Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Hari ini adalah hari Jumat,dimana keluarga Niana sibuk mengurus persiapan pertemuan dengan keluarga Irlan. Kedua keluarga menyetujui kalau pertemuan diadakan di rumah keluarga Nia saja.
Tidak seperti sang Mama yang sibuk ini itu,Niana malah bermalas malasan di dalam kamarnya sambil nonton drama korea.
"aiiiiish...bosannya begini terus!" keluh Nia yang mulai bosan di dalam kamar.
Maklum saja,selesai ujian akhir masa SMU Niana hanya dirumah saja,kerjanya hanya makan,tidur dan nonton drakor. Dia tidak diijinkan oleh Pak Niko pergi kemana-mana sampai hasil kelulusan keluar. Dan ini sudah dua minggu setelah ujian akhir,berarti sudah dua minggu juga Niana terkurung di dalam rumah.
tok tok tok,bunyi ketukan pintu di kamar Niana
"Niaaaa....kamu ngapain sih dikamar terus,gak lumutan tuh badan.." teriak Mama Dena dari luar kamar yang mulai jengkel dengan anak semata wayangnya yang terus di dalam kamar.
"Niaaa...buka pintunya,,ngapain sih pake kunci-kunci pintu segala..cepetan buka atau mama dobrak nih..!!"
Nia yang sudah sakit telinganya mendengar ocehan mamanya akhirnya membuka pintu.
"apalagi sih mah?" tanya Nia yang sudah didepan pintu kamarnya
"ayo ke mall,,kita belanja keperluan buat besok sekalian beli gaun buat kamu pake besok ketemu calon suami"
Nia yang memang sudah jenuh tingkat dewa akhirnya menyetujui ajakan sang mama.
"oke deh,mama tunggu aja dibawah Nia siap-siap dulu" jawab Nia yang semangat dan langsung masuk kembali ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap.
15 menit kemudian
Niana yang sudah siap pun bergegas turun ke bawah menemui sang mama.
"ayo mah.." ajak Nia kepada sang Mama
Mama Dena yang melihat penampilan Nia dari ujung kepala sampai ujung kaki pun hanya geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak geleng-geleng,Nia yang memiliki paras cantik tapi soal gaya pakaian tidak ada feminim feminimnya sama sekali. Karena Nia sekarang hanya memakai kaos oblong hitam kebesaran bergambar logo superman dan celana jeans serta sneakers putih.
"astaga Nia...kamu tuh perempuan,punya muka cantik,imut,apa gak bisa kalau berpakaian yang feminim gitu.??" tanya mama Dena menunjukkan aksi protesnya kepada sang Putri karena pakaiannya.
"heeleh begini aja di protes" sanggah Nia
"harusnya mama tuh seneng anak gadisnya gak ngumbar aurat mah,bukan malah diprotes" jawab Nia lagi sambil menuju teras rumahnya.
Mama Dena yang mendengar jawaban dari anaknya hanya menghembuskan nafas nya dengan kasar.
"huuuft..."
Tidak mau berdebat masalah pakaian sang putri akhirnya mama Dena pun beranjak keluar menghampiri sang putri.
"Pak Toto..." panggil mama Dena kepada sang supir keluarga mereka.
"mobil udah siap pak?"
"udah buk" jawab pak Toto
"ayo Nia,nanti keburu sore..gak puas nanti belanjanya" ajak mama Dena kepada Nia sambil menarik tangan Nia.
Nia yang sudah malas karena gaya pakaiannya yang di protes mama Dena pun mau tidak mau mengikuki langkah mama Dena menuju mobil yang sudah disiapkan pak Toto.
------------------------------------------------------------------------------
Dikantor Pratama Group
Irlan yang disibukkan dengan bertumpuk-tumpuk dokumen pun terhanyut dalam pekerjaan,tanpa dia sadari sudah waktunya istirahat.
tok tok tok,suara ketukan pintu ruangan Irlan.
Siapa lagi yang mengetuk kalau bukan asisten pribadinya Rendi untuk mengingatkan sang atasan kalau sudah jam istirahat.
"masuk" jawab Irlan tanpa melepas pandangannya dari laptop.
"pak,udah jam makan siang"
"Pak Irlan mau dipesankan makanan atau bapak mau turun langsung?" tanya sang asisten
"ya ampun udah jam 12 ternyata.." kaget irlan sambil melihat jam tangannya
"saya turun aja deh,kita makan di kantin perusahaan aja,tapi kalau kamu mau makan di luar yah gak apa-apa biar saya sendiri makan dikantin."
"saya ikut bapak aja" jawab Rendi asisten Irlan.
Setelah membereskan berkas-berkas untuk di tinggal makan siang,Irlan dan Rendi pun turun ke bawah untuk makan dikantin.
Sesampainya dikantin semua mata tertuju pada sosok Bos dan Asistennya tersebut yang gantengnya bukan kaleng-kaleng.
Namun itu semua tidak berpengaruh sama sekali untuk sang bos dan asistennya,karena sudah terbiasa mendapat tatapan seperti itu.
Rendi pun menunjukkan kepada Irlan tempat duduk yang kosong.
"Pak Irlan tunggu disini biar saya yang bawa makan siangnya.."
"Eh..jangan kita antri sama sama aja Ren."
"Udah bapak disini aja,biar saya yang antri.Kalau kita berdua yang antri nanti kita gak kebagian bangku kosong pak" jawab Rendi yang segan kalau bos nya harus ikut mengantri dengan karyawan lain.
"ya sudah kalau gitu"
15 menit kemudian Rendi membawakan 1 nampan makan siang untuk dirinya dan 1 nampan makan siang untuk bosnya yang dibawakan salah satu karyawan lain.
Selesai makan Irlan dan Rendi pun kembali naik ke atas keruangan mereka masing-masing.
Baru sampai didepan pintu ruangan Irlan,tiba-tiba ponsel Irlan berbunyi.
drt drt drt..telpon dari Mami Nita
"Halo Mi.." jawab Irlan
"Halo Nak,kamu udah makan siang?" tanya mami Nita di seberang sana.
"udah mi,ini Irlan baru selesai makan. Mami kenapa nelpon Irlan?" jawab Irlan sambil berjalan ke ruangannya menuju sofa yang ada di dalam ruangannya.
"mami cuma mau ingetin kamu besok pertemuan keluarga kita dengan keluarga calon istri mu,jangan lupa yah kosongin jadwal kamu" pesan mami Nita.
"iya mi,iya...Irlan inget kok"
"ya sudah kalau gitu,,semangat yah nak kerjanya.." pesan mami Nita lagi memberi semangat kepada sang putra karena mulai hari Senin kemarin Papi Tian perlahan melepas Irlan di perusahaan,yah walaupun begitu papi Tian tetap mengawasi.
Sambungan telepon pun berakhir,Irlan yang sekarang mempunyai tanggung jawab di perusahaan papinya mau tidak mau harus lebih serius mengurusi perusahaan papinya. Karena ada puluhan ribu karyawan yang bergantung hidup di perusahaan ini.
Irlan pun kembali ke meja kebesarannya dengan bertumpuk-tumpuk dokumen. Mencoba fokus kembali ke pekerjaan,tapi sayang entah kemana fokus Irlan sekarang karena sekarang pikiran Irlan melalang buana ke masa lalunya dengan seorang gadis yang amat dia cintai Imelda.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻