Mariza dan Derriz menikah karena perjodohan. Selama satu tahun pernikahannya, Derriz tak pernah menganggap Mariza.
Mereka tinggal satu rumah tapi seperti orang asing. Derriz sendiri yang membuat jarak diantara mereka. Karena Derriz mencintai dan masih menunggu mantan kekasihnya kembali, Luna.
Seperti yang di katakan Derriz di awal pernikahannya. Mereka akan berpisah ketika Luna kembali. Apalagi Mariza tak bisa membuatnya jatuh cinta. Bagaimana bisa jatuh cinta jika selama ini saja Derriz selalu menjaga jarak darinya. Bukan hanya di rumah, tapi di kantor juga mereka seperti orang asing.
"Apa alasanmu ingin bercerita dariku?" tanya Derriz saat Mariza memberikan surat cerai yang sudah dia tandatangani.
"Apa aku kurang memberikan uang bulan padamu? Apa masih kurang?" Derriz tak terima Mariza ingin bercerai darinya.
"Karena masa lalumu sudah kembali, Mas! Aku pergi karena aku sudah tak ada gunanya lagi di sini!" jawab Mariza.
"TIDAK!" jawab Derriz membuat Mariza bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Pamit, Mas! 3
Derriz pulang hampir jam sepuluh malam. Akhir-akhir ini Derriz sering pulang selarut itu karena menemui Luna. Biasanya Mariza akan menunggunya di ruang tamu sambil menggambar di iPad miliknya. Tumben, kali ini istrinya tak menyambut dia dengan membukakan pintu. Biasanya Mariza akan membukakan pintu saat mendengar deru mobilnya tiba di halaman. setelahnya dia akan bertanya dan memintanya makan malam. Walau pada akhirnya tak di makan oleh suaminya. Karena Derriz sudah kenyang makan malam bersama dengan Luna.
"Tumben dia tak membukakan pintu? Biasanya dia akan sigap menyambut aku pulang, apa dia marah karena aku mengabaikan sudah perceraian itu?" ucap Derriz sambil membuka knop pintu.
Tapi ternyata di kunci, tumben. Akhirnya Derriz membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia punya. Hening. Tak ada Mariza di sana, bahkan di meja makan juga bersih tak ada makanan yang terhidang.
"Ck! Wanita matre itu sepertinya benar-benar sedang merajuk! Bodo amat nanti juga dia akan kembali mencoba mengambil perhatianku! Apalagi dia itu selalu boros dengan uang bulanan yang selalu tak pernah cukup untuknya!" ucap Derriz tak peduli dan masuk ke dalam kamarnya.
Lelah dan sangat mengantuk setelah menemani Luna berjalan-jalan di mall. Kakinya juga terasa sakit, berjam-jam berkeliling di sana. Tapi dia bahagia bisa kembali bersama menghabiskan waktu bersama dengan wanita yang di cintainya.
Pagi menjelang, Derriz hampir saja kesiangan pergi ke kantor. Mariza tak membangunkannya, akan tetapi dia masih menyiapkan pakaian kerja untuknya dan sudah mengambil pakaian kotor yang kemarin dia gunakan.
"Astaga! Di saku celanaku masih ada struk pembayaran tas milik Luna! Apa Mariza melihatnya?" ujar Derriz panik dan segera pergi menuju ruang laundry mencari jas miliknya.
Akan tetapi barang yang dia cari tak ada di sana, Derriz akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang makan. Mariza sudah menyiapkan sarapan untuknya, juga ada sesuatu di sana. Benda yang sedari tadi dia cari ada di bawah gelas kopi miliknya. Derriz mencari keberadaan Mariza tapi gadis itu sudah tak ada di sana, sepertinya dia sudah berangkat ke kantor.
"Jadi Mariza sudah melihatnya? Bagaimana ini? Apa aku jujur saja kepada Mariza? Kalau aku jujur, gadis itu akan semakin menjadi meminta pisah dariku! Apalagi sesuai janjiku kepada dia akan menceraikannya setelah Luna kembali. Jangan sampai dia malah mengatakan kepada Kakek! Apalagi keadaan kakek baru saja membaik!" Derriz panik dan segera menyambar kunci mobil kemudian pergi menuju kantor.
"Tolong panggil staff bagian sedian bernama Mariza untuk menghadapi sekarang juga!" ujar Derriz kepada resepsionis tanpa melihat ke arah mereka berdua. Dia buru-buru pergi menuju ke lift.
"Baik, Pak!" jawab mereka sopan.
Derriz tiba di ruangannya dan duduk dengan gelisah menunggu kedatangan istrinya. Entahlah, kenapa dia segugup dan setakut ini. Semua karena kakek. Dia berusaha meyakinkan diri, jika keputusannya sudah benar untuk menahan perceraian dengan Mariza walau Luna sudah kembali. Dia tak bisa melepaskan wanita matre itu saat ini. Tak lama pintu ruangannya di ketuk, Derriz buru-buru duduk dengan setenang mungkin di kursi kebesarannya.
"Masuk!"perintahnya.
"Apa anda memanggil saya Pak Derriz? Ada yang perlu saya kerjakan? Tolong lain kali jika ada tugas, di sampaikan melalui atasan saya saja pak, bukankah dengan begini akan membuat orang lain merasa curiga? Anda sendiri yang mengatakan agar jangan sampai ada yang tahu mengenai hubungan kita," ucap Marisa dengan sangat tenang membuat Derriz tak suka dengan jawabannya apalagi Istrinya berbicara seperti itu.
"Duduklah!" pinta Derriz.
"Apa kamu menemukan struk pembelanjaan di mall ini?" tanya Derriz konyol sudah pasti jawabannya iya.
"Iya pak, karena di rumah hanya ada kita berdua. Apa ada masalah dengan struk itu? Atau mungkin ada struk yang hilang? Sampai anda memanggil saya ke ruangan anda?" tanya Mariza menatap ke arah pria yang menjadi suaminya selama satu tahun itu.
Pertanyaan Mariza membuat dirinya sedikit gugup. Kenapa dia malah menjadi gugup seperti ini? Seolah dia ketahuan selingkuh dari istrinya. Dia tak selingkuh, karena Dirinya dan Luna memanglah pasangan kekasih yang terpaksa harus terpisah sementara waktu. Mariza lah wanita yang sudah menjadi penghalang dan membuat dirinya berada dalam kondisi yang rumit seperti ini. Andai saja tak menikah dengan Mariza, sudah pasti dia akan membawa Luna ke rumah keluarganya.
"Tidak! Aku hanya memastikan saja. Itu aku membeli hadiah untuk ibuku, tas, pakaian dan juga sepatu itu. Makanya aku pulang terlambat. Lalu kenapa kamu tidak menungguku pulang? Tadi pagi juga kenapa tidak membangunkan aku?" tanya Derriz semakin membuatnya merasa konyol di depan Mariza.
"Kenapa anda menjelaskan kepada saya? Saya rasa, anda tak memiliki kewajiban menjelaskan apapun kepada saya. Lagi pula saya hanya seorang istri di atas kertas, yang sebentar lagi akan menjadi mantan. Tak ada alasan saya untuk menunggu pria yang akan menjadi mantan suami saya. Saya hanya menjalankan tugas dan kewajiban saya untuk memasak sarapan anda. Entah di makan atau tidak. Yang terpenting nantinya tidak akan ada pertanyaan, kemana uang bulanan yang anda berikan,", jawab Mariza semakin tenang. Derriz masih terdiam.
"Maaf Pak, jika tidak ada yang perlu di bicarakan dan saya kerjakan. Saya pamit! Mohon untuk segera di proses berkas perceraian kita," Mariza berdiri dan membungkuk hormat kepada suami sekaligus atasannya kemudian pergi dari sana.
"Hanya aku yang memutuskan kapan kita akan bercerai! Kamu tak punya hak apapun Mariza!" jawab Derriz penuh penekanan.
Langkah Mariza terhenti kemudian berbalik. Tatapan mereka beradu, ada kelelahan di mata Mariza. Matanya sedikit sembab, apa dia menangis setelah melihat struk itu? Kenapa dia harus menangis dan seolah seperti istri tersakiti? Pernikahan mereka hanya si atas kertas seperti yang Mariza katakan. Semua karena keinginan kakeknya.
"Mau sampai kapan kita terus membohongi kakek? Bukankah anda sangat menyayangi kakek? Semakin lama membohonginya, akan semakin membuat dia kecewa. Bukankah anda juga tersik-/sa hidup bersamaku selama ini? Saya sudah siap dengan segala resikonya, Pak. Mari kita bicara kepada Kakek secara gentle jika kita akan berpisah karena saya berse-ling-kuh dan tidak menjadi istri yang baik. Saya akan menyiapkan bukti rekayasa agar anda tak di salahkan dan tak akan mengganggu rencana anda menjadi CEO perusahaan Dirgantara," jelas Mariza setelahnya melangkah pergi.
Karena Derriz bahkan tak bisa membalas ucapan Mariza.
"Apa katanya? Dia akan membuat bukti rekayasa perse-ling-kuh-an dirinya? Apa maksudnya itu? Apa dia akan mencari pacar pura-pura? Astaga kenapa dengan otak wanita itu? Apa dia sudah tak sayang dengan uang belanja yang sangat besar dariku?" kesal Derriz setelah Mariza menutup pintu ruangannya beberapa saat. Bahkan tangannya terkepal kesal.
akhir nya babang axcel turun tangan jg menyelamatkan izha
skrg otw menjemput calon ibu mertua mu ya babang axcel👍👍
muak sangat sm s derris
buat izha cepet bebas dr derris n axcel membantu smua nya biar lancar
klau udh beres dgn derris br izha d bantu axcel untuk menyelamatkan ibu nya
babang axcel gercep dong tolongin izha ya, kasian izha sendirian