dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang di lupakan oleh keluarganya, dini selalu tidak di anggap oleh seluruh keluarganya. namun dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia. dia selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya tapi balasan keluarganya hanya mengacuhkannya atou memarahinya.
namun, dia yang selalu berusaha untuk mendekati keluarganya, tapi hasilnya hanya dia di abaykan oleh keluarga nya. dan akhirnya dini menyerah, dia akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. dan menjauhi orang - orang yang tidak ingin berdekatan dengan nya. saat dini mulai menjauhi mereka, mereka baru tersadar dan menyesalinya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5 mencari pekerjaan
Halloooo pembaca
Terima kasih sudah membaca novel pertama saya, saran dan kritikan bisa tulis di kolom komentar, saya minta maaf kalau banyak kata yang salah, terimakasih …
Di dalam rumah utama, mama Fitri mulai gelisah dengan perubahan putrinya,
[ sejak kapan nyonya Fitri menganggapnya sebagai seorang putri ] nyonya Fitri saat melihat ekspresi dini yang di ta*par oleh suaminya, memperlihatkan raut wajah terluka, membuat dia merasa bersalah, dan dia menyadari kalau selama ini dia tak pernah membela atou memberikan kasih sayang, kepada putrinya itu. Menyadari kesalahannya itu, nyonya Fitri meremas kedua tangannya dan menundukkan kepalanya. Ternyata tak ada kenangan manis satupun dengan putrinya dini.
Pagi hari tiba, dini bangun lebih siang karena hari ini adalah hari libur jadi dini bangun lebih siang. “Hahh nyenyak banget tidur di sini gue kira gue bakal takut ternyata lebih nyaman tidur di sini, karna sekarang hari libur gue beresin dulu barang - barang gue biar lebih rapih” monolog dini, dia langsung membereskan barang-barangnya seperti buku dan baju dan barang yang lain, untuk terlihat lebih rapih.
Saat dini sedang membereskan barang-barangnya, ada yang mengetuk pintu tokk..tokk dini pun langsung membuka pintu,
“non ini sarapan, pasti non belum makan kan, jadi saya bawain sarapan buat non” ucap bi Imah
“makasih bi”
“ohh,, dan ini non mang Adi mau membetulkan kamar mandi yang ada di dalam, biar non gak bolak - balik keluar” “oh ya silahkan masuk mang” ucap dini, dan di anggukan oleh mang Adi
“permisi ya non saya betulkan terlebih dulu
Kamar mandinya”
“iya mang silahkan, maaf jadi ngerpotin” “tak apa non, ini kan sudah jadi pekerjaan saya”
Sebenar nya gudang itu bukan gudang seperti biasanya, itu sebenar nya adalah vila untuk tamu yang ingin menginap, untuk tamu yang tidak terlalu dekat dengan mereka. Tapi karna jarang di gunakan, di alih fungsi kan jadi gudang. Mang Adi pun selesai dengan tidak butuh waktu lama, karna mang Adi hanya membetulkan aliran airnya saja yang di matikan.
“Terima kasih mang sudah membetulkan kamar mandinya, jadi ngerepotin emang maaf ya” ucap dini
“tak apa non, ini hanya pekerjaan ringan ko non, kalo begitu saya permisi dulu” ucap mang Adi
“ya mang silahkan” mang Adi pun pergi untuk berjaga kembali di depan gerbang. “Apa yang harus aku lakukan ya sekarang? Apa aku mencari pekerjaan saja ya!” Dini pun pergi dari rumah untuk mencari pekerjaan karena uang tabungannya mulai menipis. Setelah dia pergi dari rumahnya dia mulai mencari pekerjaan di setiap tempat, tapi mencari pekerjaan tidak mudah, apalagi dini yang belum lulus SMA menjadikan alasan untuk tidak diterima di beberapa tempat. Saat ini sudah menunjukan jam 12 siang waktunya makan dini pun mulai kelaparan, karena dini mencari pekerjaan dengan berjalan kaki, dini pun mencari warteg, saat dia menemukan warteg itu dini pun langsung masuk dan memesan makanan “Bu saya mau pesan!”
“Mau makan pake apa neng?” “Aku mau telur balado, urap buncis, terong balado, sama sambel Bu”
“minum nya mau apa neng?”
“Aku mau air putih aja Bu” “ini neng makanannya, kalau air putih ada di belakang neng bisa ambil langsung”
“iya terima kasih Bu” dini pun mulai makan dengan lahap.
Setelah dini selesai makan, dini pun mulai berpikir kenapa dia tidak mencoba melamar kerja di warteg saja.
“Bu saya sudah selesai jadinya berapa?” “Jadinya 20rbu neng”
“ini Bu”
“Bu maaf sebelumnya saya mau bertanya” “tanya apa neng?”
“Apa ibu sedang butuh karyawan Untuk bantu ibu di warteg?”
“Jujur ibu sedang membutuhkan orang neng buat bantu - bantu ibu di warteg!” Ucap ibu warteg, dini terlihat tersenyum “Bu bagaimana kalau saya bekerja di warteg ibu, saya sedang membutuhkan pekerjaan Bu”
“umur neng sekarang berapa?”
“Umur saya 17 tahun Bu” “neng masih sekolah?”
“Iya Bu saya masih sekolah, orang tua saya tidak mampu membiayai sekolah saya jadi saya membantu mereka Bu” ucap dini bohong, dia berbohong untuk bisa bekerja disana karena kalau tidak begitu dia kemungkinan tidak akan diterima.
“Oh, kalau begitu neng saya terima, kalo boleh tau neng namanya siapa?”
“Ah iya nama saya dini Bu, maaf nama ibu?”
“Nama ibu, ibu Nunung neng!”
“Ah iya Bu Nunung, saya sekarang Kerja apa ya”
“neng sekarang kerja cuci piring, neng bisa kan cuci piring?”
“Bisa dong Bu, saya selalu membantu ibu di rumah” ucap dini, dini selalu membantu bi Imah jadi dia sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti itu.
“Kalau begitu ayo neng,ibu tunjukan tempat cuci piringnya” ucap ibu Nunung, Dina hanya mengangguk dan mengikuti Bu Nunung, saat sudah sampai di tempat cuci piring,
“neng disini tempatnya, di sana sabun cuci piringnya neng”
“iya Bu saya ngerti, terima kasih Bu”
“iya Nang, kalau begitu saya ke depan dulu ya” ucap Bu Nunung, dini mengangguk dan memulai mencuci piring yang cukup banyak.
Jam 9 Di rumah Kusuma merka baru terbangun karena ini hari libur jadi mereka bangun siang, mereka keluar dari kamar mereka untuk makan
“selamat pagi anak - anak mamah” ucap nyonya Fitri
“selamat pagi juga mama, mama papa mana? Ko belum keliatan”
“papa masih di kamar”
“ouh, mama masak apa aja hari ini?” Mama masak udang asam manis kesukaan kamu, sama ada bakwan jagung, ayam goreng sama perkedel kentang”
“wah ini enak - enak semua, apa lagi ada makanan kesukaan aku” ucap Caca, sambil tersenyum manis “iya dong” mereka pun sudah kumpul di ruang makan dan mulai makan tanpa mereka sadari mereka melupakan satu orang yaitu dara. “Bi.. bi Imah” ucap nyonya Fitri “iya nyonyah ada apa?”
“Panggil dini, dia belum makan dari kemarin malam”
“oh non dini sedang pergi nyah”
“pergi kemana dia? baru jam segini dia sudah pergi. Memang anak pembangkang” ucap tuan imam.
“maaf tuan, nona dini sedang mengerjakan tugas di rumah teman nona, tadi nona memberitahu saya kalau nona akan pulang sore untuk kerja kelompok di rumah temannya, namanya nona Lily tuan” ucap bi Imah “kenapa dia tidak meminta izin kepada mamah bi? Kenapa Malah minta izin sama bibi?” Ucap Caca
“iya karena nona dini tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah ini jadi non dini memberitahu saya non”
“kenapa dia bisa dihukum bi? Apa kesalahannya ko tidak ada yang memberi tau saya sih” ucap caca, walaupun Caca cuek kepada dini, tetapi dia sangat sayang kepada dini namun karena Caca badanya lemah, jadi Caca jarang ada di luar kamar jadi dia jarang tau keadaan di rumah “dia pulang malam jadi papa menghukum dia tidur di dalam gudang, tak perlu memikirkannya, nanti juga dia bakal masuk lagi ke rumah” ucap tuan imam, dia tidak tahu kalau dini sudah tidak mau lagi masuk ke dalam rumah mewah ini, dan dia juga sudah tidak mau berharap kepada keluarga kandungnya. nyonya Fitri hanya terdiam dan dia merasa akan ada sesuatu yang akan terjadi.