Li Ya Ya si gadis matrealistik, meninggal karna di bunuh oleh para mantan kekasihnya yang pernah ia ploroti hartanya untuk memenuhi gaya kehidupannya, sayangnya jiwa Li Ya Ya bukannya pindah ke alam baka, malah pindah ke dalam novel, menjadi pemeran si antagonist yang memiliki akhir hidup yang mengenaskan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Satu minggu sudah di lewati oleh jiwa lain yang menempati raga Zhou Yi, luka di kepala Zhou Yi juga sudah sembuh, dan Zhou Yi juga sudah bisa berjalan keliling villa sijin.
'' Wuahhh,, ternyata villa sijin sangat luas, tanpa keluar sama sekalipun aku juga betah tinggal di sini '' gumam Zhou Yi di buat kagum oleh kemewahan villa sijin.
Karna jiwa yang menempati raga Zhou Yi saat ini semasa hidupnya tinggal di rumah yang berukuran sempit, selain itu Li Ya Ya juga besar sebagai gadis miskin, karna Li Ya Ya terbisa berteman dengan anak anak orang kaya, membuat Li Ya Ya tumbuh besar sebagai gadis matrealistik, demi bisa mengimbangi pergaulannya dengan teman temannya.
Dan sekarang jiwa gadis matrealistik itu menempati raga wanita kaya raya, dan tentu membuat jiwa baru itu bersorak senang, di tambah Li Ya Ya tahu di dalam novel kalau sosok Fu Sihan tidak lah pelit dalam hal finansial, bahkan dia ingat betul di dalam alur ceritanya Fu Sihan tidak pernah lupa memenuhi kebutuhan Zhou Yi, entah itu make up, baju, tas, sepatu dan masih banyak yang lainnya, sayangnya Zhou Yi tidak butuh semua itu, karna Zhou Yi hanya terobsesi untuk memiliki Gu Yancheng.
Menjelang sore Zhou Yi yang sudah puas mengelilingi seluruh villa, kini dia pergi ke dapur, dan Bibi Wang yang sedang membantu para pelayan untuk menyiapkan makan malam bergegas menghampiri Zhou Yi.
'' Nona, apa anda butuh sesuatu? ''
Zhou Yi menggelengkan kepalanya.
'' Tidak Bibi ''
'' Oh Ya, tumben kalian terlihat sibuk sekali?, apa banyak menu yang mau di siapkan untuk makan malam? '' mata Zhou Yi menangkap beberapa kuali yang sedang di buat masak, jadi dia berfikir jika para pelayan sedang menyiapkan banyak menu makan malam.
'' Itu Nona, Tuan Muda akan kembali '' tukas Bibi Wang.
Zhou Yi seketika membulatkan kedua matanya, dia juga baru ingat di dalam alur novel, setelah sah menikah dengan Zhou Yi dan mengurungnya di Villa sijin, Fu Sihan pergi dan tidak kembali lagi, dan baru kembali setelah beberapa hari dari kejadian Zhou Yi berencana kabur dari villa untuk pertama kalinya, dan Zhou Yi juga ingat jika dua hari lagi Fu Sihan akan membawanya untuk menghadiri pesta yang di adakan di kediaman lama keluarga Gu.
'' Bibi Wang, bolehkah aku ikut membantu kalian memasak, aku jenuh kalau berdiam diri terus '' ujar Zhou Yi dengan nada memohon.
Meskipun jiwa yang menempati raga Zhou Yi adalah sosok gadis materalistik, namun dia memiliki hobi memasak, bahkan uang dari para kekasihnya yang ia peloroti, tak hanya di gunakan untuk membelanjakan kebutuhan fashionnya saja, tapi juga untuk keperluan dapurnya.
Bibi Wang langsung terdiam mendengar perkataan Zhou Yi, dia takut salah dengar dengan apa yang di ucapkan oleh Zhou Yi.
'' Nona, nanti tangan anda kotor '' ucap Bibi Wang.
'' Ah tidak apa apa, namanya juga masak, kan bisa cuci tangan, air banyak kok '' sahut Zhou Yi melenggang masuk ke dalam dapur melewati Bibi Wang.
Para pelayang yang berada di dalam dapur seketika menoleh pada Bibi Wang, saat Zhou Yi memakai celemek di badannya, dan Bibi Wang menganggukkan kepalanya, yang memberi isyarat agar membiarkan Nona Zhou Yi melakukan apa yang dia mau.
Dua jam telah berlalu, dan semua menu untuk makan malam sudah selesai, hanya tinggal membawa ke meja makan, dan Zhou Yi segera melepas celemek dari badannya, lalu di berikan pada salah satu pelayan di sana.
'' Aku mau ke kamar dulu, mau bersih bersih ''
'' Baik Nona ''
Zhou Yi bergegas pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, sedangkan para pelayan setelah kepergian Zhou Yi mereka muali berbisik sesama pelayan termasuk Bibi Wang.
'' Bibi Wang, ini Nona Muda membuat sup iga banyak sekali, Nona bilang untuk para pengawal yang jaga juga para pelayan '' ucap si pelayan A.
'' Sini, aku cicipi dulu, kalau tidak ada yang aneh kalian berikan saja seperti yang Nona Zhou Yi minta '' timpal Bibi Wang, karna dia takut Zhou Yi menyampuri sesuatu ke dalam sup yang dia buat, siapa tahu memberi obat tidur atau yang lainnya, untuk rencana kaburnya, karna Bibi Wang merasa curiga beberapa hari ini Nona Mudanya tidak membuat ulah seperti biasanya, Bibi Wang berfikir jika Nona Mudanya pasti sedang menyusun rencana, mengingat betapa obsesinya Nona Mudanya pada keponakan Tuan Mudanya.
Jam tujuh malam sebuah mobil rolls royce berhenti di depan villa, dan sang pengemudi segera turun dan segera membukakan pintu mobil untuk Tuannya yang duduk di kursi belakang.
'' Selamat datang Tuan Muda ''
Kepala pelayan yang bernama Zhang, dia berdiri di depan pintu villa sembari membungkuk sopan saat sang majikan datang.
Kepala pelayan Zhang adalah kakak dari Bibi Wang, mereka berdua sejak remaja sama sama mengabdikan dirinya di keluarga Fu, bahkan mereka berdua tidak ada yang menikah sampai saat ini, padahal usia keduanya hampir seumuran dengan mendiang Nyonya Fu ibu dari Fu Sihan.
'' Dimana Zhou Yi ? ''
Fu Sihan bertanya sembari melangkah masuk ke dalam villa, dan memberikan coat yang di pakainya pada kepala pelayan Zhang.
'' Nona Zhou Yi ada di kamarnya '' ucap Kepala pelayan Zhang.
Fu Sihan menganggukkan kepalanya, dia naik ke lantai dua dimana kamarnya berada, untuk membersihkan badannya.
Dan saat hendak memutar hendel pintu kamarnya, kebetulan Zhou Yi muncul dari dalam kamarnya, karna kebetulan kamar keduanya berhadapan, selain itu Fu Sihan juga tidak sudi jika harus satu kamar dengan Zhou Yi.
'' Paman Sihan ''
Mata Zhou Yi membulat dengan sempurna saat Fu Sihan membalikkan badannya menatap ke arahnya, jiwa yang menempati raga Zhou Yi saat ini, benar benar di buat terpana dengan ketampanan dan juga bentuk badan Fu Sihan yang gagah perkasa, selain itu Fu Sihan juga memiliki tinggi seratus sembilan puluh sembilan senti, sedangkan Zhou Yi hanya berkisaran seratus enam puluh senti, jadi tinggi Zhou Yi hanya sebatas dada Fu Sihan saja.
" Astaga, ternyata Fu Sihan amat sangat tampan, bahkan dia jauh lebih tampan dari pada Gu Yancheng, mana kaya raya pula " batin Zhou Yi matanya berbinar binar, yang sempat melihat foto Gu Yancheng di dompet mini milik Zhou Yi asli, karna kebetulan dompet mini itu ikut di bawa pindah ke villa oleh pemilik tubuh asli, dan sekarang foto itu sudah di buang oleh jiwa baru yang menempati raga Zhou Yi.
" Mau kemana kamu? "
Lamunan Zhou Yi seketika buyar mendengar suara dingin serta tatapan tajam Fu Sihan padanya.
Zhou Yi dengan senyum genitnya menghampiri Fu Sihan, dan bergelayut di lengan kekarnya.
'' Aku mau menyambut Paman Fu, karna tadi Bibi Wang bilang Paman akan pulang malam ini, eh taunya Paman sudah di sini '' ucap Zhou Yi dengan tersenyum.
Fu Sihan langsung menghempaskan tangan Zhou Yi yang melingkar di lengannya dengan kasar, lalu tangan besarnya menekan dagu Zhou Yi dengan kuat, sampai Zhou Yi meringis menahan sakit.
'' Jangan harap aku akan termakan dengan rayuan menjijikkan mu itu '' ucap Fu Sihan dingin dengan tatapan merendahkan.
'' A,, aku tidak sedang merayu Paman, aku memang sungguh sungguh ingin menyambut kedatangan Paman '' timpal Zhou Yi membalas tatapan tajam Fu Sihan dengan sayu.
'' Diam!! '' sentak Fu Sihan menghempaskan wajah Zhou Yi ke samping.
Zhou Yi tidak merasa takut sama sekali dengan bentakan Fu Sihan, karna dia akan membuktikan pada Fu Sihan kalau dirinya tidak akan mengganggu rumah tangga Gu Yancheng dengan Lin Mei Mei, selain itu tujuan utama Zhou Yi dia ingin bisa bebas keluar masuk villa sembari menikmati kekayaan Fu Sihan, yang tidak akan habis sampai sepuluh bahkan dua puluh turunan itu.
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊💪
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍