"Dua kali lipat usaha, sepuluh kali lipat keuntungan!"
"Kamu sudah ketinggalan zaman. Angkatan Laut baru saja memperbarui sistem mereka ke 200 kali lipat!"
"Apa?! Jadi kalau kru bekerja dua kali lebih keras, kaptennya mendapat keuntungan sepuluh kali lipat?"
"Tidak masalah! Seperti yang kita semua tahu, Sistem Kapten adalah sistem terbaik, dan aku—Lion D Andi—juga kapten yang hebat!"
---
Andi terbangun di dunia bajak laut dan tanpa sengaja membangkitkan Sistem Kapten. Dengan sistem ini, usaha para krunya berlipat ganda, sementara keuntungannya melesat hingga ke langit!
Dari perairan Lautan Timur hingga Samudra Dunia Baru...
Dari seorang Pahlawan hingga menjadi Raja Bajak Laut
Dari buronan dengan hadiah 8 juta hingga menjadi legenda bernilai 10 miliar Bailey...
Saat Andi menoleh ke belakang, lautan telah dipenuhi mayat para bajak laut. Dan di sisinya, berdiri kru yang telah menjadi legenda:
Thief Cat, Shura, Black Foot, Dan Lain - lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Jalan Menuju Kekuatan
Pagi itu, angin laut bertiup lembut, membawa aroma garam dan sisa asap dari pertempuran semalam. Cahaya matahari mulai menerpa dermaga yang hancur, namun di antara reruntuhan, sekelompok bajak laut berdiri tegak, wajah mereka jauh lebih tenang dibanding kemarin.
Meski perubahan yang terjadi dalam semalam sangat besar, ada satu hal yang paling mencolok—Andi.
Bukan hanya sikapnya yang lebih tegas dan berwibawa, tapi ada sesuatu yang terpancar dari matanya—kepercayaan diri yang tak tergoyahkan. Itu menular. Memberikan harapan pada kru yang sebelumnya dipenuhi putus asa.
Namun, Andi tahu harapan saja tidak cukup. Mereka butuh kenyataan.
Dia melangkah maju ke tengah kerumunan, menatap mereka satu per satu, lalu dengan suara berat, dia berbicara.
"Ahem!"
Puluhan pasang mata langsung tertuju padanya. Beberapa menelan ludah, beberapa mengepalkan tangan, dan beberapa bahkan menahan napas.
"Saudara-saudaraku, setelah pemeriksaan semalam oleh para pembuat kapal, aku harus memberitahukan hal yang buruk."
Dia menarik napas sebentar sebelum melanjutkan.
"Kita tidak bisa lagi berlayar. Kapal kita rusak terlalu parah."
Ketenangan yang baru saja mereka dapatkan langsung goyah. Andi bisa melihat wajah mereka menegang.
"Ini berarti kita hanya punya dua pilihan untuk bertahan hidup."
Dia mengangkat satu jari.
"Pertama, kita berharap ada kapal lain lewat sebelum Marinir menemukan kita. Tapi jujur saja... itu hampir tidak mungkin."
Dia lalu mengangkat jari kedua.
"Kedua, kita menunggu Marinir datang... dan merebut kapal mereka."
Sekarang, kepanikan benar-benar mulai menyebar. Seseorang di antara mereka bergumam, suaranya penuh ketakutan.
"Tapi... Morgan... dia monster..."
Seseorang lainnya mulai menangis pelan.
"Aku... aku tidak ingin mati, Kapten."
Dalam sekejap, suara-suara khawatir dan bisikan ketakutan memenuhi udara. Para bajak laut, meski tampak garang, pada dasarnya hanya manusia biasa yang mencari cara bertahan hidup. Mereka berani jika melawan sesama manusia biasa, tapi melawan kekuatan sejati? Itu cerita lain.
Namun, di tengah kekacauan itu, Andi hanya tersenyum kecil.
"Bagus. Mereka sudah masuk ke dalam perangkap pertama."
Di kehidupannya yang lalu, Andi sering melihat pola ini. Buat orang-orang takut, tunjukkan bahaya yang mengancam mereka... lalu tawarkan solusi. Itu trik yang klasik.
"Bisakah kita hanya duduk di sini dan menunggu mati?!"
Suasana berubah seketika.
Mereka semua menatap Andi dan terkejut oleh intensitas dalam suaranya.
"Apa yang kalian pikirkan saat pertama kali berlayar? Harta? Kebebasan? Petualangan? Apakah kalian ingin mati sebelum mencapai apa pun?!"
Mata para bajak laut mulai berubah.
"Kita punya waktu satu bulan di sini. Apakah kalian mau menunggu dan mati kelaparan, atau bertaruh pada kesempatan terakhir kita?!"
Dan seketika... sesuatu meledak di dalam diri mereka.
"Lawan mereka!"
"Yang penakut akan mati kelaparan, yang berani akan mati dengan kenyang!"
"Kapten, beri tahu kami apa yang harus kami lakukan!"
Energi yang sebelumnya lesu berubah menjadi semangat membara. Andi bisa melihat nyala api di mata mereka.
"Sekarang saatnya mengunci kesepakatan."
Dia mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang. Setelah beberapa detik, semua mata kembali fokus padanya.
"Saudara-saudaraku..."
Dia mengangkat kepalan tangannya ke dada.
"Siapa yang bersedia bertaruh denganku? Siapa yang siap untuk berlatih dan menjadi lebih kuat? Angkat tangan kalian!"
Tanpa ragu. Tanpa kecuali.
Puluhan tangan terangkat serentak.
Mata mereka penuh tekad. Tak ada lagi ketakutan di wajah mereka. Yang tersisa hanyalah keyakinan.
Andi mengangguk puas.
"Bagus sekali."
Dia menyapu pandangannya ke seluruh kru, lalu berbicara dengan suara yang dalam dan penuh kekuatan.
"Selama sebulan ke depan, lupakan semua gangguan. Aku akan mengajari kalian segalanya yang kutahu. Tapi ingat satu hal."
Dia menatap mereka satu per satu, memastikan setiap kata tertanam di benak mereka.
"Kalian berlatih bukan untukku. Kalian berlatih untuk diri kalian sendiri."
"Karena di dunia ini, hanya yang kuat yang bisa bertahan!"
Keheningan sejenak.
Lalu—
"Ohhhhh!!!"
Sorakan meledak. Para bajak laut, yang kemarin dipenuhi ketakutan, kini dipenuhi semangat.
Di antara mereka, seorang pria dengan rambut mohawk mengepalkan tinjunya.
"Itu benar! Jika kau tidak kuat, kau tidak akan bertahan!"
Yang lain menyusul.
"Dan sekarang, satu-satunya yang bisa memberi kita harapan adalah Kapten Andi!"
Untuk pertama kalinya, Andi benar-benar melihat keyakinan dalam mata mereka.
Dia tersenyum kecil.
"Sekarang... permainan yang sesungguhnya baru saja dimulai."