Azila Anastasya dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan seorang pria bisu dia adalah Fathaan Biantara Balinda.
Seorang pria sangat kaya raya, tampan serta menjadi idola para wanita, namun kekurangannya membuat semua orang selalu meremehkan dan menghinanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara Rujak
Hari berganti malam.
Dimana Fathaan yang sedang ada dikamar mandi untuk membersihkan dirinya. Kini Azila yang sedang duduk ditempat tidur sambil bersender karena merasa tubuhnya sedikit enakkan.
Tok. Tok. Tok.
Terdengar suara ketukkan pintu membuat Azila menoleh kearah suara itu.
" Masuk saja, pintunya tidak dikunci kok" teriak Azila dari arah dalam
Ceklek.
Suara pintu terbuka kini terdengar, pandangan Azila masih tertuju kearah pintu saat melihat Ferdy masuk kedalam dengan beberapa bingkisan ditangannya membuat Azila tersenyum.
" Permisi Nyonya, ini rujak yang anda mau" ucap Ferdy sambil menaruh beberapa bingkisan diatas meja samping tempat tidurnya
" Terima kasih banyak Ferdy" jawab Azila dengan nada lembutnya
Ferdy hanya menganggukkan kepalanya, dimana dia mundur dan berdiri didepannya Azila masih menunggu apakah rujaknya sesuai dengan yang dimau Azila atau tidak.
Dimana Azila mulai membuka satu bingkisan tersebut, terdapat rujak serut membuat Azila cemberut.
Namun karena masih ada beberapa lagi bingkisan kini Azila mencoba membuka bingkisan yang lainnya.
Ternyata semuanya tidak sesuai yang diinginkan oleh Azila.
" Ini bukan rujak yang aku mau" ucap Azila membuat Ferdy terkejut
" T-tapi Nyonya itu sebuah rujak yang biasanya diinginkan para ibu hamil" jelas Ferdy
" Tetapi bukan rujak seperti yang aku inginkan" sahut Azila membuat Ferdy sangat bingung
Ferdy menggaruk kepalanya karena merasa bingung sebenarnya rujak seperti apa yang diinginkan Azila?
Setelah beberapa menit dari perdebatan masalah rujak, dimana Fathaan keluar dari kamar mandi yang menggunakan celena pendeknya namun dibagian tubuhnya masih telanjang.
Fathaan yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil kini berjalan mengarah Azila dan Ferdy.
Soalnya didalam kamar mandi tadi terdengar sekali suara Azila yang protes kepada Ferdy. Kini Fathaan mencoba menepuk pundaknya Ferdy dan bertanya.
" Ada apa?" tanya Fathaan kepada Ferdy dengan bahasa isyaratnya
" Kata Nyonya itu bukan rujak yang dia mau tuan" jawab Ferdy dengan cepatnya
Seketika Fathaan mengangkat satu alisnya karena merasa bingung, lalu dia menoleh kearah istrinya dan mulai bertanya.
" Apa itu bukan rujak yang kamu mau sayang?" tanya Fathaan dengan bahasa isyaratnya namun lembut sekali
Azila menganggukkan kepalanya dengan wajah cemberutnya lalu dia menjawab pertanyaannya Fathaan.
" Bukan itu yang aku mau mas, aku ingin rujak tetapi bukan yang dibelikan oleh Ferdy"
Fathaan dan Ferdy saling bertatapan, mereka sangat bingung sekali sebenarnya rujak seperti apa yang diinginkan oleh Azila?
" Jadi kamu tidak mau yang ini sayang?" tanya Fathaan sekali lagi dengan bahasa isyaratnya
" Tidak mas, suruh saja Ferdy yang makan" jawab Azila membuat mata Ferdy melotot
Fathaan menggaruk dahinya ynag tak gatal, rasanya benar-benar membuat dia menjadi frustasi sekali.
Kini Fathaan menghadap kearah Ferdy sambil menghelakan nafasnya.
" Maaf ya Ferdy, kalau begitu kamu bawa saja kedapur" ucap Fathaan kepada Ferdy dengan bahasa isyaratnya
" Baik tuan, kalau begitu saya pamit dulu" jawab Ferdy dengan bahasa isyaratnya
Fathaan hanya menganggukkan kepalanya, lalu Ferdy pun pergi meninggalkan mereka berdua. Dimana raut wajah Azila masih sangat cemberut sekali karena rujak yang dia inginkan tidak sesuai dengan yang dibelikan oleh Ferdy.
Kini Fathaan duduk disampingnya Azila dengan wajah yang frustasi serta bingung karena tidak tau rujak seperti apa yang diinginkan oleh istrinya.
****
Brak!
" Haaaa Nyonya benar-benar membuatku sangat frustasi sekali, rujak seperti apa yang dia mau" gerutunya Ferdy sambil merebahkan kepalanya diatas meja makan
Anika adalah pelayan disana kini mereka heran melihat Ferdy menggerutu sendirian sambil menaruh beberapa bingkisan diatas meja makan.
" Ada apa denganmu tuan?" tanya Anika dengan nada herannya
Ferdy langsung menoleh kearah suara Anika yang sedang berbicara tersebut dengan wajah frustasinya.
" Anika, coba kamu lihat didalam beberapa bingkisan itu" ucap Ferdy kepada Anika
Anika merasa heran saat Ferdy menyuruhnya melihat kearah beberapa bingkisan itu, namun karena merasa penasaran akhirnya Anika melihatnya.
" Sudah?" tanya Ferdy diangguki oleh Anika" Lalu itu apa?" sambung Ferdy
" Ini rujak tuan" sahut Anika dengan cepatnya" Lalu ada apa dengan rujak itu tuan?" tanya Anika kembali
Ferdy menghelakan nafasnya, lalu mengangkat kepalanya dan menatap kearah Anika.
" Nyonya mengatakan bahwa itu bukan rujak yang dia mau"
" Haaa maksud tuan gimana?" tanya Anika karena merasa bingung
" Maksudku, Nyonya menginginkan rujak lalu aku membelikannya dengan beberapa macam tetapi saat Nyonya memeriksa isi bingkisan itu ternyata bukan rujak yang Nyonya mau" jelas Fery membuat Anika bingung
" Lalu rujak seperti apa yang Nyonya mau?" tanya Anika kembali
" Itu yang aku bingungkan, rujak seperti apa yang Nyonya mau" sahut Ferdy dengan frustasinya
Anika juga ikut frustasi, dia sedang memikir bahwa rujak seperti apa yang diinginkan oleh Nyonya itu?
****
Satu minggu telah berlalu.
Masih seputarannya tentang rujak, Azila masih belum menemukan rujak yang dia mau. Hal itu membuat Fathaan serta Ferdy sangat frustasi sekali.
Kini Anika mencoba untuk bertanya kepada Azila karena mereka berdua tidak paham tentang itu.
Mereka berharap Anika bisa menemukan yang ingin dimau oleh Azila.
" Nyonya, rujak seperti apa yang anda mau?" tanya Anika kepada Azila
" Apa kalian tidak tau tentang rujak yang aku mau?" sahut Azila dengan kesalnya
" Maaf Nyonya, kami sangat bingung sekali rujak yang dimaksud Nyonya itu"
" Arrrgghhh" teriak Azila dengan kesalnya membuat mereka bertiga merasa sangat ngeri sekali" Itu loh buahnya hanya mangga saja tetapi warnanya kuning terus jika dimakan masih terasa fresh dan keriuk serta ada bumbu coleknya namun bukan yang basah hanya seperti garam dan cabe saja" jelas Azila
" Oh, itu namanya buah potong Nyonya bukan rujak" sahut Anika yang mengetahuinya
" Tetapi saat aku menontonnya di Thailand itu namanya rujak"
" Tapi disini namanya buah potong serta bumbu pedasnya Nyonya"
Pada akhirnya, Anika berhasil buah yang diinginkan oleh Azila. Namun tetapi dimana lagi mereka harus mencari buah itu?
" Mas" panggil Azila kepada Fathaan
Fathaan pun langsung mendekat kearah Azila serta duduk ditepi tempat tidurnya.
" Ada apa sayang?" tanya Fathaan dengan bahasa isyaratnya
" Aku mau yang dikatakan Anika itu" jawab Azila dengan bahasa isyaratnya
" Baik, aku akan menyuruh Ferdy mencarikan yang kamu mau sayang" ucap Fathaan dengan bahasa isyaratnya
Namun lagi-lagi mata Ferdy sangat melotot dan frustasi terlebih dahulu karena kemana lagi dia harus mencarinya?
" T-tapi tuan dimana saya harus mencarinya?" tanya Ferdy dengan nada gugupnya
" Didepan kompleks ada kok" sahut Anika membuat Ferdy menatapnya
" Kamu yakin?" tanya Ferdy dengan nada memastikannya
" Tentu saja, karena saya sering membelinya" jawab Anika dengan cepatnya
Akhirnya Ferdy tidak perlu jauh-jauh untuk mencarinya, kini Ferdy dengan cepatnya pamitan kepada Fathaan serta Azila.
Ditambah lagi dia menarik Anika untuk menemaninya membelikan untuk Azila. Anika benar-benar sangat terkejut saat Ferdy menariknya secara tiba-tiba.
Fathaan tersenyum kepada Azila, karena akhirnya kemaunya kini sudah ditemukan.
tiada angin tiada hujan tiba2 dateng berkata kpd fathaan meminta menceraikan azila....
Dulu aja menolak mentah2 dijodohkan dgn fathaan krn fathaan bisu dan tuli.....
makanya jd org sangat belagu dan sombong suka menghina org lain....
Kini tidak ada bisa menghina fathaan lagi bisa berbicara.....
smg awal yg baik bagi fathaan bisa berbicara lagi....