Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Mentari mulai merambat naik, menciptakan kesibukan di setiap penjuru kota tak terkecuali di rumah sederhana milik Nayla.
"Bim cepetan nanti telat ini kita mesti ngebut"
"Huss jangan ngebut dijalan bahaya" sang Ibu muncul sambil mengibaskan lap piring yang di pegangnya.
"Isssh iya Ibu, tapi gak harus kibas kibas lap dong Bu aku udah cantik gini nanti bau cucian piring.. Bimaaaa cepettt!!"
"Iya kak bentar.. yuukk!!"sang adik muncul dengan seragam SMP nya.
"Berangkat ya Bu.." di cium nya pipi Ibu tercinta.
Melajukan motor kesayangan sambil melambaikan tangan pada sang Ibu.
Sang Ibu tersenyum sambil menggelengkan kepala,sipat putrinya yang suka teriak bikin gemas sang Ibu setiap saat.
"Tuan persiapan ke rumah besar sudah siap"
"Baiklah kita berangkat sekarang"
Keluar dari Apartemen mewah nya,dua pria dengan ketampanan luar biasanya membuat para kaum Hawa yang memandang menjadi tergila gila.
Melaju dengan mobil mewah nya di jalanan yang mulai sibuk dengan banyak kendaraan hilir mudik, sang Asisten melajukan dengan kecepatan sedang.
Reymon masih sibuk dengan benda lipat nya,sang Asisten memastikan sang tuan dengan sesekali melirik dari kaca spion.
"Ada yang ingin kau tanyakan Bram?"
rupanya Reymond menyadari gelagat sang asisten yang terus memperhatikannya.
"Begini Tuan mengenai perjodohan anda.." menghela nafas sesaat "Saya sudah selidiki wanita itu"
Reymond memandang ke arah jalanan, sang Ibu sudah dua tahun terakhir mencarikan jodoh untuknya namun selalu di tolak dengan terus menghindar dan pergi ke berbagai Negara dengan menyibukan diri.Dia tak butuh istri karna hanya untuk nafsu sesaatnya selalu dia habiskan dengan perempuan satu malam yang rela menyerahkan diri padanya.
"Katakan Bram?"
"Dia Sonia Tuan, teman masa kecil Tuan dia baru saja menyelesaikan studi S2 nya di Belanda, dan kembali atas undangan dari Nyonya."
"Akan ku atasi Bram, Ku rasa kita tak akan lama di sini"..
"Apa Tuan akan lari lagi,??"
"Bukan lari Bram Aku hanya tak suka di paksakan".
Mobil mewah itu telah memasuki sebuah gerbang menjulang tinggi, rumah bak istana megah dan mewah.
Sang Ibu berjalan anggun dengan pakaian khas adat jawa yang melekat dengan rambut di sanggul rapi.
"Le anak Ibu sudah datang.."
merentangkan tangan menyambut dan memeluk sang putra kesayangan.
"Bagaimana kabar Ibu?"
"Kamu nih Le kemana aja baru tanya kabar Ibu."
"Aku sangat sibuk Bu"
"Sibuk menghindari Ibu"
"Sudahlah Bu,ada apa Ibu memanggilku".
Sang Ibu mengambil nafas berat,
"Apa kamu sebegitu sibuknya hingga Ibu harus punya alasan untuk bertemu".
"Maaf Bu.."
"Ya sudah kita sarapan dahulu,kamu belum sarapan bukan?"
Diedarkan pandangan rumah itu banyak berubah dekorasi baru yang tampak elegan,hanya sang Ibu yang tak berubah masih seperti dulu bahkan tak ingin menikah lagi setelah bercerai dengan sang suami 10 tahun lalu.
Menuju ruang makan tampak meja makan dengan 12 kursi terlihat sepi karna hanya sang Ibu dan adik perempuan yang tinggal di rumah bak istana.
Sang adik bernama Meilani Sanjaya Frederick berusia 17 tahun tengah sekolah di salah satu sekolah menengah terbaik di kota N, saat bercerai dari sang suami Meilani ikut sang Ibu karna baru ber usia 7 tahun.
"Apa Mei sudah berangkat sekolah Bu?"
"Ya dia selalu bersemangat saat sekolah seperti burung keluar sangkarnya".
"Itu karna Ibu terlalu menekan nya menjadi yang Ibu mau"
"Sudahlah Ibu tak ingin bertengkar ayo kita sarapan, dimana asisten Bram apa dia tidak ikut?"
"Saya disini nyonya" Bram masuk menghentikan langkahnya dan membungkuk hormat.
"Mari Bram kita sarapan bersama"
Sarapan dijalani dengan hening tanpa ada obrolan. Peraturan di rumah itu tak pernah berubah sejak dulu sangat kental adat, itu yang membuat Rey tak nyaman karna merasa terlalu di atur, mungkin itu juga yang dirasakan sang adik.
"Setelah makan Ibu mau bicara Rey!"
"Hhhmm" Rey menjawab dengan anggukan.
Selesai ritual sarapan kini Ibu dan Anak itu sudah duduk di ruang keluarga, Rey masih menunggu sang Ibu angkat bicara.
"Kamu masih ingat Sonia kan Rey?" tanya sang Ibu.
Rey masih tak bergeming hanya menganggukan kepalanya.
Ibu nya mendesah pasrah dalam pikiran nya Anak nya ini pasti sedang berusaha berkilah lagi agar tak menikah.
"Ibu ingin kamu luangkan waktu untuk makan malam dengan Sonia.."menghela nafas sebelum melanjutkan "Dia wanita baik Rey,dia juga cantik dan jelas bibit, bebet, bobotnya..jangan cari alasan lagi Rey kamu udah mau 31 tahun dan masih belum beristri, Ibu ingin kamu menikah dan memberi Ibu cucu."
"Dan Ibu pasti sudah tau jawaban aku!" Rey mendesah frustasi sang Ibu tak pernah menyerah.
"Kamu mau sampai kapan melajang Rey,paling tidak cobalah dulu temui Sonia Ibu yakin kamu akan suka"
"Baiklah aku akan menemuinya tapi jika aku tidak suka maka Ibu jangan memaksaku"
"Baiklah itu juga sudah cukup"Ibu memeluk Rey dan mengusap punggung anaknya.
"Jika sudah selesai bisakah aku pergi aku sangat sibuk Bu"Rey bangkit dari duduknya.
"Ya sudah hati hati,dan ingat besok malam Ibu akan mengabari mu dimana tempat nya."Rey melangkah meninggalkan rumah megah itu dan masuk ke dalam mobil dimana Bram sang asisten sudah menunggu dan membuka kan pintu.
Didalam mobil..
"Bram sekarang kita kemana?"
"Kita akan ke kantor cabang tuan,"
"Apa adikku sudah kau hubungi?"
"Sudah tuan dia meminta bertemu di cafe ABG jam makan siang,seusai pulang sekolah."
"Sebelum menemui adikku aku ingin Me TIME Bram pesankan yang terbaik"
Bram menghela nafasnya,Bosnya ini mengapa tidak menikah saja jika terus begini hanya untuk memuaskan nafsunya saja pada wanita membuang waktu berharga,dan tugas Bram adalah mencari wanita yang sehat agar sang tuan nya tak tertular penyakit aneh itu karna **** bebas nya.
Disinilah berada di sebuah Hotel berbintang.. terdengar lenguhan dan ******* keluar dari mulut wanita yang kini di bawah kungkungan Rey hingga 1 jam berlalu dan selesai dengan nafsu birahinya membersihkan diri dan keluar dari kamar Hotel meninggalkan seorang wanita dengan tumpukan uang.
Di perjalanan menuju Cafe ABG
tring..
Meilani
Kak aku udah jalan mau ke cafe aku tunggu di cafe ya.
Tanpa membalas Rey langsung memerintahakan sang asisten menuju cafe yang tadi janjikan.
Disekolah bel berbunyi tanda pulang sekolah.
Nayla yang masih dengan seragam nya masuk ke dalam toilet dam mengganti dengan dres selutut hingga menampilkan sisi dewasa nya.
Tak banyak yang tau bahwa Nayla masih bersetatus pelajar hanya bosnya dan vina teman dekatnya juga teman yang merekomendasikan nya bekerja di sana, karna itu Nay memilih berganti pakaian di toilet sekolah.
melajukan motornya ke jalan raya panas yang terik tak menyurutkan semangat nya untuk mencari pundi pundi uang.
Tiba di persimpangan tepat lampu merah menyala, Nay sesekali bersenandung,sampai matanya mengunci kendaraan di sebelahnya, lelaki tampan dengan bulu halus di sekitar pipi menampilkan kesan cool nya.
Uuuhh gantengnya..
sampai seorang anak menghampiri dengan beberapa tangkai bunga.
"Tuan belilah bunga saya ini sangat cantik untuk istri anda" sang anak berseru namun pria tampan tersebut tak bergeming dan mengacuhkan seakan anak itu tak ada.
Nayla mengerutkan kening nya sombong sekali dia, pikirnya. Seharusnya jawab tidak dari pada mengacuhkan seperti itu.
"Hai dek kemari"..