Bagaimana perasaan kalian jika orang yang kalian cintai, yang selalu kalian jaga malah berjodoh dengan orang lain?
Ini kisah tentang Jean Arsa Anggasta seorang calon CEO muda yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ia menjadi depresi dan memutuskan untuk tidak mau menikah namun karena budaya keluarganya apabila seorang anak laki-laki sudah berumur 25 tahun maka mereka harus segera menikah. Maka mau tidak mau ia harus menikahi Ashana Daryan Fazaira sepupunya. Seorang gadis yang juga telah dibohongi oleh kekasihnya yang telah berselingkuh dengan sahabatnya.
Lalu apa yang terjadi jika pernikahan tanpa cinta ini dilakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Diruangan kerja, Wira sedang berbicara dengan serius pada Zarina. Mengingat bagaimana peristiwa tak mengenakan terjadi di pernikahan Shan.
"Gk ada yang ingin kamu jelaskan sama aku Zarin?" Tanya Wira seraya meletakan beberapa cek yang diberikan Raka pagi tadi.
"Mas Wira, aku sama sekali gak tau tentang uang ini. Kenapa Raniya bisa Setega itu mencuri uang kamu" ucap Zarina.
"Bukan hanya uang, tapi mobil juga" Wira kemudian meletakan kunci mobil diatas meja.
"Mo.. mobil? Aku juga gak tau tentang itu mas" ucap Zarina dengan jujur.
"Zarina kamu tau kan aku gak suka dengan penghianatan, terlebih lagi Raniya sejak remaja aku yang mengurus segala kebutuhan dia sampai sekarang. Tapi balasannya apa? Aku bahkan sempat mengira orang kantor yang melalukan korupsi tapi ternyata..."
Wira memberi jeda perkataan nya. Pria itu terlihat sangat kesal dan membuat Zarina ketakutan.
"Ternyata orang yang berada didalam rumah ini pelaku kejahatannya. Kira-kira menurut kamu apa yang harus aku lakukan? Mungkinkah aku masukan mereka ke penjara? Kakak dan keponakan kesayangan kamu?"
Mendengar itu tubuh Zarina bergetar, ia sangat takut. Bagaimana pun juga mereka adalah keluarga yang Zarina punya. Maka Zarina berlutut di hadapan Wira, ia memohon untuk jangan menjebloskan mereka ke penjara.
"Mas aku mohon, aku mohon jangan masukin mereka ke penjara. Bagaimanapun juga semua uang kamu di dalam cek ini udah dikembalikan tanpa kekurangan apapun, jangan penjara mas Wira aku mohon" Zarina memohon kepada Wira, ia bahkan sampai menangis.
"Kalau gak begitu, mereka gak akan pernah berubah Zarina"
"Mas aku tau, tapi aku mohon jangan masukan mereka ke penjara. Kamu bisa usir mereka dari rumah ini tapi aku mohon jangan ke penjara"
Wira terlihat berpikir.
"Mas, Raniya tidak jadi menikah dengan Jean itu juga merupakan hukuman yang setimpal Jean berikan untuk raniya. Aku mohon ubah keputusan kamu untuk menjebloskan mereka ke penjara"
Wira menghela nafas berat, ia pun merubah keputusannya untuk menjebloskan kakak dan keponakan Zarina ke dalam penjara.
"Oke, aku gak akan menjebloskan mereka ke penjara. Tapi ingat besok pagi mereka harus angkat kaki dari rumah ini. Aku tidak ingin melihat mereka ada dirumah ini, kemasi semua barang-barang mereka" ucap Wira dengan tegas.
"Ia mas Wira, aku janji besok pagi mereka akan meninggalkan rumah ini" ucap Zarina.
"Dan apabila besok aku masih melihat mereka berkeliaran di sekitar rumah ini dan mereka tidak mau pergi dari sini, maka aku sendiri yang akan menyeret mereka keluar dari rumah ini"
Zarina mengangguk dengan cepat.
"Iyah mas" ucap Zarina.
***
Keesokan paginya, Shan bangun dengan cepat agar bisa segera mandi. Namun sebelum itu ia membuka tirai jendela sehingga cahaya matahari masuk kedalam kamar mereka.
Shan kemudian melihat Jean yang masih tidur terlelap, dengan liciknya ia menarik seluruh tirai sehingga cahaya matahari mengenai wajah Jean. Pria itu merasa terganggu dengan cahaya di wajahnya.
Samar-samar ia membuka matanya.
"Masih jam berapa sih?" Tanya Jean.
"Lihat aja sendiri" suruh Shan.
"Tutup tirainya silau" pinta Jean.
"Lo gak ke kantor?" Tanya Shan.
"Ntar siang aja"
"Lo gak kuliah?" Tanya Shan lagi.
Jean merasa jengkel, ia menatap sinis Shan yang berjalan menuju kamar mandi dengan wajah tidak berdosa nya. Jean kembali silau karena sinar matahari yang semakin menyengat saja walau masih jam 9 pagi. Dengan langkah gontai ia berjalan menutup tirai jendela lalu kembali ke kasur nya yang empuk.
Tak lama kemudian Shan keluar dari ruang ganti dan ia bersiap pergi ke kampus. Namun sebelum itu ia membangunkan Jean, karena sesuai dengan kontrak pernikahan mereka di point ke lima dan ke tujuh bahwa selama masa pernikahan mereka harus menjalankan peran sebagai layaknya pasangan suami istri pada umumnya dan melakukan tanggung jawab sebagai pasangan.
"Jeannnnnn Lo tidur Mulu sih?" Shan menggoyangkan tubuh Jean.
"5 menit lagi" ucap Jean.
"Gue mau ke kampus antarin gue" ucap Shan sambil menarik lengan Jean.
"Pergi sendirilah, itu kunci mobil ada di laci" ucap Jean yang masih dikuasai rasa kantuk.
Shan lalu berdiri ia berjalan menghampiri laci tempat menyimpan surat kontrak pernikahan mereka.
Ia lalu kembali lagi menghampiri Jean yang masih tertidur.
Shan duduk di pinggir ranjang dan membacakan isi kontrak pernikahan tersebut.
"Kontrak pernikahan yang kelima, selama masa pernikahan kedua belah pihak harus menjalankan peran mereka sebagai pasangan suami istri"
Jean masih tidak merespon, Shan sangat kesal.
"Kontrak pernikahan yang ke tujuh, lakukan tanggung jawab dan kewajiban sebagai pasangan"
Jean masih tidak merespon, Shan sangat kesal. Ia pun menarik lengan Jean secara paksa.
"Astaga Lo berat banget anjirrr" keluh Shan.
Shan pun mendekatkan bibirnya ke telinga Jean dan bersiap ingin berteriak, Shan memejamkan matanya dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Namun Jean dengan segera menoleh ke arah Shan sehingga bibir Shan mendarat tepat di bibir Jean.
Shan dan Jean saling membuka mata dan terkejut. Shan segera menjauhkan diri dari Jean, dan pria itu dengan cepat segera bangun dan menutupi dirinya dengan selimut.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak mereka satu sama lain.
Mereka saling mengelap bibir mereka dengan telapak tangan.
"Dasar m35um" Shan menampar pipi kanan Jean.
"Ehh Lo itu yang m35um, ngapain Lo dekat-dekat gue?" Ucap Jean sambil memegang pipinya yang ditampar oleh Shan.
"Gue cuman mau bangunin Lo, Lo ngapain pake acara berubah posisi? Oh atau Lo pura-pura tidur ya? Modus kan Lo?" Teriak Shan.
"Gue berubah posisi karena gue ngerasa gak enak, eh ternyata bener Lo mau melakukan pelecehan terhadap gue"
"Nggak nggak, Lo udah ngelanggar kontrak. Lo harus di hukum" ucap Shan.
"Enak aja Lo, gue gak tau apa-apa malah Lo bilang ngelanggar kontrak" Jean membela diri.
Saat pertikaian semakin memanas suara ketukan pintu terdengar dari luar, mereka mendadak hening.
Jean dengan segera menarik Shan agar naik keatas tempat tidur dan duduk diatas pahanya dan Shan mengalungkan kedua tangannya diatas bahu Jean. Dan Jean melingkarkan tangannya di pinggang Shan.
"Kakk kalian ribut banget sih, kalian baik-baik aja?" Tanya farel seraya membuka pintu.
"Baik" ucap mereka dengan kompak dengan saling menatap satu sama lain.
Farel menghentikan langkah nya untuk masuk ketika ia melihat tingkah laku mereka di cermin besar yang terpampang di dinding kamar Jean.
"Astagfirullah" farel menutup kedua matanya.
"Sorry- sorry habisnya gue pikir kalian berantem tadi, kok berisik banget" ucap farel.
"Ah nggak, gak keributan kok itu. Gue cuman bilang hari ini Shan cantik bangetttt" ucap Jean.
"Iyah kakak mu ini romantis banget ternyata" ucap Shan sambil mengambil kesempatan mencekik leher Jean.
"Oh yaudah, gue cuman mau bilang kalian cepetan turun. Buat sarapan" ucap farel.
"Iyah nanti kita turun kok, gue masih mau menikmati suasana pagi romantis bersama istri tercinta gue" ucap Jean dengan senyum terpaksa.
"Oke" farel perlahan mundur dan keluar dari kamar Jean.
"Farel??" Panggil Jean lagi.
"Ada apa kak?" Tanya farel.
"Lain kali kalau mau masuk kamar kakak, harus dapat izin dulu ya. Jangan nyelonong masuk kayak tadi. Soalnya kan kakak mu ini udah nikah" ucap Jean dengan senyum terpaksa yang masih menghiasi wajahnya.
"Oh iya kak Jean" ucap farel dengan senyum canggung, ia pun kembali mundur dan keluar namun Jean memanggilnya lagi.
"Farel??"
"Kenapa lagi kak?" Tanya farel
"Tutup pintunya" ucap Jean dan Shan dengan kompak.
Farel dengan senyum canggungnya menutup pintu kamar mereka dan segera mempercepat langkahnya menuruni anak tangga.
"Astagfirullah, gue gak lihat apa-apa kok barusan"
Begitu farel menutup pintu Shan segera mendorong bahu Jean lalu Shan turun dari tempat tidur. Dan Jean membersihkan dirinya seolah-olah ada debu yang menempel di tubuhnya.
"Cepetan Lo mandi, dan antar gue pergi kuliah"
"Handuk gue" Jean menadahkan 1 tangannya ke hadapan Shan.
Shan melempar handuk itu kewajah Jean.
***
Endingnya kayak terlalu maksa sih Thor, harus nya buat Ampe ratusan episode Thor... sayang banget Thor 😭 bakal kangen Ama jean and Shan huhuhu /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/