

“Gue pinjem boleh?”

“Iya boleh Jes. Ntar aku pinjemin. Tapi buat apa?”

“Gue mau jadi anak kost aja. Percuma kalo gue tinggal di sini terus pasti ayah sama ibu bakal terus maksa buat nikah. Gue belum mau nikah, Al. Di kamus gue nggak ada lah nikah muda. Pengen jadi wanita karir gue tuh.” Ucap Jesi.

“Malam ini lo nginep di sini yah. Bantuin gue packing-packing baju.” Imbuh Jesi penuh pemaksaan.

“Nginep? Nggak janji, Jes. Soalnya aku belum pernah tidur di luar. Bisa-bisa aku kena sempot kakak.” Tolak Alya.

“Udah sih telpon aja kakak lo. Bilang kalo lo mau nginep, kalo perlu gue yang ngomong deh nggak apa-apa.” Paksanya lagi sambil mengambil ponsel Alya.

“Ih sabar atuh Jes...” keluh Alya saat panggilannya belum terhubung tapi sahabatnya sudah mengambil ponselnya.

“Halo... kakaknya Alya yah... “ ucap Jesi saat panggilannya terhubung.

“ini gue temennya Alya... eh eh iya walaikusalam...”

“Gini Kak.. Eh abang... ah apaan yah gue manggilnya... pokoknya gue Cuma mau ngasih tau kalo malam ini Alya mau nginep di rumah gue. Udah gitu aja, harap maklum karena gue lagi patah hati abis kena tikung sahabat sendiri. Gue nggak nerima penolakan! Wassalamualaikum.” Belum satu kata pun terdengar dari lawan bicaranya tapi Jesi terus nyerocos dan mengakhiri panggilan tanpa menunggu kakak Alya memberikan ijin untuk menginap.

1
Markonah Salim
aku jd ilfeel klo gni ah. gk jd terharu krn kasus nikah. ini hl sakral kok jd mainan. tau sekolah jas jus
destiana
Luar biasa
Khairul Azam
itu nanti si rama di rumah gak makan 🤣🤣🤣
Khairul Azam
didunia nyata mumet, baca novel ini jd menghibur ketawa aja 🤭🤭
Khairul Azam
itu bapaknya jas jus yg mau ditemuin 🤣🤣🤣
irma hidayat
zydan nya juga nyuruh aborsi biarkan dulu nginap diprodeo
irma hidayat
good ayah burhan
irma hidayat
makanya hidup tuh jangan jahat Dina,raya yg dituai psti sesuai perbuatan
Khairul Azam
aku lagi maskeran, baca ini langsungvretak maskerku 🤣🤣🤣
irma hidayat
hamil kayanya jasjus
Khairul Azam
itu emang disengaja jes sama ayah km, 😅😅😅
irma hidayat
ayo Jes upload aja buku nikahnya biar mereka shok
Khairul Azam
udah bener bapaknya membatasi uang jajan anaknya, anaknya dimanfaatin
endang nastusil
Luar biasa
Reni Reni
Kecewa
Reni Reni
Buruk
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
irma hidayat
Shok jasjus saat tau calon suaminya
irma hidayat
bikin hati jadi nano nano puny asisten kaya jasjus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!