Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jahilnya Zayd
"JANGAN LU JUAL ANAK GUE" teriak Zara, sewaktu Zayd dan Domi sudah naik mobil. Namun posisi jendela, masih dalam keadaan terbuka.
"Ga bakalan, cuma gue sewain doang. Lumayan jenjang karir panjang kalo di sewain" jawab Zayd, yang langsung membuat Zara melempar sandalnya.
BUGH
Zayd yang duduk di balik setir tertawa, Domi menoleh dan menatap Zayd takut.
"Kenapa?" tanya Zayd menahan tawanya, ia menyalakan mesin dan mengeluarkan mobil dari teras.
"Om telius nau tewa in Domi?" Zayd mengangguk serius, Domi membulatkan kedua bola matanya.
"TULUNIN DOMI, DOMI INDA NAU DI TEWAIN. TOLOOOOON... TOLONIN DOMIIII... ANAT DANTEN NAU DI TEWAIN, TOLOOOONN" tawa Zayd pecah
"Ck... berisik, kalo Domi nya ga cerewet dan ga nakal. Ga akan om sewain, makanya diem." ucap Zayd
"Belenan ya, inda di tewain?" ucap Domi bertanya pada Zayd, matanya menyipit
"Bener, ga akan om sewain. Mau langsung om jual, atau ga tuker tambah. Sama mobil sport, yang om kepengen." jawab Zayd
"HUWAAAAAA.... INDA NAU DI DUAL, TEWA IN AJAAAAA" lagi-lagi Zayd tertawa, bahkan sampai sudut matanya mengeluarkan air mata. Ia pun memukuli setir mobil...
"Anak si Zara konyol bet dah, dah ah... bohong, makan aja yang anteng. Biar cepet gendut...
"Tulus, kalo udah dendut nau apa?" tanya bokem itu lagi
"Mau di kurbanin kaya si dompu, di mesjid deket rumah." jawab Zayd
"HUWAAAAA.... INDA NAU DI DADIIN TATEEEEEE" Zayd tertawa lagi, setiap mengajak bokem ini. Selalu ada saja, yang membuatnya tertawa.
"Bohong sayangnya om, masa keponakan ganteng om di kurbanin. Susah lagi nanti dapetnya, cup cup." Domi menghentikan tangisannya, akhirnya Zayd memilih diam. Fokus menyetir dan menatap ke jalanan, sembari sesekali melirik sang ponakan.
.
.
"Davi kenapa ga ikut?" tanya Zara, melihat putrinya sedang anteng nonton
"Inda, Davi di lumah aja. Tenenin mama di lumah, sandil tunduh om Jahid." Zara mengangguk
"Mama di dapur ya, Davi mau di buatin apa?" Davina tersenyum lebar
"Nau taptek led pelpet, isina pateh tejuh lumel." Zara tersenyum
"Cup cake red velvet, isi keju lumer. Right?" Davina mengangguk antusias
"Davi mau nunggu di sini, apa ikut mama bikin kue?" tanya Zara
"Tundu aja, tape lah bitin tue. Nau matan na aja" Zara menggelengkan kepala, ia pun pergi meninggalkan sang putri
.
.
"ITU ONTY CA" teriak Domi, ia menunjuk salah satu meja di belakang. Zayd berjalan mendekati meja Cahaya, kekasihnya tengah fokus pada laptop di depannya.
"Sayang" panggil Zayd, ia menurunkan Domi di kursi kosong sebelah Cahaya. Teman-teman Cahaya mengangguk, tentu mereka mengenal siapa Zayd. Kecuali satu orang, Zayd hanya mengangguk.
"Eh... by, loh... ponakan onty ikut juga?" Domi mengangguk, dengan matanya menatap tak suka pada teman Cahaya yang duduk di seberangnya. Zayd mengambil kursi kosong, ia pun duduk di sebelah ponakannya.
"Domi mau ngemil ga?" tanya Cahaya, seraya mengusap sayang kepala Domi
"Nau onty, nau tentang. Tentang hubungan atuh dan tamuh." Cahaya dan teman kelompoknya tertawa, namun Zayd menatap sinis keponakannya.
Cahaya mengusap lengan Zayd, kekasihnya ini memang cemburu akut. Cahaya memesankan permintaan Domi, dengan milkshake rasa strawberry
"Bentar ya by, beresin dulu ini." Zayd mengangguk, ia memilih fokus pada ponselnya.
"Om" panggil Domi
"Hmm?" Zayd menoleh dan menatap Domi, menunggu apa yang akan di katakan keponakannya
"Nene sihil itu, liatin om tulus. Matana ninta di colot pate dalpu" ucap Domi, dengan kedua matanya yang menatap perempuan yang di maksud. Zayd menegakkan kepala, ia melihat ke arah yang di lihat Domi.
Perempuan itu tersenyum genit, namun Zayd menatap dingin padanya. Membuat perempuan itu salah tingkah, ia pun buru-buru menunduk karena malu.
"Onty... danan temenan tama itu, dia nau lebut om." ucap Domi, membuat semua teman Cahaya yang fokus teralihkan. Ia menatap Domi, lalu serentak menatap perempuan yang di maksud Domi.
"Ga usah di anggap Dom, dia mah gitu. Liat yang ganteng, matanya langsung jelalatan." ucap Ansika, sahabat Cahaya
"Sika" tegur Cahaya, gadis itu mencebik
"Emang fakta juga" ucap Ansika, yang kembali fokus pada tugasnya
"TUKIYEM, LU NIAT NGERJAIN TUGAS APA MAU LIATIN MUKA LAKINYA SAHABAT GUE?" bentak Ezra, Cahaya menghembuskan nafas panjang. Ezra juga sahabat prianya, kekasih Ansika. Membuat perempuan itu, langsung melanjutkan pekerjaannya. Wajahnya sudah memerah, merah karna malu dan juga kesal.
"Gue udah beres, nanti yang kalian kirim ke email gue ya. Biar gue yang bikin makalahnya, gue tunggu sampe malem ini jam 9. Soalnya besok, tugas ini udah di kumpulin. Yang ga ngumpulin, sorry kalo namanya gue coret. Ini kerja kelompok, jadi semua harus kerja." ucap Cahaya
"Yang gue juga udah Ca, gue kirim sekarang ya. Takutnya malem gue keasyikan main game" ucap Grisha, salah satu sahabat Cahaya juga
"Oke sip..." Cahaya menoleh, ia melihat Domi yang fokus dengan kentangnya.
"Habis ini mau kemana?" tanya Cahaya, pada Domi
"Nain dulu ya onty, Domi nau nain di plenjon" jawab pria kecil itu
"Kok friend zone sih?" tanya Cahaya lucu 1
"Itu mah kaya hubungan onty Grisha sama cem-cemannya, Dom." celetuk Ezra tertawa
PLAK
"DUH EMPUKNYOOO, mantap pasti itu rasanya." ucap Ansika, melihat kepala kekasihnya di pukul Grisha. Bukannya bela kekasih, Ansika malah tertawa.
"ONTY ICA, INDA DOLEH PUTUL TEPALA. NATI OM EJA DADI HILANG OTAT NA, DADI INDA PINTAL" ucap Domi memarahi Grisha
"Onty kesel Dom, besok-besok ga pukul kepalanya. Kasian kalo otaknya hilang, makin ga bisa mikir nanti." jawab Grisha, yang di angguki Domi
"Badus, mama bilan janan putul tepala. Talo nau, pendal aja." ucap Domi mengangguk, seperti orang dewasa
"Serem banget, penggal pala orang." ucap Ezra bergidik ngeri, Grisha tertawa. Ia tak suka anak-anak, bahkan dengan keponakannya pun enggan dekat. Tapi berbeda dengan Domi, terkadang suka ingin membawanya pulang.
"Domi udah selesai? Kalo udah, ayo kita main ke t*me zone." ajak Cahaya seraya berdiri, yang memilih mengamankan keponakan kekasih nya ini.
"Ayo.,. Ayo... Ayo om, tita lesdoooo" Zayd mengangguk, ia bangun dari duduknya. Lalu menarik kursi Cahaya, ia pun membawakan tas Cahaya.
"Makasih by" Zayd mengangguk, Domi menggandeng tangan Cahaya
"Gue duluan ya, inget ya. Gue tunggu sampe jam 9, karena mau langsung gue print dan gue urutin semuanya." pamit Cahaya
"OKE CA" jawab teman-temannya serentak
Zayd berjalan di belakang Cahaya dan Domi, mengawasi dua kesayangannya.
.
Mereka sudah di mall, Zayd berkali-kali menghela nafas. Salah dia membawa keponakannya, karena hal ini selalu terjadi. Cahaya dan Domi asik berbincang, Cahaya tentu mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Domi. Sampai tiba-tiba...
BRUGH
...****************...
Jangan lupa masukin ke favorit, like, komen, gift sama vote nya yaaaa ❤️❤️❤️❤️
masih bocil udah pinter ngegombal🤣🤣
pasti zayd tambah cinta😘😍 karna cahaya keren badass sekali cocok lah sama zayd.. jangan di kasih cewek yg lemah ya maakkk😘
dasar Domi si gembul, makan terus. awas loh nanti jadi kayak gentong😅