NovelToon NovelToon
Pesona Suami Tetangga

Pesona Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Kehadiran Damar, pria beranak satu yang jadi tetangga baru di rumah seberang membuat hidup Mirna mulai dipenuhi emosi.


Bagaimana Mirna tidak kesal, dengan statusnya yang belum resmi sebagai duda, Damar berani menunjukkan ketertarikannya pada Mirna. Pria itu bahkan berhasil membuat kedua orang tua Mirna memberikan restu padahal merek paling anti dengan poligami.

Tidak yakin dengan cerita sedih yang disampaikan Damar untuk meluluhkan hati banyk orang, Mirna memutuskan mencari tahu kisah yang sebenarnya termasuk masalah rumahtangga pria itu sebelum menerima perasaan cinta Damar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Menyebalkan

“Selamat pagi tante Mirna,” sapa Chika dengan senyum manisnya.

Sepuluh hari berlalu dan sikap Chika pada Mirna berangsur-angsur membaik, hampir tidak ada lagi muka melow atau tatapan maut yang membuat Mirna tidak nyaman.

Mirna yakin semuanya berkat bantuan Rangga tapi sayang kelakuan Damar tetap saja menyebalkan !

“Pagi Chika,” sahut Mirna dengan senyum manis yang sama.

Matanya tidak bisa menghindari tatapan pria menyebalkan yang duduk di samping Chika.

“Selamat pagi Mirna,” sapa Damar.

Mirna malah membuang muka dan pura-pura tidak mendengar sapaan Damar bahkan ekspresi wajahnya tidak segan menunjukkan kalau ia tidak suka dengan kehadiran Damar.

Sungguh Mirna tidak menduga kalau Damar bukan hanya berani menitipkan Chika di rumah orangtua Mirna tapi pria itu tanpa merasa sungkan sering ikut makan bersama keluarga Mirna, entah di waktu sarapan atau makan malam.

Dan sudah 3 hari berturut-turut kebiasaan itu kembali dilakukan Damar tanpa malu-malu. Sikapnya seakan-akan sudah menjadi bagian keluarga ini.

“Mir, jangan begitu,” tegur mama dengan suara berbisik.

Mirna hanya menghela nafas dan tetap saja malas menuruti nasehat mama.

“Tante Mirna ada acara apa hari ini ?”

Mirna menelan nasi goreng yang sudah dikunyahnya, menatap Chika dengan mata menyipit.

“Belum ada rencana kemana-mana.”

“Chika mau ajak tante jalan-jalan ke pantai. Oma, opa dan om Rangga bilang kalau tante suka melihat laut.”

“Terima kasih ajakannya tapi om Rangga bilang tante belum boleh kemana-mana.”

Mirna melirik Rangga sambil mencibir.

“Jangan asal, kapan aku bilang begitu ?” protes Rangga sambil melotot.

Mirna menoleh, balas melotot pada kakaknya.

”Kak Rangga yang bilang aku belum boleh pergi ke kantor karena masih perlu banyak istirahat !”

“Ternyata selain baperan, kamu juga sedikit lemot.”

Mirna meringis saat Rangga menyentil keningnya.

“Kalau ke kantor, tenagamu habis terpakai untuk bekerja, pikiran juga harus dimaksimalkan bikin stres. Beda banget hasilnya kalau kamu pergi ke pantai, otakmu jadi rileks, aktivitasnya mungkin sama capeknya tapi segera hilang karena hatimu senang.”

Mirna kembali melotot dan wajahnya masih kelihatan sebal.

”Kakakku yang pintar, tahu nggak artinya bosan ? Otak juga bisa cepat tumpul kalau kelamaan nggak dipakai. Sudah cukup badan dan pikiranku diistirahatkan selama 35 hari.”

“Tapi dokter belum memberikan ijin padamu untuk balik kerja di kantor.”

“Kapan dokter bilang begitu ? Aku juga ada di situ. Dokter bilang aku tidak boleh terlalu stres apalagi gara-gara pekerjaan.”

“Iya tapi….”

”Buat apa aku kerja di perusahaan kakak sendiri kalau tidak bisa dapat dispensasi ? Lagipula karyawan lain pasti akan mengerti malah mungkin aku bisa jadi teladan karena tetap berusaha kerja meskipun belum maksimal.”

Rangga sudah siap menjawab lagi tapi netranya menangkap gelengan kepala mama di belakang Mirna dengan isyarat tatapan mata menyuruh Rangga mengalah.

“Mir, jangan marah-marah terus di depan anak kecil lagian malu juga sama Damar,” nasehat mama.

Mirna menghela nafas sambil melirik Damar lalu beralih ke Rangga.

“Aku janji nggak akan memaksakan diri karena demi apapun aku tidak mau lagi harus menjalani perawatan di rumah sakit sebegitu lama.”

Rangga mengangguk-anggukan kepala sambil menarik nafas panjang.

“Kalau begitu hari ini kamu jalan-jalan dulu sama Chika dan papinya. Mulai Senin kamu boleh coba balik kerja tapi hanya sampai jam makan siang dan tidak boleh protes kalau aku pindahkan ke bagian lain untuk sementara.”

“Beneran ?” Mirna mengangkat sebelah alisnya.

“Iya tapi ingat nggak boleh protes dengan posisi yang baru !”

Perlahan kedua sudut bibir Mirna tertarik ke kedua arah, membentuk senyuman paling manis. Matanya ikut mengerjap seperti anak kecil yang baru dibelikan permen.

“Deal !”

Rangga memutar bola matanya dan menggelengkan kepala saat Mirna mengajaknya untuk salaman.

***

Sambil bergandengan tangan dengan Chika, Mirna menyusuri garis pantai, membiarkan ombak menyapu kakinya hingga pasir putih pun ikutan menempel.

Kalau tidak ingat kesepakatannya dengan Rangga, sudah pasti Mirna batal menuruti ajakan Chika karena ternyata acara hari ini hanya ada mereka bertiga.

Semula Mirna pikir papa dan mama atau minimal Rangga akan ikut bersama mereka tapi semua bilang tidak bisa dengan alasan sudah punya rencana lain.

“Tante senang nggak ?”

Mirna menundukkan kepala, menatap Chika yang tiba-tiba berhenti hingga langkah Mirna ikut tertahan.

“Senang karena bisa lihat laut lagi setelah sekian lama,” sahut Mirna sambil tersenyum.

“Kalau pergi dengan Chika dan papi, apa tante juga senang ?”

Mulut Mirna ingin bilang ‘nggak senang karena ada papi kamu !’ tapi hatinya tidak tega saat melihat wajah polos Chika yang mengerjapkan mata beningnya.

Mirna pun hanya mengangguk, berharap pria yang sejak tadi mengikuti mereka tidak salah paham.

“Mami Chika juga suka pantai dan laut.”

Mata Mirna memicing mendengar pengakuan Chika barusan. Mirna pikir bocah itu akan sedih tapi wajahnya terlihat biasa saja malah tetap tersenyum.

“Oooohhh.”

Duh kenapa ini mulut cuma ooo doang ! Seharusnya kamu tanya ‘terus sekarang dimana mami Chka’ mumpung topiknya masih nyambung.

Kenapa lidah rasanya kaku, nggak mau nurut sama pikiran yang udah gatal pingin tahu.

“Chika lapar, papi.”

Chika menoleh ke arah Damar yang masih berdiri di belakang Mirna.

“Papi juga lapar, lagian mataharinya sudah mulai nakal. Chika nggak kepanasan ?”

“Panas.” Chika mengangguk-anggukkan kepala.

“Mau papi gendong ?”

“Tidak usah, Chika masih kuat jalan.”

Gantian Damar mengangguk sambil tertawa. Mirna kembali canggung saat mereka bergandengan tangan bertiga seperti keluarga kecil yang bahagia.

Usia Mirna yang sudah 26 tahun memang sudah pantas untuk berkeluarga tapi tidak pernah terlintas apalagi kepingin punya suami seorang duda, sudah punya anak pula.

Selain itu tipe Damar bukan seleranya. Istilah Mirna, Damar terlalu murahan karena sangat agresif dan tidak tahu malu sedangkan Mirna lebih suka cowok yang ‘cool’, sedikit jaim tapi tetap romantis.

Sampai di restoran yang menyatu dengan hotel, Damar memesan sejumlah makanan tanpa bertanya apakah Mirna suka atau tidak.

Untung saja Mirna bukan wanita pemilih, hanya beberapa jenis makanan yang Mirna tidak suka, tapi ia tidak suka protes apalagi saat dijamu orang lain.

Sekitar jam 4 sore Damar memutuskan untuk pulang. Chika sempat merengek supaya mereka menginap di situ tapi permintaannya ditolak Damar.

“Jangan sekarang, kita belum ijin sama opa dan oma mau mengajak tante Mirna menginap. Lain kali kita pergi lagi sama opa, oma dan om Rangga.”

Meski sempat kecewa Chika akhirnya setuju dan menuruti Damar untuk masuk ke mobil. Tidak sampai 10 menit, bocah itu sudah tertidur di kursi penumpang belakang.

”Terima kasih sudah membuat Chika bahagia karena merasa seperti punya mami lagi.”

Lagi-lagi kepala Mirna hanya mengangguk. Bukan hanya lidahnya kelu, bibirnya seperti lengket untuk bicara dan bertanya “Memangnya mami Chika kemana ?”

1
Herman Lim
bgs Rangga yg jls anita juga ikut terlibat di dlm nya
Andri Yukarthi
kog jd berdebar² bacanya /Shhh/
Aningrum
next
Herman Lim
moga Mirna CPT ingat kembali ssemua ingat dan obat yg buat Mirna lupa ingatan segera di temukan
Andri Yukarthi: yg sabar pak Damar...kasian istrimu
Baretta: Terima kasih karena selalu setia memberikan komentar kak Herman 🙏🙏
total 2 replies
Andri Yukarthi
dari awal udh seru...bikin penasaran
Herman Lim
apa Thor jgn buat penasaran terus 😭
Bunda HB
lebih baik mirna gk kluyuran kemana2 sbb amnesia jdi mudah di hasut org2 dengki ,iri. otak nya gk singkron. koyo org b***h....
Herman Lim
gila memutar balik kan fakta sungguh keji kalian berdua
Herman Lim
lanjut Thor semangat utk up ❤️
Herman Lim
ahhh moga Mirna CPT ingat kembali semua yg ilang dari ingatan nya
Herman Lim
apa bnr istri damar adalah Mirna yg mn karna kecelakaan ilang ingatan Mirna nya Thor jgn buat penasaran donk
Baretta
Maaf agak lambat kak Herman 🙏🙏
Herman Lim
lanjut Thor makin penasaran aja
Herman Lim
kayak nya Mirna tuh istri damar cuma karna kecelakaan dia melupakan semua waktu yg telah di lwtkan bersama damar
Aan
lanjutkan Thor 😍 can't wait too long
Aan
lanjutkan Thor 😍
Aan
Berani ya pegang2 adik orang
Aan
mgkin sdh pergi
pergi ke akhirat mgkin
Baretta
Sudah ada di depan mata Kak 😊😊🤭
Aan
Seperti ya
ah... lama2 jadi maminya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!