Membalas Suami Dan Keluarga Benalu

Di dalam kamar terlihat Keira duduk sambil memainkan ponselnya tanpa peduli dengan kedatangan Angga, biasanya saat Angga datang Keira akan menyimpan ponselnya dan menyambut Angga dengan berbagai pertanyaan yang akan membuat Angga malas menjawab dan selalu menghindari Keira dengan masuk ke dalam kamar mandi tapi kali ini Keira malah cuek padanya.

"Keira." Panggil Angga, Keira yang di panggil hanya melirik dan kembali fokus dengan ponselnya.

"Keira mas sedang bicara sama kamu." Angga menaikkan nada bicaranya sata Keira mengabaikannya.

"Kenapa." Jawab Keira tanpa melihat Angga dan fokus dengan ponselnya.

"Suamimu sedang bicara ada di depanmu bisa tidak kamu menyimpan ponselmu dulu." Kesal Angga.

"Suamiku juga kalau di ajak bicara selalu sambil melihat ponselnya, tanpa melihat wajah istrinya yang sedang bicara. Aku sebagai istri mengikuti apa yang di contohkan oleh suamiku sebagai imam." Jawab Keira membuat Angga diam karena selama beberapa bulan ini dia selalu mengabaikan Keira dan fokus dama ponsel nya, berbagi pesan dengan wanita lain yang dia sembunyikan dengan nama lovely di ponselnya.

"Tapi aku ini suami kamu, kamu harus menurut." Kesal Angga sambil mengusap wajahnya kasar melihat itu Keira menyimpan ponselnya dan melihat ke arah sang suami.

"Mau bicara apa Mas? Biasanya juga selalu menghindar saat ku ajak bicara sepulang kerja dan kamu langsung mandi kemudian main ponsel, alasan kamu capek dan lelah. Kenapa tiba-tiba sekarang kamu ngajak aku bicara, apa kamu mau mengakui kesalahan mu sama aku?" Ucap Keira sambil menyilangkan kedua tangannya di dada menatap Angga dengan tajam, melihat ekspresi Keira membuat Angga keringat dingin.

"Mengakui kesalahan apa? Aku tak punya salah apa-apa sama kamu." Jawab Angga sambil menatap ke arah lain menghindari tatapan tajam dari sang istri.

"Yakin kamu gak punya salah sama aku Mas? Ok kalau memang kamu benar tidak punya salah,1 terus kamu mau bicara apa Mas Angga, aku akan dengarkan dengan baik." Jawab Keira membuat Angga tersenyum saat mendengar nada bicara sang istri itu artinya sang istri tidak marah lagi padanya.

"Mungkin besok mobil Mas Doni datang besok, apa kamu gak marah?" Tanya Angga bingung mau tanya apa, malah jadi pertanyaan yang tidak penting yang di bahas.

"Lah kenapa nanya itu sekarang? kan udah di bayar DP nya, suka aneh kamu Mas. Lagian juga bukan aku yang mau bayar cicilannya kenapa aku mesti pusing." Jawab Keira santai membuat Angga menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh ya tadi mama bilang males masak, manggil kamu katanya gak keluar kamar." Ucap Angga sebelum masuk ke kamar mandi.

"Ya kalau males masak gak usah pada makan, aku sudah belanja banyak apa susahnya tinggal masak la wong mereka seharian di rumah tidak ngapa-ngapain kok, lantai juga gak di pel berhari-hari gitu aja repot." Jawab Keira sambil memainkan ponselnya kembali membuat Angga diam dan menghela nafas.

Memang benar apa yang di katakan Keira lantai depan sampai belakang tidak di pel dan di sapu juga asal-asalan karena kotor dan banyak debu, kalau di kamar memang Keira selalu bersihkan sendiri karena semua alat kebersihan ada di kamarnya. Karena dia tidak bisa melihat tempat yang kotor apalagi kebiasaan lama dan juga di restoran harus selalu bersih dan juga higienis, kalau di ruangan lain Keira bodo amat malas juga yang mau bersihin entar mereka yang kegirangan.

Bip

Bip

Bip

Ponsel Angga berkedip sepertinya Angga lupa membawa ponselnya ke kamar mandi terlihat nana lovely.

"Mas kamu sudah sampai rumah belum...."

Hanya itu yang bisa terbaca oleh Keira melihat itu Keira tersenyum miring.

"Ternyata wanita itu yang membuatmu berpaling dariku Mas, bahkan kamu tak mau menyentuhku sebagai istri mu karena ada hati lain yang sedang kamu jaga. Silahkan kamu bermain sepuas hati Mas sebelum aku yang menghancurkan." Ucap Keira sambil tersenyum getir.

Sakit hati? sudah pasti. Istri mana yang tidak sakit hati ketika tahu suami yang dia cintai tega mengkhianati pernikahannya, apalagi tadi dia melihat sendiri dengan mata kepalanya jika suami yang dia anggap jujur dan setia serta bucin itu pernyataan menyimpan kebusukannya dengan sangat rapi. Apa Keira menangis? Tentu tadi dia nangis saat di resto setelahnya dia sadar, untuk apa menangisi laki-laki seperti Angga walau dia sangat mencintai Angga bukan berati dia wanita bodoh. Jika Angga berbagi hati dengan perempuan lain berarti dia bukan laki-laki yang baik dan pantas untuknya, beruntung mereka belum punya anak.

"Maassss." Panggil Keira saat Angga keluar dari kamar mandi membuat Angga tersenyum mendengar suara lembut sang istri, ternyata gampang sekali meluluhkan hati Keira yang lagi memang sangat mencintai Angga apalagi Angga tau kalau dia adalah cinta pertama Keira.

"Ada apa Kei." Jawab Angga sambil tersenyum,

"Tuh ponsel kamu dari tadi berisik, nama lovely menelpon dan banyak mengirim pesan dari tadi, sepertinya kalian sering bertukar pesan ya Mas. Terlihat dari cara dia saat tak di balas begitu sering menelpon dan mengirim pesan setiap menit, bahkan dengan istri mu saja kamu abai jangan sampai tuhan murka sama kamu ya Mas. Kenapa dia saja? Balas dulu siapa tau pentingkan, lain kali jangan lupa bawa kemanapun ponsel seperti biasa agar aku tidak tau." Jelas Keira membuat Angga mematung di tempatnya dan melihat kembali ponsel nya yang menyala tadi dia lupa membawa ponselnya ke kamar mandi. Apa Keira tau?.

" Gak usah tegang gitu biasa aja, aku istri tau diri aku tidak membaca apapun yang ada di ponsel kamu. Tuh angkat kasian dari tadi sudah puluhan panggilan dia mencari mu, lovely nama yang misterius." Ucap Keira tapi Angga masih diam dia bingung harus apa tidak mungkin dia mengangkat telpon dari laura di depan sang istri.

"Kenapa kamu dia saja? Biasa nya langsung ke balkon untuk telponan, apa aku harus pergi ya dari sini?" Tanya Keira sambil menaikkan alisnya sambil menatap Angga yang wajahnya memucat. Keira bangkit dari duduk nya dan mengambil tas dan kunci motornya.

"Mau kemana?" Tanya Angga karena melihat Keira mengambil tas dan kunci motornya.

"Mau nyari angin di luar, di sini takut ganggu kamu telponan." Jawab Keira santai dan pergi dari sana, padahal jika Angga tau kalau hatinya sangat sakit melihat ekspresi Angga seperti itu membuatnya tau kalau Angga menyimpan perasaan dalam pada wanita itu.

"Kei...... Keira tunggu." Panggil Angga tapi Keira tetap pergi dan disaat dia akan menyusul ponselnya kembali berbunyi dan Laura menelpon lagi melihat utu Angga meraih ponselnya dan mengangkat telpon dari kekasihnya.

"Nanti aku telpon lagi Keira lagi marah dan pergi dari rumah." Jawab Anggal dan langsung mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Laura.

"Mau kemana kamu Kei? masak dulu nanti siapa yang akan masak? mama Sama Ayu lagi males masal." Tanya bu Linda saat melihat Keira keluar dari kamarnya dan membawa tas selempangnya.

"Kalau malas masak gak usah makan ma, aku pergi dulu." Jawab Keira sambil pergi dari sana tanpa menyalami bu Linda dan pak Budi yang sedang bersantai menonton tv.

"Dasar menantu kurang ajar gak punya sopan santun sekali main pergi aja dan melewati orangtua begitu saja. Di suruh masak malah males-malesan dan pergi, kesal banget mama pa sama Keira semakin hari dia menyebalkan tidak seperti dulu." Cerocos bu Linda.

"Yang penting kita masih tinggal di rumah ini ma kalau tiba-tiba Keira mengusir kita semua kita mau tinggal di mana kan kamu tau sendiri kita gak punya rumah, kita bisa menikmati fasilitas di rumah ini tanpa harus capek-capek bekerja tidak seperti di kampung apalagi rumah kita yang di kampung jelek masih dari bilik kayu mana lantainya masih tanah. Belum lagi kita harus bekerja ke sawah panas-panasan, jadi lebih baik kita diam dan nikmati semua ini apalagi ini semua punya Keira bukan punya anak kamu, ingat kita semua di sini menumpang sama Keira." Jawab pak Budi.

Mendengar itu membuat bu Linda mendengus kapan disa bisa miliki rumah ini agar dia bisa menyuruh-menyuruh Keira atau gak dia akan mengusirnya, Karena apa yang di ucapkan oleh suaminya itu memang benar adanya kalau mereka semua menumpang di rumah Keira apalagi rumah yang di kampung kecil dan tak layak di huni mungkin sekarang rumah itu sudah hancur karena mereka semenjak tinggal di rumah Keira mereka sudah tidak pernah lagi pulang ke kampung untuk melihat rumah, mereka terlalu nyaman tinggal di rumah mewah milik Keira.