cewek Tomboy yang terlahir dari keluarga kaya kini nasibnya berbanding terbalik setelah kelurganya meninggalkan dia untuk selamnya... pahit manis nya hidup yang harus di jalani dengan lapang dada... kehidupannya yang berubah setelah sekian lama menderita, kini berubah setelah pertemuannya dengan komandan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HijranMahjura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
"tidak perlu siapa aku, apa hak mu membully seseorang yang tak bersalah?" tanya Zoya dengan suara santai.
"jangan sembarangan bicara yah, saya anak dosen di sini" jawab Jian lantam
"anak dosen aja bangga," ucapa Zoya sembari mengajak wanita tersebut pergi.
"heh... jangan pergi," Jian menarik baju Zoya hingga Zoya berbalik
Jian mengangkat tangannya hampir memukul Zoya tetapi di sangkal tangan Zoya dengan cepat dan langsung membuang tangan Jian hingga Jian terjatuh duduk, saat sedang terjadi keributan salah satu senior datang
"ada apa ini? knapa ribut-ribut, baru hari pertama ospek sudah berkelahi gimana mau lanjutin kuliahnya?" ucap kakak senior dengan suara nada tinggi
"kakak senior dia memukul saya, padahal saya nggak lakuin apa pun sama dia" rengek Jian kepada kakak senior tersebut.
"apa benar kamu memukul dia??"tanya Kakak senior kepada Zoya
"entah..." jawab Zoya singkat
"kamu ikut saya, kamu harus di hukum" ucap kakak senior dan meninggalkan tempat tersebut
sesampainya di beskem tempat berkumpulnya semua senior
"ada apa ini rend? "tanya salah senior yang bernama adit
"dia mukul salah satu mahasiswa baru, dan musti di hukum" jawab senior yang ternyata nama nya adalah Rendi
"suruh lari lapangan aja 10 kali, ntar juga jera" ucap ucap salah satu senior wanita
"jangan... tanya dulu apa permasalahannya baru di kasih keputusan" ucap Moza kakak senior yang berpenampilan tomboy.
Setelah semua diperjelas akhirnya Zoya keluar dari ruangan tersebut tanpa ada hukuman, pada saat itu wanita yang berpenampilan lusuh tadi mengikut Zoya dari belakang dan menghampiri Zoya
"haiii, namaku tina terimaksih untuk yang tadi" menjulurkan tangannya seraya mengajak kenalan..Zoya menyambut tangannya
"namaku Zoya" ucap Zoya singkat
"kamu mau nggak berteman sama aku" ucap Tina malu-malu
"apa untungnya???" tanya Zoya
"emang kalo berteman harus ada untungnya yah? aku nggak punya kawan makanya ngajak kamu jadi kawanku" ucap nya dengan meneteskan air matanya.
langkah Zoya terhenti melihat Tina menangis
"kalo mau jadi teman ku tidak ada istilah cengeng" ucap Zoya sambil berjalan
"baiklahhh, terima kasih zoyaaa" memeluk tangan Zoya dan tersenyum
"dasarr"... desis Zoya.
"ayo kita pulang bareng,,, "ajak Tina
"kita beda tempat tinggal" ucap Zoya
"kalo gitu setiap pagi nanti aku akan menunggumu di gerbang kampus kitaa" ucap Tina dengan ceria
"kita beda jurusan" tambah Zoya dengan singkat
"tidak apa-apa... kamu kan teman terbaikku" jawab Tina
"ternyata kamu se periang ini yahh aslinya" ucap Zoya
"hehe"... Tina hanya tersenyum.
*
setelah sebulan Zoya menjalani hidupnya di kota A tersebut ia mulai mempunyai kebiasaan pergi ke sebuah tempat dan selalu menggambar disana ketika ada waktu kosong mata perlajaran nya. tempat tersebut adalah lapangan kodim yang dimana lapangan tersebut banyak di kunjungi orang-orang untuk sekedar duduk-duduk bersantai atau bahkan jogging sore, tetapi tempat tersebut akan di tutup kala ada latihan militer tidak diperbolehkan untuk umum.
pada saat itu Zoya tidak tau kalau hari itu adalah lapangan di tutup untuk umum
"tumben sepi" ucap Zoya berkata pada diri sendiri
"tapi nggak papa lah, gambar aja deh apa yang ada" sambil mengeluarkan alat gambar nya yaitu sebuah pensil dan sebuah buku sketchbook A4 nya...
saat Zoya sedang mulai menggambar tepat di bawah pohon rindang seseorang bertanya padanya tepat di belakangnya