NovelToon NovelToon
Mencintaimu Adalah Luka

Mencintaimu Adalah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Bad Boy / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kania gadis remaja yang tergila-gila pada sosok Karel, sosok laki-laki dingin tak tersentuh yang ternyata membawa ke neraka dunia. Tetapi siapa sangka laki-laki itu berbalik sepenuhnya. Yang dulu tidak menginginkannya justru sekarang malah mengejar dan mengemis cintanya. Mungkinkah yang dilakukan Karel karena sadar jika laki-laki itu mencintainya? Ataukah itu hanya sekedar bentuk penyesalan dari apa yang terjadi malam itu?

"Harusnya gue sadar kalau mencintai Lo itu hanya akan menambah luka."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua

"Kania, Kania! Tahan!"Laras memukul kencang bahu Kania dengan keelingan mata yang terarah pada satu titik. " Abang Lo tuh.."

Kania terdiam, dia menghentikan langkahnya setelah Laras memaksanya untuk berhenti dan memintanya untuk menatap pada titik tersebut. Tepatnya pada titik di mana Raihan, kakaknya sedang melancarkan aksi baku hantam pada Karel.

"Sialan!"

Langkah lebar Kania berhenti seketika karena lagi-lagi harus menahannya." Lepas gak-"

"Gak!" Laras menyahut sambil berusaha sekuat tenaga menahan gadis itu." Lo gila ya?!"

"Lepasin Ras, Karel gue bisa mati nanti!" Kania mendelik sebal. Tidak masalah bukan kalau dia berkata seperti itu, jika dirinya sudah melabeli Karel sebagai miliknya? Tidak ada yang keberatan bukan?

Tetapi belum sempat Laras membalas, sekumpulan anggota khusus yang selalu dielu-elukan namanya muncul dari berbagai arah. Memisahkan dua belah pihak yang sama-sama sudah babak belur, dnegan Raden sebagai ketua angkatan diatasnya, yang berdiri di tengah-tengah kejadian. Suratan marah yang Raden keluarkan dari kedua matanya bisa Kania lihat dengan jelas. Sepertinya laki-laki yang merupakan kakak kelasnya itu sudah lelah sendiri dengan kebiasaan Raihan dan juga Karel. Dua orang yang selalu saja bertengkar jika mereka bertemu satu sama lain.

" Udah tenang kan?" Laras bersuara rendah.

Kania mengerucutkan bibirnya." Kasian Karel," lirihnya.

Laras bergidik ngeri, kemudian menghasilkan lengan Kania yang sempat dia tahan. " Najis banget dih!" Gadis itu mengumpat." Yang harusnya lo kasihanin itu Abang Lo! Jadi kena masalah lagi pasti-"

Kania menggeleng pasti, menghentikan ucapan Laras kemudian memicingkan matanya." Karel gak pernah ngajak ribut orang!" Ucapnya pasti." Raihan yang pasti banyak omong!" gerutu Kania kemudian.

"Itu Abang Lo sendiri loh, Kania!" desis Laras yang tidak terima Raihan diejek oleh Kania.

Kania termenung sesaat. Kedua matanya kembali memperhatikan Raden yang sudah berteriak dengan wajah emosinya si depan sana.

"Nyesel kan Lo sekarang, jelek-jelekin Abang Lo sendiri -"

Sebelum Laras menyelesaikan kalimatnya, Kania sudah lebih dahulu pergi. Ia menoleh pada Laras dan menatap temannya itu dengan wajah sedih." Pasti sekarang Karel kesakitan," tebaknya. Tetapi tak lama dari itu, biar kebahagiaan kembali hadirdi wajah Kania." Lo lanjut sendiri aja ya?! Gue mau ke UKS!" ucapnya dengan tatapan senangnya. Ternyata otaknya masih bisa bekerja dengan baik di siang hari seperti ini.

"Sialan!" Laras kembali mengumpat ketika Kania sudah lebih dahulu berlari kegirangan dan menjauh darinya.

____

Satu hal yang sebenarnya tidak diketahui banyak orang adalah kenyataan bahwa Kania tidak menyukai yang namanya UKS. Tidak ada alasan aneh untuk mendasari ketidaksukaannya itu. Dirinya hanya malas memiliki hubungan dengan yang namanya penjaga UKS. Secara tidak langsung dirinya menganggap itu sebagai trauma, saat dirinya masih berada di kelas satu SMP, ia pernah habis-habisan oleh penjaga UKS. Otaknya selalu menolak pernyataan bahwa semua penjaga UKS tidak pernah sungguh-sungguh menjalani tugas dan malah membuat takut mereka yang sakit. Sama seperti apa yang Kania rasakan saat itu. Jadi, mulai sejak saat itu, Kania tidak suka dengan yang namanya UKS, karena baginya tempat itu identik dengan penjaganya yang tidak pernah ramah. Tetapi kali ini, berhubung Karel terluka, maka Kania akan mengalah.

"Pokoknya kalau Karel datang, ibu susun saya aja ya!?" Kania mohon dengan semangat. Sebab itu niatnya untuk bisa menyentuh wajah Karel yang babak belur. Kesempatan tidak datang dua kali kan?

Tidak ada balasan, tetapi sebuah senyuman sudah menandakan persetujuan bukan?

Suara pintu terbuka juga keramaian yang perlahan terlihat jelas itu membuat Kania melibatkan senyumannya. Sasaran sudah mendekat. Langkahnya ia lebarkan menuju pintu UKS yang sudah menunjukkan kedatangan Karel juga temannya yang tak lain dan tak bukan adalah Fabian, yang merupakan adik dari Raden si ketua angkatan kelas dua belas.

"Eumh! Yaelah!" Fabian berseru heboh dengan tetapan menggodanya pada Kania."siap banget kayaknya neng?!" Kekehnya yang kemudian membawa Karel pada salah satu brankar di sana.

Kania terkekeh kemudian mengangguk. Ia mengeluarkan beberapa peralatan dari kotak P3K dan menyiapkan diri untuk membersihkan luka yang berhasil membuat wajah orang kesayangannya rusak.

Melihat pelipis Karel yang meninggalkan jejak luka lumayan besar membuat Kania berdesis." Raihan sialan!" gerutunya.

Fabian terbahak untuk beberapa saat." Dia itu Abang Lo, bodoh!" Sahutnya mengingatkan Kania.

Kania cemberut, ia mulai mengambil salah satu kapas yang susah diberikan obat merah diatasnya dan kemudian mengulurkan tangannya untuk menjelajahi wajah tampan Karel.

"Jangan sentuh gue!" Karel lebih dulu berseru. Tatapan dingin juga suara tajamnya berhasil membuat sisa tawa Fabian menghilang.

"Tapi, luka lo-"

"Gue bisa minta bersihin muka gue sama yang lain!"

Susah payah Vania menelan salivanya. Senyumnya tetap berusaha ia tampilkan, tetapi tangannya perlahan kembali ke tempat semula, yaitu terdiam di atas kotak P3K itu. "Tapi nanti infeksi-"

"Karel!"

Suara yang sangat Kania kenal, ia menghembuskan nafasnya pelan. Tangannya berubah menjadi gemetar, Fabian yang berada di sampingnya pun jadi merasa tidak enak dengan keadaan ini.

"Kenapa?" Sania, gadis yang baru saja muncul memasuki ruang UKS itu membuat Kania mundur perlahan.

Kania tersenyum getir. Tanpa halangan, Sania bisa dengan mudah mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Karel, berbicara sedekah itu dan diam di posisi itu untuk waktu yang lama. Tidak ada sedikit pun omelan atau larangan dari mulut laki-laki itu. Memangnya kenapa dengan tangannya? Kenapa laki-laki itu melarangnya untuk menyentuh wajahnya?

"Haduh-" Fabian mendengus kesal." Gedek juga gue punya temen begini!" gerutunya yang kemudian membawa Kania menjauh dari sana. Langkahnya berniat untuk membawa gadis itu keluar dari UKS. Mungkin dia tidak mengerti tentang percintaan, tapi ia akan tetap menyadari bagaimana rasa sakit hati Kania saat ini. Belum lagi kenyataan bahwa Kania menyukai Karel secara terang-terangan dan hal itu juga diketahui seluruh murid bina jaya. Bukankah Karel keterlaluan?

Langkah mereka terhenti, ketika pintu UKS lebih dulu terbuka dari luar dan menunjukkan seorang Raihan yang datang bersama Raden. Senyum Raden yang awalnya mengembang perlahan meredup bersamaan dengan kedua matanya yang mendapati Kania berdiri dengan ekspresi tak terbacanya itu.

"Kania, itu kamu nggak mau ngobatin kakak kamu?" Suara penjaga UKS yang kembali mendominasi ruangan berhasil membuat keheningan. Kania saling beradu tatap dengan Raihan, sementara Raden dan Fabian meneguk Saliva mereka.

"Dia bukan anak kecil yang masih harus diobatin kok, Bu!" Kania membalas ucapan penjaga UKS itu dengan tenang tanpa mengalihkan kedua matanya dari Raihan. Ia kembali melangkahkan kakinya, melewati Raden yang sudah lebih dulu menyingkir dan memberikan jalan lebar untuknya.

Untuk masalah yang sudah menyangkut dua kakak beradik itu, siapa juga tidak akan ada yang berani maju. Entah siapa yang benar atau salah di dalam hubungan itu, tetapi anak Bina jaya tidak pernah ada satupun yang berani memasuki kehidupan mereka. Hubungan kakak beradik yang terlalu rapat dan selalu menjadi misteri bagi anak-anak di sekolah itu.

Samar-samar, Karel yang tertutupi dengan tirai berwarna putih itu masih dapat melihat bayangan kepergian Kania di sana. Terkadang ada rasa penasaran yang muncul di benaknya, tetapi kadang juga rasa penasaran itu hilang bersama dengan setiap detik yang menghampirinya.

"Kamu lagi ngapain sih?!"saya menempelkan sebuah plester pada pelipis Karel dengan menatap laki-laki itu gemas. Tahu hobi Karel apa? Yaitu membuat Sania jantungan, ya itu hobinya.

Karel terkekeh. "Kamu tenang aja, aku gak sakit kok."

"Aku gak nanya kamu sakit atau gak!" Sania mendengus. " Aku tanya kamu lagi ngapain.

Bukannya menjawab, karya hanya memberikan senyum tipisnya. Laki-laki itu memajukan wajahnya, mendekat pada Sania yang terkesiap akan perlakuannya itu.

"Makasih ya!" Raja berucap seraya mencubit gemas hidung Sania, kemudian berlalu meninggalkan gadis itu.

Sejauh ini, hubungannya dengan Sania bisa dibilang tidak jelas, tetapi bukan sebatas pertemanan juga. Yang pasti, Karel sedang memiliki tugas untuk menjaga Sania, itu intinya.

1
Suryani Tohir
nice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!