NovelToon NovelToon
Asi Babysitter Penggoda

Asi Babysitter Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu susu / Fantasi / Duda / Harem / Konflik etika
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

Ketika Naya, gadis cantik dari desa, bekerja sebagai babysitter sekaligus penyusui bagi bayi dari keluarga kaya, ia hanya ingin mencari nafkah jujur.

Namun kehadirannya malah menjadi badai di rumah besar itu.

Majikannya, Ardan Maheswara, pria tampan dan dingin yang kehilangan istrinya, mulai terganggu oleh kehangatan dan kelembutan Naya.

Tubuhnya wangi susu, senyumnya lembut, dan caranya menimang bayi—terlalu menenangkan… bahkan untuk seorang pria yang sudah lama mati rasa.

Di antara tangis bayi dan keheningan malam, muncul sesuatu yang tidak seharusnya tumbuh — rasa, perhatian, dan godaan yang membuat batas antara majikan dan babysitter semakin kabur.

“Kau pikir aku hanya tergoda karena tubuhmu, Naya ?”

“Lalu kenapa tatapan mu selalu berhenti di sini, Tuan ?”

“Karena dari situ… kehangatan itu datang.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Menagih Jatah

...0o0__0o0...

...Setelah menyusui dan menidurkan Karan, Naya berjalan pelan menuju meja rias. Ia duduk, menghela napas kecil, lalu menatap pantulan dirinya di cermin. ...

...Kebiasaan lama gadis itu, memeriksa diri sendiri, memastikan semuanya baik-baik saja....

...“Hmm… kok kayaknya berat badan ku naik ya,” gumam Naya sambil memencet pipinya pelan. “Ini gara-gara Tuan Arya nyekokin aku makanan sehat terus tiap hari. Sama vitamin-vitamin itu…” lanjutnya sambil manyun....

...Naya berdiri, memiringkan tubuh ke kiri dan kanan, lalu berputar sedikit. Rambut-nya jatuh lembut di punggung, membuat dirinya tampak semakin cantik di pantulan cermin....

...“Aku nggak mau jadi gendut,” katanya lirih, bukan marah—lebih seperti anak kecil yang sedang mengeluh pada diri sendiri....

...Padahal tubuh Naya sama sekali tidak gendut. Justru kini terlihat lebih montok dan sehat dari sebelum-nya. Tetap cantik, bahkan makin menarik dengan lekuk tubuh yang berisi di tempat-tempat yang semestinya....

...Ada kedewasaan baru yang muncul di diri Naya, tapi tetap dengan wajah cantik dan aura Penggoda yang selalu di milikinya....

...Kebanyakan laki-laki suka bentuk tubuh seperti itu. Berisi, proporsional, dengan kemontokan depan dan belakang yang seimbang. ...

...Dan Babysitter muda itu memiliki semuanya....

...“Kayaknya aku harus olahraga,” pikirnya sambil menyipitkan mata ke pantulan dirinya. “Aku nggak mau tubuh ku penuh lemak."Dumel-nya sebal. "Sakdurunge ngasep… kata orang Jawa.” Gumam-nya sendiri sambil terkekeh geli....

...Naya masih memandangi bayangan-nya. Cahaya lampu jatuh lembut di kulitnya, membuat lekuk tubuhnya terlihat lebih jelas. Dia menggembungkan pipinya pelan—kebiasaan kalau sedang kesal pada dirinya sendiri....

...“Olahraga… iya. Besok pagi harus mulai stretching lagi,” gumam-nya sambil menarik rambut ke belakang, mencoba menilai bentuk bahunya dari sisi lain....

...Tapi sebelum gadis itu sempat berbalik, suara langkah pelan terdengar dari arah pintu....

...“Naya.”...

...Suara yang dalam dan dingin itu langsung membuat tubuh Naya refleks menegang. ...

...Arya bersandar di kusen pintu dengan tangan terlipat di dada, masih memakai kemeja kerja… tapi dua kancing teratas terbuka, membuat kesan santainya sangat berbeda dari biasanya....

...Tatapan mata Arya tidak ke wajah Naya, namun ke pantulan tubuh gadis itu di cermin. Sekilas ia menelan ludahnya, jakunnya terlihat naik-turun dengan berat. ...

..."Bentuk tubuhnya perfect," Batin Arya mulai ngiler. Dan otaknya mulai traveling kemana-mana....

...“Apa yang kamu lakukan ?” tanya Arya pelan, nada suaranya terdengar seperti seseorang yang sudah tahu jawaban-nya, tapi ingin mendengar-nya dari bibir Naya sendiri....

...Gadis itu tersipu, buru-buru menutup bagian perutnya dengan kedua tangan. “Nggak… nggak apa-apa, Tuan. Cuma… bercermin aja.”...

...Arya mendekat perlahan. Sangat perlahan. Setiap langkahnya terdengar berat, menguasai, namun tidak mengancam. Ketika dia berdiri tepat di belakang Naya, jarak mereka nyaris tanpa celah....

...“Aku dengar kamu ngomel soal berat badan,” ucapnya rendah—lebih seperti gumanan di belakang telinga Naya....

...“Yah… soalnya aku merasa—”...

...“Berhenti.” Satu kata itu cukup untuk membungkam Naya. ...

...Arya mengangkat tangan, menyentuh pinggang-nya seperti sedang menilai sesuatu, namun tetap penuh kehati-hatian. ...

...Seketika tubuh'nya Naya terasa tersengat aliran listrik. Sentuhan lembut tangan Arya mampu membuat-nya tegangdl dan meremang secara bersamaan....

...“Kamu tidak gemuk,” tuturnya. “Tidak juga berlebihan. Tubuhmu berubah karena kamu menyusui Putraku.” Tatapan Arya turun sebentar ke arah tempat tidur, di mana Karan tertidur pulas. “Dan menurutku… kamu terlihat lebih cantik dari sebelum-nya.”...

...Naya mengerjapkan mata, pipinya merah karena malu. “Aku cuma… takut gendut, tuan. Nanti tidak ada yang mau sama aku.” Keluhnya....

...Arya menahan napas sejenak. Lalu dia menunduk, hanya sampai bibirnya hampir menyentuh bahu Naya—tidak menyentuh, hanya berada di sana, hangat dan dekat....

...“Naya,” katanya lirih, “aku memberi makanan sehat dan mengontrol asupan mu bukan supaya kamu gendut. Tapi supaya kamu kuat.”...

...Arya menatap gadis itu dari cermin. Dalam. Intens....

...“Kamu cantik. Dengan caramu, dengan bentuk tubuhmu yang sekarang. Jangan hina sesuatu yang sudah kamu rawat setiap hari.”...

...Naya menggigit bibir, matanya membelalak tipis. Bulu kuduknya terasa berdiri saat nafas hangat Arya menerpa kulitnya....

...“Tapi aku tetap mau olahraga, Tuan." Ucapnya, lebih terdengar bisikan. ragu namun penuh tekat....

...Arya mengangguk pelan, menyeringai tipis namun nyata. “Baik. Tapi besok… saya yang mengajari mu olahraga.”...

...Nada suaranya tidak menggoda secara vulgar—lebih seperti perintah lembut yang membuat jantung Naya memukul tulang rusuknya....

...Gadis itu hanya bisa mengangguk kecil....

...Arya merapikan sedikit rambut Naya, lalu menarik tubuhnya ke pelukan hangat dari belakang....

...“Sekarang, berhenti menilai diri sendiri. Kamu harus lakukan tugasmu.... Menyusui saya” Bisiknya sensual....

...Deg…!...

...Naya langsung membeku ketika Arya berbisik di belakang-nya. Jantungnya memukul-mukul dadanya, tapi bibirnya justru menampilkan senyum nakal yang halus....

...“Aku mau mandi dulu, Tuan…” bisiknya, nada manis yang ia tarik panjang… jelas bukan permintaan, tapi tantangan kecil....

...Arya tidak tertawa. ...

...Tidak tersenyum....

...Hanya satu kedipan dari laki-laki itu, dan tiba-tiba tubuh Naya sudah terangkat dari lantai, di letakkan di atas meja rias seolah beratnya tidak berarti....

...“Naya,” suaranya rendah, tajam, mengikat, “jangan mencoba mengulur waktu. Aku tidak suka menunggu.”...

...KRAK..!...

...Tantop tipis Naya terkoyak begitu saja....

...Mata Naya membesar. “Tuan!” pekiknya refleks. “Kenapa harus di robek ? Itu baru aku beli. Anda harus—”...

...“Diam.” potongnya cepat....

...Arya menahan dagunya dengan dua jari, mengangkat wajahnya supaya Naya menatapnya. Dominan. Tidak membuka ruang untuk bantahan....

...“Nanti aku belikan yang lebih bagus,” ucapnya tanpa mengedip. “Full satu lemari penuh, Naya.”...

...Naya mengedip pelan, napasnya tersengal kecil—bukan karena takut, tapi karena senang mendapatkan perhatian seterang itu....

... Senyuman Babysitter itu kembali muncul, lebih menggoda dari sebelum-nya. “Kalau begitu…” bisiknya lembut sambil menautkan jari ke kerah Arya, “pastikan semua yang Tuan pilih… aku suka.”...

...Arya menunduk sedikit, napasnya jatuh panas di telinga Naya....

...“Aku tidak peduli kamu suka atau tidak.” Ia menarik rambut Naya perlahan tapi tegas, membuat gadis itu mendongak sempurna. “Kamu akan memakainya untuk menyambut saya saat pulang kantor. Mengerti ?”...

...Naya menahan senyum. Matanya berkilat—manja, menantang. “Baik, Tuan.” Ia menjilat bibir bawahnya pelan, sengaja. “Tapi kalau lemari itu penuh… berarti Tuan harus sering-sering pulang cepat.”...

...Arya menatapnya lama, dalam. Mata yang biasanya dingin kini gelap, berat, dan sangat menguasai....

...“Naya…” suaranya hampir geram halus. “Kamu benar-benar suka menggoda saya.”...

...Naya hanya menunduk sedikit, pipinya memerah, tapi bibirnya tetap tersenyum kecil—karena ia tahu Arya menikmati setiap godaan itu....

...Arya masih menatap Naya tanpa berkedip. Tatapannya begitu dalam sampai Naya merasa seluruh ruangan menyempit hanya untuk mereka berdua....

...Gadis itu mencoba mengalihkan pandangan, tapi Arya menahan dagunya lagi—kali ini lebih tegas, lebih menguasai....

...“Lihat saya.” Suaranya rendah dan mematikan....

...Naya menurut. Tubuhnya terasa ringan, hampir gemetar… bukan karena takut, tapi karena ia tahu Arya sedang menikmati setiap reaksi kecilnya....

...“Naya,” ujarnya sambil menelusuri sisi rahang gadis itu dengan ibu jarinya, “kamu terlalu berani hari ini.”...

...Naya mengerling. “Tuan yang membuat saya seperti ini.”...

...Arya berhenti, menahan napas pendek seolah ucapan itu menyentuh sesuatu yang ia coba kendalikan. Ia mendekat, sangat dekat, sampai kening keduanya hampir bersentuhan....

...“Kamu pikir kamu bisa memprovokasi saya dan tetap duduk dengan tenang ?” bisiknya hampir seperti ancaman manis....

...Naya tersenyum kecil—manis, tapi penuh kemenangan....

...“Mungkin saja… kalau Tuan tidak bisa menahan diri.”...

...Arya menyeringai sekilas—senyum yang jarang muncul, tapi ketika muncul… selalu berarti sesuatu buruk dan menyenangkan bersamaan....

...“Aku bisa menahan diri,” katanya, “tapi kamu tidak akan suka kalau aku benar-benar melakukan-nya.”...

...Tangan Arya kemudian menyapu pinggang Naya, menahan tubuhnya agar tetap duduk di meja rias tanpa bergerak. Gerakannya pelan, tapi memiliki kekuatan yang membuat Naya menelan ludah....

...“Tuan…” Suara Naya lebih lembut dari yang ia rencanakan....

...Arya mendekat ke telinganya. “Nanti kamu bisa mandi,” bisiknya, “tapi bukan sekarang.”...

...Naya meremas pinggiran meja, lututnya goyah. “Terus… sekarang apa ?”...

...Arya menarik wajahnya sedikit, menatap mata Naya dari jarak nyaris tidak manusiawi....

...“Sekarang,” ujarnya datar namun berat, “kamu diam. Dan biarkan saya… menikmati cara kamu menatap saya seperti itu.”...

...Naya terpaku....

...Arya mengangkat dagunya lagi, memiringkan wajahnya pelan—gerakan yang sangat tenang, terlalu tenang untuk seseorang yang sedang menahan sesuatu di balik sorot matanya....

...“Naya,” katanya lirih namun jelas, “jangan berpaling. Saya mau kamu lihat semuanya.” Arya langsung menghisap pucuk dadanya. rakus namun tetap terkontrol....

...Dan Naya pun menuruti, membiarkan dadanya di hisap oleh laki-laki yang tatapan-nya saja sudah cukup untuk membuatnya kehilangan napas....

...0o0__0o0...

1
Ita rahmawati
makanya babby karan titipin dulu ke omanya biar kalian tenang dn oma nya tantrum 🤣🤣
Merey Terias
wkwkwk gagal lagi kan kalian berdua ? 🤣🤣🤣🤣 makanya nikah dulu baru main esek-esek 🤭🤭🤭
Ita rahmawati
sampe lupa kan jatah anaknya,,hampir saja 🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
ASHLAN DINENDRA
kak karyamu yang baru kenapa dihapus? cuma up 2 ditunggu malah hilang
ASHLAN DINENDRA: ditunggu kakk semangat
total 2 replies
Nuna Mochi
jangan lupa tinggalkan jejak
Yuyun Yunaas
Arya sudah berada di ujung, Naya. jadi bergeraklah 🤣🤣🤣🤣💪
Nuna Mochi: 🤭🤭🤭🤭🤭 xixi kakak
total 1 replies
Sunarmi Yati
Gerakan tubuhmu Naya, pak duda udah pening 🤣🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤭🤭🤭🤭🤭 xixi kakak
total 1 replies
Merey Terias
🤣🤣🤣🤣 gak tahan juga kan kau duda
Nuna Mochi: 🤭🤭🤭🤭🤭 xixi kakak
total 1 replies
Merey Terias
gas Thor 🤭🤭🤭
Merey Terias
semakin bikin gregetan 🤣🤣🤣🤣
Yuyun Yunaas
ku nantikan kelanjutan kalian berdua, 🤣🤣🤣🤣
Yuyun Yunaas
mau aku bantu dorong gak kalian berdua 🤣🤣🤣🤣👍
Sunarmi Yati
lanjutkan Thor 🤣🤣🤣💪💪💪
Nuna Mochi: asiap kak 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Sunarmi Yati
aku yang greget sama kalian berdua🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: aku juga kak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sunarmi Yati
sikat aja 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣entar dulu ya kak
total 1 replies
Sunarmi Yati
lanjutkan Thor 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: asiap kakak 🤭🤭beradik yang
total 1 replies
Sunarmi Yati
Minimal nikah dulu lah 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣 masih belum kepikiran kayaknya mereka kak
total 1 replies
Sunarmi Yati
masih ku pantau kalian berdua 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣 jangan sampai kedip ya kak.
total 1 replies
Sunarmi Yati
meresahkan, yak kan ? duda ? 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣 pastinya dong kak
total 1 replies
Sunarmi Yati
kesempatan dalam kesempitan ya pak duda 🤣🤣🤣🤣
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣🤣🤣 ya dong kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!