NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8 Niat Yang Tidak Jadi.

Akhirnya terjadi juga pertemuan Devan dengan kedua orang tua Aletta dan pasti ada juga Thalia.

"Sayang tumben sekali malam-malam seperti ini kamu datang? Biasanya aku juga kalau datang mengabari ku terlebih dahulu. Kita tiada janji lo untuk keluar malam ini!" ucap Thalia.

"Aku memang tidak berniat untuk keluar. Aku datang karena ada urusan penting," ucap Devan yang tampak begitu tegang sekali.

"Ada apa sayang? Kamu tidak mengatakan apa-apa terlebih dahulu padaku?" tanya Thalia.

"Kita akan bicarakan dengan kedua orang tua kamu," jawab Devan.

Thalia semakin penasaran sama dengan Aletta yang juga terlihat sangat gugup dengan jari-jarinya yang saling memencet

"Baiklah sayang, memang apa tujuan kamu datang? kenapa aku melihat wajah kamu tampak tegang sekali?" tanya Thalia.

"Begini! Aku ingin mengatakan kepada orang-orang yang ada di sini bahwa...." Devan benar-benar sangat gugup tidak berani mengungkapkan kenyataan walau dari rumah dia sudah siap dan sangat yakin.

Aletta semakin deg-degan dengan jantung yang semakin berdebar kencang soalnya ingin melompat dari tempatnya. Suasana kamu itu juga seketika menjadi tegang seolah alam menyertai situasi itu.

"Ada apa Devan?" tanya Danu dengan dahi mengkerut yang penasaran.

"Aku ingin mengatakan bahwa..."

"Uhuk-uhuk-uhukk!" Aletta yang tiba-tiba terbatuk-batuk.

"Hmmmm, Aletta kurang enak badan dan mau ke kamar," ucapnya.

Devan terus memperhatikannya yang mana gerak mata Aletta sepertinya menyarankan agar dia tidak mengatakan apapun.

"Devan selesai bicara dan kamu sudah mau pergi. Kamu tidak menghargai tamu," ucap Thalia.

"Aku mau istirahat," ucap Aletta yang tidak meladeni perkataan sang kakak dan memilih untuk pergi. Aletta masih melihat ke arah Devan yang juga Devan melihatnya dan Aletta menggelengkan kepalanya yang memberi kode untuk tidak mengungkapkan apapun.

"Devan kamu tadi ingin bicara apa?" tanya Ratih.

"Hmmm, itu Tante. Devan hanya ingin memberitahu kalau saya akan kembali ke London," jawab Devan yang mengubah pernyataannya.

"Sayang bukannya seharusnya kamu berangkatnya bulan depan?" tanya Thalia.

"Iya benar! Aku memang akan berangkat bulan depan. Aku hanya ingin mengatakan saja," jawab Devan dengan tersenyum.

"Seperti itu? Tante pikir entah apa," sahut Ratih.

"Kenapa Aletta sekarang malah mencegah ku untuk mengungkapkan semuanya?" tanya Devan di dalam hati dengan menghela nafas.

Devan berdiri di depan salah satu kamar, yang melihat ke kiri dan ke kanannya seperti mengawal seseorang. Devan mengetuk pintu kamar itu dan akhirnya terbuka.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Aletta kaget yang ternyata kamar itu adalah kamarnya.

"Aku ingin bicara denganmu!" ucap Devan.

Aletta takut ada yang melihat langsung menarik tangan Devan membawanya masuk ke kamar.

"Tidak seharusnya dengan lancang berbicara padaku di rumahku!" tegas Aletta.

"Aletta kita sudah sepakat untuk memberitahu keluarga kamu tentang apa yang terjadi di antara kita. Lalu kenapa kamu tiba-tiba menghentikannya?" tanya Devan.

"Bagaimana aku tidak menghentikan semua ini hah! Kamu adalah kekasih dari Kak Thalia dan sementara apa yang terjadi di antara kita adalah kesalahan yang besar dan ujung-ujungnya pasti aku yang akan disalahkan. Apa gunanya memberitahu semuanya yang tidak akan mengubah apapun. Hubunganku dengan keluargaku bisa hancur!" ucap Aletta yang menyadari bahwa dialah korban dan akan menerima semua resikonya.

"Tapi juga tidak ingin lepas tanggung jawab begitu saja Aletta atas apa yang terjadi. Aku tahu aku lakukan sudah sangat keterlaluan," ucap Devan.

"Lalu bagaimana sekarang hah!"

"Kita bicarakan semua ini dengan tidak punya rasa malu. Ayah dan Bunda bisa jantungan melihat kenyataan bahwa putrinya menyerahkan kehormatannya kepada laki-laki yang tak lain adalah kekasih anak pertamanya?"

"Kau benar! yang bertanggung jawab atas semua ini adalah dirimu. Tapi tetap konsekuensi yang begitu besar aku yang mengalaminya!" tegas Aletta.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Devan.

"Kamu sendiri juga bahkan takut jika kak Thalia mengetahui semua ini. Kau sendiri juga bahkan tidak punya pendirian apapun!" ucap Aletta yang membuat Devan terdiam.

"Aletta!" tiba-tiba saja suara pintu diketuk buat mereka berdua kaget dengan saling melihat satu sama lain.

"Kamu ada di dalam Aletta!"

"Aletta?"

"Aletta?"

"Bagaimana ini?" tanya Aletta.

"Aletta!" suara Thalia terus memanggil adiknya.

"Iya. Kak!" jawabnya dengan cepat.

"Lagi ganti baju," jawab Aletta.

"Kamu lihat Devan?" tanya Thalia.

"Tidak! aku tidak melihat kak Devan?" jawabnya bohong yang masih berdiri di depan Devan.

"Baiklah kalau begitu," sahut Thalia.

Aletta dan Devan sama-sama bernafas lega yang akhirnya mereka berdua bisa tenang.

"Kamu sekarang keluar dari sini dan jangan pernah menggangguku!"

"Kamu ingin melupakan semua yang terjadi?" tanya Devan.

"Aku masih memiliki keluarga yang tidak ingin aku sakiti akibat perbuatanmu. Jadi apapun keputusanku adalah hal yang terbaik. Jadi sekarang pergilah dari sini!" tegas Aletta.

Devan masih belum pergi yang akhirnya didorong Aletta dengan membuka pintu.

"Jangan berani muncul di kamar ku dan mengungkit semua itu!" tegas Aletta.

"Sayang kamu ternyata di sini?" suara Thalia kembali terdengar yang membuat Aletta kaget dengan mereka berdua yang sama-sama melihat ke arah Thalia.

Aletta dan Devan sama-sama menelan saliva.

"Oh, tadi aku baru saja dari toilet di dekat kamar Aletta dan kebetulan Aletta membuka pintu dan mengatakan kalau kamu mencari ku," jawab Devan dengan gugup yang mengarang cerita.

Mata Thalia langsung melihat ke arah Aletta dengan Aletta menganggukkan kepala.

"Benar, Kak!" jawabnya.

"Begitu rupanya. Kamu bener aku mencari kamu sejak tadi. Kamu juga jauh sekali mencari toilet yang padahal di bawah juga ada," ucap Thalia geleng-geleng kepala.

"Aku tidak kepikiran," jawab Devan.

"Ya, sudah kalau begitu ayo kita keluar. Bukankah kamu mengatakan ingin pergi!" ajak Thalia yang membuat Devan menganggukkan kepala dan Thalia merangkul lengan kekasihnya itu dengan mereka berdua yang akhirnya pergi

Aletta menghela nafas!"

"Kenapa aku seperti main kucing-kucingan? Aku yang menjadi korban tetapi aku yang harus berusaha untuk semua ini," ucapnya merasa tidak adil sama sekali.

***

Beberapa Hari Berikutnya.

Aletta, Thalia, Ratih dan Danu yang sedang melakukan sarapan bersama.

"Bagaimana Aletta kuliah kamu? kamu sudah melewati masa ospek apa semuanya baik-baik saja?" tanya Ratih.

"Baik-baik saja Bunda," jawab Aletta.

"Ayah memperhatikan sejak kamu pulang liburan bersama kakak kamu, Kamu terlihat tidak semangat," ucap Danu.

"Tidak Ayah, Aletta baik-baik saja dan mungkin itu hanya pemikiran Ayah saja," jawabnya.

"Kamu yakin baik-baik saja?" tanya Danu.

Aletta menganggukkan kepala.

Ehegg, Ehegg.

Aletta yang terlihat mual-mual dengan menutup mulutnya.

"Aletta kamu kenapa?" tanya Ratih.

Aletta menggelengkan kepala dan langsung berlari ke kamar mandi. Aletta yang masih memuntahkan isi perutnya sangat terdengar jelas.

"Ini akibatnya kalau malas disuruh makan. Lihatlah muntah-muntah seperti ini," ucap Thalia dengan geleng-geleng kepala.

"Kamu mengatakan adik kamu saja. Kamu juga kalau sudah gila kerja akan lupa dengan makanan," ucap Aletta.

"Kalian jangan biasakan terlalu ceroboh pada nasehat badan apalagi pada pola makan!" tegas Danu.

"Iya Ayah," sahut Thalia.

"Bunda lihat Aletta sebentar!" ucap Bunda yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri putrinya ke kamar mandi.

Thalia kembali melanjutkan sarapannya, kalau dia juga sangat penasaran apa yang terjadi pada adiknya

Bersambung......

1
Yuki Kim
menarik
Yuki Kim
semamgat thor. semoga bisa update semakin byk ya. dan ceritanya semakin seru. biar rankingnya bisa naik
mbok Darmi
lebih baik kabor lagi aja arleta jauhi devan biar kamu dan kakak mu tdk berhubungan lagi dgn devan sama sekali laki2 pecundang ngga perlu diberikan kesempatan
mbok Darmi
yakin thalia akan tunangan dgn devan ? gimana reaksi devan saat tau arleta punya anak perempuan cantik yg mirip dengan devan? ngga curiga kah devan dengan anak arleta
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!