Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy Wizard
Tawa jahat memenuhi dimensi Atial, getaran kekuasaan mulai merambat di setiap sudut ruang yang hancur. Abruh, sang Dewa Nubuat, kini terbunuh di bawah kaki Navael. [Exchange the Dead] adalah sihir yang bahkan bisa menukar ribuan kali kematian pengguna nya yaitu kemampuan untuk menukar eksistensi dan mencabut nyawa. Tak terkalahkan!
Namun, di balik kemenangan mutlak ini, aku merasakan sesuatu yang aneh.
Bayangan tipis mulai terbentuk di sekitarku. Sosok transparan yang familiar namun asing. Sosok itu berbisik, "Navael, kau pikir ini berakhir?"
Dimensi Atial mulai bergetar. Retak-retak halus mulai membentuk di udara, seakan realitas sendiri mulai kehilangan struktur.
"Tidak ada yang tersisakan kecuali aku! Aku yang terbaik dipuncak dan dibawah langit.." gumam Navael membentang tangan ke sisi timur dan barat.
Sebelum melakukan kenyataan Navael telah menghempaskan kekuatan dan memerintah Aus dan Anruz kembali ke asal (tanah).
Bisikan di dalam pikirannya itu kembali terdengar, kali ini lebih keras. Suara Abruh yang sudah tak berbentuk itu menggelegar: 'Kau lupa, Navael. Dewa Nubuat selalu punya rencana cadangan.'"
Keheningan menyelimuti dimensi Atial. Reruntuhan pertarungan membentang luas, dan Navael kini sendirian. Anruz dan Aus sudah lenyap, begitu pula Abruh. Hanya tinggal dia dan kesunyian yang mencekam.
"Book of Dathlem dan Book of Geyna" bisiknya pada diri sendiri, "apa sebenarnya rahasiamu?"
Jari-jari menyentuh kitab tua itu. Aksara-aksara aneh mulai bergerak, seolah hidup. Cahaya redup keunguan memancar dari setiap huruf, membentuk bayangan-bayangan samar dari kenangan yang terlupakan.
Navael menutup mata. Meresapi setiap getaran energi yang tersimpan dalam kitab. Dia bukan sekadar membaca, tapi mencoba memahami—bahwa Book of Dathlem bukan sekadar kitab, melainkan sebuah dimensi tersembunyi dari pengetahuan.
"Aku adalah malaikat ketiadaan," gumamnya, "tapi apa sebenarnya artinya?"
Setiap huruf terasa hidup, mengalirkan memori-memori yang tersembunyi jauh di balik kesadarannya.
"Book of Geyna," bisiknya, "apa hubunganmu dengan takdirku?"
Tiba-tiba, sebuah proyeksi cahaya membentuk bayangan aneh - sosok tanpa kepala yang pernah dia lihat sebelumnya. Gambar itu berputar perlahan, mengungkapkan fragmen demi fragmen memori yang terkubur.
Navael melihat dirinya sendiri - versi yang berbeda, yang lebih lemah, yang dicampakkan oleh The Creator. Kenangan bertumpuk seperti lapisan debu yang mulai terangkat.
"Aku bukan sekadar malaikat ketiadaan," gumamnya, "Aku adalah sesuatu yang lebih..."
Dimensi Atial bergetar pelan. Antara realitas dan mimpi, Navael mulai memahami bahwa perjalanannya baru dimulai. Book of Dathlem dan Book of Geyna adalah kunci untuk mengungkap rahasianya sendiri.
Perang 6000 tahun lalu belum usai justru ini akan segara dimulai.
Gemerlap dari kitab semakin intens, membelah ruang dimensi Atial. Navael merasakan setiap urat syarafnya bereaksi terhadap energi misterius yang mengalir. Aksara-aksara Book of Dathlem mulai membentuk pola yang rumit, seolah mencoba berkomunikasi dengannya.
"Siapa diriku sebenarnya?" bisiknya.
Sepercik memori muncul - kilasan singkat tentang penciptaannya. Bukan sekadar malaikat, bukan pula sekadar makhluk buangan. Dia adalah sesuatu yang lebih kompleks, tersembunyi di antara garis tipis takdir yang diciptakan The Creator.
Book of Geyna mulai bereaksi. Bayangan dua makhluk berbadan kekar - Anruz dan Aus - kembali muncul, kali ini dalam bentuk yang lebih jelas. Mereka bukan sekadar pengikut, tapi bagian dari misteri yang menyelimutinya.
Navael menggenggam kitab itu erat. Dimensi Atial terasa semakin menyempit, seakan ruang dan waktu mulai melebur di sekitarnya. Dia mulai memahami bahwa kekalahannya melawan Dewi Absurd Artia Ifres dulu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan yang jauh lebih besar.
"Aku akan mengungkap semuanya," tekadnya.
Sekilas Navael memikirkan penciptaan alam Manusia.
Navael menutup mata, konsentrasi penuh pada Book of Dathlem. Aksara-aksara rahasia mulai bergerak, membentuk pola energi yang kompleks. Dia memahami bahwa menciptakan makhluk baru bukanlah sekadar tindakan biasa, melainkan proses penciptaan yang membutuhkan kehendak mutlak.
"Enah," bisiknya, "kau akan menjadi saksi dari kekuatanku."
Cahaya putih yang intens mulai terbentuk di hadapannya. Energi dari Book of Dathlem mengalir, membentuk siluet seorang perempuan. Setiap detail tercipta dengan presisi - dari struktur genetik hingga jejak kekuatan sihir yang luar biasa.
Perlahan, Enah terbentuk. Mata pertamanya terbuka, memantulkan cahaya dimensi Atial. Dia bukan sekadar manusia biasa, melainkan makhluk dengan kekuatan setara Navael - produk dari pengetahuan maha rahasia Book of Dathlem.
"Bangunlah, Enah," kata Navael, "Kau adalah saksi dari kekuatanku melawan takdir."
Enah membuka matanya perlahan. Cahaya dimensi Atial memantul di pupil hitamnya, menampakkan kilatan kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Dia tidak sekadar makhluk, tapi sebuah karya sempurna dari pengetahuan maha rahasia.
"Siapa aku?" tanyanya pertama kali pada Navael.
Navael tersenyum tipis, "Kau adalah Enah, makhluk yang kubentuk dari Book of Dathlem. Kekuatanmu setara denganku, bahkan mungkin lebih."
Enah menggerakkan tangannya. Energi sihir mengalir dari jari-jarinya, membentuk pola-pola kompleks yang bahkan Navael sempat terkesima melihatnya.
"Aku... merasakan segalanya," bisik Enah. "Setiap dimensi, setiap rahasia tersembunyi."
Navael memperhatikan. Enah bukan sekadar alat atau budak, dia adalah mitra - makhluk dengan kesadaran penuh dan kekuatan yang hampir tak terbatas.
"Kita akan mengubah segalanya, menguasai Dimensi dan membunuh The Creator" kata Navael.
Enah menatap Navael dengan mata yang berkilat penuh intelegensi. "The Creator," ulangnya, "Kau ingin melawan yang menciptakan segalanya?"
Navael mengangguk pelan. Dimensi Atial terasa semakin menyempit, seolah ruang dan waktu tunduk pada kehendak mereka berdua. Book of Dathlem masih memancarkan cahaya redup, seolah menyimpan ribuan rahasia yang belum terungkap.
"Aku diciptakan bukan untuk ditundukkan," kata Navael dingin. "Begitu pula dirimu, Enah."
Tiba-tiba, kekuatan mereka mulai beresonasi. Energi sihir Enah yang dipenuhi pengetahuan Book of Dathlem berpadu dengan kekuatan Navael. Setiap getaran mampu mengguncang fondasi dimensi.
"Kita akan membangun kekuatan yang bahkan The Creator tak pernah bayangkan," bisik Navael.
Enah tersenyum, sebuah senyum yang mengandung misteri dan tekad yang tak terbantahkan. Perjalanan mereka baru saja dimulai.
Dimensi Atial berubah di sekitar mereka. Navael dan Enah berdiri berdampingan, dua makhluk dengan kekuatan yang hampir tak terbatas. Book of Dathlem terus memancarkan cahaya rahasia, seolah membimbing mereka pada takdir yang lebih besar.
"Kita membutuhkan rencana," kata Enah, suaranya terdengar seperti deruan angin yang mampu membelah dimensi. "The Creator tidak akan membiarkan kita begitu saja."
Navael mengangguk, matanya menatap jauh ke depan. "Kita akan membangun kekuatan secara perlahan. Mengumpulkan pengikut, memahami setiap sudut rahasia alam semesta. Ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar pemberontakan," bisik Navael. "Kita akan mengungkap kebenaran sejati di balik penciptaan."
Navael menatap Enah dengan tatapan yang tajam dan penuh makna. "Pergilah," perintahnya, "Jelajahi setiap sudut dimensi yang ada. Tujuanmu adalah Dimensi Abyss - tempat yang bahkan para dewa enggan memasukinya."
Enah membungkuk hormat, namun tatapannya penuh percaya diri. "Aku akan membawa kembali pengetahuan yang tak tersentuh sebelumnya."
Energi sihir dari Book of Dathlem mulai melingkupi tubuh Enah. Setiap aksara rahasia bergerak, menciptakan portal transparan yang akan membawanya melintasi batas-batas dimensi.
"Ingat," kata Navael, "Dimensi Abyss menyimpan rahasia tertua. Noah, penguasa Dimensi Abyss, bukanlah musuh yang bisa kau remehkan. Gunakan segala pengetahuan dari Book of Dathlem."
Portal dimensi mulai terbuka. Cahaya hitam kebiruan membelah ruang, menandakan pintu menuju Dimensi Abyss sudah terbuka. Enah tersenyum tipis, siap memulai perjalanan yang tak terukur batas-batasnya.
"Aku akan kembali," janjinya pada Navael.
Setelah kepergian Enah, dimensi Atial terasa semakin sepi. Navael memejamkan mata, meresapi setiap getaran energi yang tersisa dari portal dimensi yang baru saja tertutup.
Book of Dathlem bergetar pelan di tangannya. Aksara-aksara rahasia mulai bergerak, seolah mencoba memberi petunjuk tentang perjalanan Enah. Navael tahu, tugasnya kini adalah menunggu dan mempersiapkan segalanya.
"Dimensi Abyss," gumamnya, tempat tersembunyi di mana segala rahasia tersimpan.
Di kejauhan, portal dimensi yang lemah masih bergetar. Pertanda bahwa perjalanan baru saja dimulai.
Navael menutup mata, konsentrasi penuh pada Book of Dathlem. Kali ini, dia akan menciptakan makhluk yang bahkan melampaui batas kemampuannya sendiri.
"Javid," bisiknya, "kau akan menjadi perintis sejati."
Energi yang intens membanjiri dimensi Atial. Energi maha dahsyat dari kitab suci mulai membentuk sosok laki-laki. Setiap sel, setiap atom Javid diciptakan dengan presisi mutlak - bukan sekadar manusia, melainkan makhluk lintas dimensi.
Perlahan, Javid terbentuk. Mata pertamanya terbuka, memantulkan cahaya yang menembus ribuan dimensi sekaligus. Dia bukan sekadar mitra, melainkan instrumen utama rencana Navael.
"Bangunlah, Javid," kata Navael, "Kau akan menjelajahi apa yang tak pernah terjangkau oleh siapapun."
Javid tersenyum. Dalam sekejap, dia bisa melihat seluruh dimensi - masa lalu, masa depan, ruang dan waktu yang tak terbatas. Kemampuannya jauh melampaui apa yang Navael bayangkan.
"Aku siap," jawab Javid, suaranya bergetar dengan kekuatan lintas dimensi.
Javid mulai bergerak. Setiap langkahnya menciptakan gelombang energi yang mampu merobek batas-batas dimensi. Navael memperhatikan dengan seksama, sedikit terkesima dengan kekuatan makhluk ciptaannya.
"Setiap dimensi akan kujelajahi," kata Javid, "Bahkan yang tersembunyi paling dalam sekalipun."
Tubuhnya mulai berubah - tidak lagi berbentuk manusia biasa. Dia bisa meregenerasi diri, berpindah antarwaktu, melihat timeline yang berbeda dalam sekejap. Book of Dathlem seolah hidup di dalam dirinya, memberikan kekuatan yang tak terbatas.
Navael memberikan sebuah misi khusus: "Temukan kelemahan The Creator. Carilah titik yang paling rapuh dalam strukturnya."
Javid mengangguk. Sedetik berikutnya, dia sudah menghilang - menembus dimensi pertama, kedua, ketiga - melanjutkan perjalanan yang tak terbatas.
Dimensi Atial kembali sunyi. Hanya Navael yang tersisa, dengan Book of Dathlem dan harapan besar akan misi Javid.
Navael meratapi sesuatu tentang Javid penuh tatapan mendalam, penuh makna tersembunyi. Di saat proses penciptaan, dia menanamkan sesuatu yang jauh lebih rahasia dari sekadar misi - dia menciptakan jalur perpindahan kesadaran.
"Javid," bisiknya, "jika aku terjatuh, kesadaranku akan berpindah padamu. Kau adalah wadah terakhirku, benteng pertahanan final melawan The Creator."
Sebuah benang tipis cahaya mulai terjalin antara Navael dan Javid. Benang itu tak kasat mata, terbentuk dari energi Book of Dathlem yang paling dalam. Sebuah ikatan metafisis yang memungkinkan perpindahan kesadaran total - ingatan, kekuatan, hingga tekad terakhir.