Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Bu Surti hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya ini, dia harus bersabar karena biar bagaimanapun Rena dan Reno anak kesayangannya.
Mereka masuk kedalam mobil online yang telah mereka pesan tadi, dan menuju kerumah Reno untuk membantu mengurus barang.
"Bu sebaiknya aku meminta motor pada kak Reno, tidak mungkin kita terus menerus memakai mobil online seperti ini, kan ibu tahu akan banyak ongkosnya". Rena menatap ibunya dengan tatapan memohon.
Bu Surti mencoba mencerna perkataan sang anak, benar juga mereka tidak mungkin selalu naik kendaraan sewa seperti ini, malah akan lebih boros, Reno juga harus memiliki kendaraan untuk mencari pekerjaan.
"Iya nak, ibu akan ambil emas ibu untuk dijual dulu, kamu memang harus punya motor, kita tidak mungkin kita terus menerus seperti ini".
"Loh kenapa harus emas ibu, kak Reno saja bu, kan uangnya masih ada". Rena mengkerut kan keningnya tanda tidak mengerti.
"Jangan nak, kasihan kakak kamu, uangnya sudah habis bayar semuanya, dia hanya mengandalkan kos yang 200 kamar itu untuk bulan depan sambil dia mencari kerja, jadi nanti biar ibu yang belikan kamu motor, toh ibu masih punya banyak emas dibank".
Rena mengangguk saja, yang penting baginya dia memiliki kendaraan, dia tidak mungkin ke kekampus dengan terus naik mobil jemputan.
Sesampainya disana, Keduanya langsung masuk karena tahu Reno sedang beberes dan berada diatas lantai 2.
"Oh ibu sudah datang". Sapa Reno yang sedang asyik membereskan barang saat melihat ibu dan adiknya.
"Apa yang bisa ibu bantu nak, apa semua sudah selesai?? ".
Sudah semuanya dalam kamar ini bu, boleh aku minta tolong untuk rapikan kamar lainnya, sebentar lagi para pengangkut barang akan datang membawanya".
"Iya nak, kamu rapikan saja disini, ibu dan Rena akan merapikan yang lainnya".
Bu Surti serta Rena bergegas keluar untuk membantu Reno mengurus yang lainnya.
Setelah semua selesai, bersamaan dengan orang yang mengangkut barang datang.
"Kak, kayaknya kita harus punya motor deh, ribet banget kalau setiap kali keluar kita harus pesan mobil Online seperti ini". Rena memulai pembicaraan saat mereka akan menuju kerumah.
"Benar juga yang kamu katakan Ren, kakak akan pikirkan itu, kakak harus mencari kerja, tidak mungkin mengandalkan mobil online terus menerus seperti ini".
"Belikan aku motor satu yah Kak, kan aku harus kekampus, kakak kan tahu rumah yang sekarang lumayan jaraknya dari kampusku".
"Nanti yah, kalau untuk sekarang kakak belum ada uangnya, mungkin nanti kalau pembayaran kos dan kontrakan sudah ada baru kakak pikirin".
"Biar ibu kamu bantu nak, ibu akan jual beberapa perhiasan agar menambah uang kamu supaya bisa beli motor untuk adikmu juga, kan kalau kamu sudah kerja, bisa balik lagi emasnya".
Reno mengangguk menyetujui perkataan sang ibu,
"Maaf yah, ibu ikut membantu ku begini". Reno menatap sendu sang ibu.
Dulu waktu dia memiliki segalanya, dia hanya peduli pada kekasihnya padahal Dena hanya memanfaatkan dirinya saja karena dia sangat royal padanya, sekarang perempuan itu meninggalkannya tanpa kabar membawa anak yang berada di perutnya.
"Tidak apa nak, nanti kalau kau sudah kembali memiliki segalanya, jangan lupakan ibu saja oke". Sindirnya secara halus.
Dia tahu anaknya ini hanya terpengaruh oleh wanita mata duitan itu makanya seperti itu, walau begitu dia tidak mempermasalahkannya karena mereka punya Wina saat itu sekarang mereka hanya mengandalkan Reno.
"Iya bu, maafin Reno yah".
Bu Surti hanya mengangguk saja, dia malas berdebat dengan anaknya masalah seperti ini, biar bagaimanapun anaknya ini adalah anak kesayangannya.
Rena mengkerutkan keningnya, dia seperti melupakan sesuatu, barulah ibu dan kakaknya membahas hal seperti ini baru dia mengingatnya.
"Kak Dena kemana kak??, kok dia tidak kelihatan biasanya nempel terus sama kakak??". Tanya dengan penasaran.
Ya mereka semua sudah tahu tentang perselingkuhan Reno dan Dena yang terjalin setahun belakangan, mereka tidak peduli dengan itu, bagi mereka yang penting uang bulanan mereka tetap aman.
"Dia pergi dari rumah semalam, waktu kami sedang beberes rumah, dia seperti nya tidak terima kakak kasari dan tampar, habis dia kurang ajar sama ibu sih".
"Biarkan saja dia pergi, lagian bisa apa dia tanpa Reno, perempuan manja yang hanya bisa meminta uang seperti nya hanya menyusahkan saja, kita sedang dalam kesulitan bukannya mengerti malah banyak cingcong". Kesal bu Surti mengingat perempuan yang menjadi kekasih anaknya itu.
Rena mengangguk mendengar perkataan kakak dan ibunya, mereka tidak membutuhkan Dena, apalagi keadaan mereka sekarang sedang sulit, dia juga sudah dipecat dari kantor jadi dia pasti akan mengandalkan kakaknya saja.
"Tapi bu, kak, bagaimana kalau dia datang, biar bagaimanapun anak yang dia kandung kan anak kakak, aku yakin dia tidak akan tinggal diam dan merawat anak itu sendirian apalagi dia juga tidak bekerja".
Reno menghela nafas, dia sebenarnya malas berurusan sama anak-anak, apalagi membiayainya, dia seperti orang yang tidak punya hati jika seperti ini.
"Biarkan saja dia datang, kalau hanya menuntut nafkah untuk anak itu, toh dia bukan istri kakak, dia tidak berhak meminta hal seperti itu, Wina saja kakak tidak pernah biayai apalagi dia yang bukan istri sah, toh kakak sudah banyak keluar uang untuknya selama ini, anggap saja kita impas".
"Ya terserah kamu sih nak, tapi kasian juga sama anak yang di kandungannya biar bagaimanapun dia cucu ibu, walau ibu tidak begitu menyukai anak-anak tapi tetap saja mereka cucu ibu".
"Lihat nanti sajalah bu, aku sedang banyak masalah dan pikiran, biarkan saja dia dulu, nanti dia datang sendiri kalau dia butuh aku".
keduanya mengangguk, mereka tidak peduli pada Dena dan juga yang lainnya tapi anak yang dia kandung, biar bagaimana pun anak itu bagian dari keluarga mereka apalagi Dena bukan Wina yang bisa mereka manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan, yang ada mereka akan menjadi susah kalau perempuan itu tinggal bersama mereka
Mereka pun sampai ke kontrakan mereka dan membantu para pekerja untuk menurunkan barang, sekarang rumah kontrakan satu lantai itu kini memiliki banyak barang, yang sebelumnya tidak ada sama sekali
Mereka tidak sadar jika sejak tadi mobil mereka di ikuti, disana terlihat Dena menyeringai sinis, dia tidak akan membiarkan Reno hidup senang, dia akan memberikan anak yang dia kandung itu dan setelah itu dia akan bebas.
Kandungannya memang tinggal 4 bulan lagi setelah itu dia akan membawa anak itu kerumah Reno dan membiarkan lelaki itu dan keluarganya memeliharanya sendiri.
"Lihat saja kalian, tidak akan kubiarkan kalian bahagia diatas penderitaan ku, aku dipecat juga karena lelaki sialan itu".
haddeuh ngelus dada aku nya Bu 😆😆😆
ternyata 🤣🤣🤣🤣
Ditungggguuuuuuuu😍😍😍😍
cari jalan keluar nya,kalau Leo tetap mau sama Ratna bujuk donk Ratna agar mau mempercepat pernikahan mereka...
klo Ratna gak mau juga,nasehati Leo baik²..mau sampai kapan melajang terus... haddeuh...kayak penasehat aku nya 😆😆😆😆
mna punya urat malu...
drama percintaan orang kaya ya gini,
selalu ada drama kasta nya,elo anak sapa, keturunan sapa...
🤦♀️
udah di kasi tau jangan mengusik Wina masiiih juga cari cara untuk mengusiknya ...
haddeuh 🤦♀️