NovelToon NovelToon
Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College
Popularitas:346
Nilai: 5
Nama Author: Fredyanto Wijaya

Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8: Welcome To Mythtopia!(Part 1)

"HUAAAAAAAH!!!"

Melody dan Abigail berteriak lepas. Mereka berdua tiba-tiba berpindah tempat dan langsung jatuh dari langit-langit.

Tidak ada yang bisa dilihat mereka selain kepulan kabut dan awan-awan. Dari kejauhan atas sana juga mereka hampir tidak bisa melihat jelas dan membedakan apa itu daratan atau bukan.

Terus terjun dari ketinggian yang tidak main-main, "Apa... Yang... Terjadi...?!" Angin dari bawah menghempas keatas kuat Rambut Melody. Matanya terpaku ke bawah. Ekspresi nya tegang.

Sedangkan Abigail tidak mau melihat ke bawah. Dia terus menutup rapat kedua matanya.

Mereka berdua mungkin berharap itu hanyalah mimpi. Tapi bisa merasakan kalau yang terjadi dengan mereka itu nyata terjadi. Dan di tengah Melody dan Abigail begitu panik, Delphine yang terjun jatuh tidak jauh di atas mereka terus berseru sambil sesekali tertawa lepas.

Dia terlihat menikmati itu. Membiarkan rambutnya terhempas angin di tengah mereka semua terus terjatuh dari langit-langit. Delphine juga masih sempat-sempatnya menggoda mereka berdua dengan membuat beberapa pose di udara.

Salah satunya dengan berpose berbaring santai sambil membuat simbol peace dengan tangan kanannya. Mengedipkan sebelah matanya kepada Melody.

Sampai tidak berlangsung lama, dan tidak jatuh dari ketinggian seperti yang dipikirkan... Dataran hijau sudah mulai terlihat di bawah sana. Dan Delphine mulai serius. Dia langsung meluruskan tajam tubuhnya_ dengan kepalanya yang sebagai tombak kebawah. Meluncur tajam.

"?!" Melody tercengang. Memandang Delphine yang terjun semakin cepat ke bawah melewati dirinya dan juga Abigail... Melody, bisa melihat rambut Delphine berubah.

Rambut wavy kecokelatan dengan sebagian warna maroon tadi kini menyebar sepenuhnya. Seluruh helai rambutnya menjadi rata warna merah maroon. Tidak hanya rambutnya saja! Tetapi tampilan pakaian yang dikenakannya juga berangsur berubah.

Yang awalnya mengenakan seragam maroon berlengan panjang khusus dari Asterriaz High School... Kini berubah menjadi pakaian yang sulit untuk dijelaskan. Dominan biru aquamarine.

"TWEEEEET!!!" Delphine bersiul keras dengan dua jarinya. Memberi kode aba-aba kepada yang sudah menunggu di bawah sana.

Yang di bawah saling mengangguk satu sama lain. Sebelum kemudian mereka mulai melakukan tugasnya masing-masing.

Yang berpenampilan pakaian nuansa alam memunculkan sepasang sayap kupu-kupunya. Dia langsung terbang melesat cepat ke langit-langit dan menangkap Abigail. Hampir tidak terbaca oleh mata. Di lebih seperti berpindah sekejap dalam kerlipan cahaya.

"Selamat jatuh! Bye-bye!" Delphine melambai jari. Dia lalu terus terjun dan akhirnya duluan memijak tanah di bawah sana.

Sempat terlihat ada tekanan air yang meredam pendaratan kaki Delphine. Melody semakin tidak paham. Tapi yang harus dikhawatirkannya adalah dirinya sendiri.

Melody tidak bisa berbuat apa-apa. Sebentar lagi dirinya akan jatuh dengan keras. "Aku rasa aku akan mati!" Terpaku lurus menatap bawah.

"Kau siap Ruby?! Kau masih ingat latihan kita?!" Satu lagi yang masih menunggu waktu yang tepat, menoleh menatap kepada anak kuda unicorn di sampingnya. Dan si kuda unicorn menyahut ucapannya dengan suara ringkik.

"Baiklah... Tahan!...,"

"Tahan... "

"Sekarang!" Serunya pada waktu yang tepat. Memberi aba-aba kepada si kuda unicorn kecil.

Tanduknya mulai bercahaya. Aura sihir menyelimuti tanduk kecilnya. Dengan itu... sihir dari tanduknya itu kemudian melesat membuat gumpalan yang adalah permen kapas tepat di arah Melody akan jatuh. Permen kapas yang cukup besar_ mungkin seukuran ranjang double bed.

"Hey Ruby... Apa itu rasa buah cheery?! Seharusnya kau membuat yang strawberry!" Selip protesnya ketika melihat permen kapas yang baru saja tercipta. Dia kembali menoleh fokus kepada anak kuda Unicorn tadi.

Dan si unicorn kecil langsung membuang muka. Dia mendengus.

...PUUUFFH!...

Melody baru saja mendarat di atasnya. Pendaratan yang cukup empuk. Walaupun sebagian permen kapas sampai berhamburan ke mana-mana, tapi Melody dalam keadaan baik-baik saja. Untuk sejenak dirinya kira akan tewas tapi untung saja tidak.

Dan yang menangkap Abigail juga baru saja mendarat di sana_ beberapa detik sebelum Melody tadi.

"Pertunjukan yang bagus, para gadis!" Delphine mengibas rambutnya dengan anggun. Melody dilumuri liur kuda unicorn. Dia tak henti menjilat wajah Melody yang untuk sejenak hampir tidak bisa bergerak bangun karena saking tegangnya momen barusan.

"Ruby, menyingkirlah darinya!" Menghampiri Melody, "Kau baik-baik saja ya kan?!" Dia hanya berusaha memastikan keadaannya.

"Apa yang terjadi?! Di mana aku?!" Melody sontak langsung terbangun duduk. Seperti orang yang baru saja terbangun dari mimpi buruknya.

Menoleh-noleh cepat kesekitarnya.

"Siapa kalian?!" Satu lagi pertanyaan polos darinya. Melody menatap lurus-lurus kepada orang tadi.

"Pertanyaan yang bagus!" Sahutnya. Berdiri sambil mencondongkan atas tubuhnya mendekat pada wajah Melody.

Yang memiliki peliharaan anak kuda unicorn itu belum mau menjawab semua pertanyaan Melody. Bukan tugasnya. Tapi sesuai perintah dari seseorang, mereka memang harus melakukan semua itu. Jadi mereka berkumpul.

"Maaf karena telah menakuti kalian!" Delphine membantu Melody berdiri. Abigail yang terlihat melangkah kebingungan seperti orang lupa ingatan juga bersamanya. Dia mendekati Melody dan langsung memeluk erat tangannya. Tapi pandangan Abigail hampir tak henti mengecek sekitar.

Melody di sana lalu langsung bertanya kepada Delphine. Semua momen yang baru saja terjadi dan juga tempat yang sekarang itu sedang mereka pijak. Halaman rerumputan begitu luas dan indah, dengan beberapa cabang jalan setapak yang samar mengeluarkan cahaya warna-warni, air terjun dan sebagainya.

Beberapa pohon di sekitar sana juga tampak memiliki daun yang bisa dimakan.

Dan nyatanya memang iya. Daun-daun pada setiap pohon itu dapat dimakan. Setiap warna pada daun mewakili satu rasa buah layaknya permen.

"Umh!" Beberapa daun yang terbawa angin langsung ditangkap dan dimakannya. Yang berambut hitam dengan garis pink_ yaitu yang tadi memiliki peliharaan anak kuda unicorn juga tak lupa menawarkan Melody untuk mencoba salah satu daunnya.

"Mau?!" Menyodorkan sehelai daun berwarna ungu tepat di depan wajahnya. Tapi Melody yang masih menunggu penjelasan dari Delphine tidak yakin dan menolaknya dengan halus.

"Uh... tidak terimakasih," Sedikit memundurkan wajahnya menjauh dari daun itu. Mungkin karena warnanya yang terlihat beracun menurutnya. Walaupun sebenarnya daun itu memiliki rasa murni buah anggur. Yang berarti aman untuk dimakan.

Delphine tidak bisa menjelaskan banyak kepada mereka berdua. Dia hanya memberitahu kalau mereka saat itu berada di dalam dunia komik. Juga menjelaskan kalau salah satu gerbang perpindahan antara dua dunia... Yang salah satunya melalui buku yang tadi sebelumnya ditemukan Melody.

Menyebrang ke dalam dunia dengan berbagai tempat penuh keajaiban, yang dihuni keberadaan makhluk-makhluk mitologi dari berbagai ras atau kaum.

Ras dari sisi daratan, Langit, sampai lautan. Sebagai contohnya Leprechaun, Kaum peri_ yang salah satunya yang sempat menolong menangkap Abigail tadi, kaum minotaur, dan juga kaum mermaid. Putri Duyung!

"Tunggu... Apa mermaid itu sungguh ada?!" Mendengar kata Mermaid... Abigail sontak teralihkan dari melihat sekitar dan memandang fokus pada Delphine. Tapi tangannya masih erat memeluk sebelah lengan tangan Melody yang aliran darahnya mungkin agak tersumbat.

Melody mengangguk mantap.

"Disini?!" Tanya lagi si Abigail. Berusaha meyakinkan kalau itu memang benar. Dan Delphine lalu menjawab "Ya!"

Melody dan Abigail tidak menyangka kalau semua makhluk-makhluk semacam itu memang nyata keberadaanya. Walaupun tidak di dunia nyata yang penuh dengan teknologi. Tapi tetap saja itu membuat mereka tertarik mengetahui lebih. Dan melihat lebih banyak dari mereka.

Delphine dan dua lainnya senang mengetahui kalau mereka berdua tertarik dengan semua yang ada di sana. Akan tetapi bukan hanya keindahan dan keajaiban saja yang ada di sana. Melainkan beserta bahaya yang terus mengincar.

Karena itulah Melody dan Abigail dibawa ke sana. Sudah cukup lama tidak ada kandidat baru yang datang dari dunia luar.

Terakhir kali waktu sebelas bulan yang lalu.

Dan nyatanya... Kebanyakan dari penghuni di sana berasal dari dunia luar seperti Melody, Abigail, dan Delphine. Tapi mereka semua diberkahi kemampuan khusus, sesuai dengan peran masing-masing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!