kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 2.Berangkat ke Bandung
Beberapa minggu telah berlalu setelah hari kelulusan waktu itu.
Sekarang, saatnya Andika berangkat ke Bandung untuk melanjutkan sekolah yang di inginkannya melalui beasiswa, Universitas Teknologi Komputer di Bandung. Dengan harapan, mungkin bisa merubah keadaan keluarganya kelak di masa depan.
Semua barang yang akan dibawa pun sudah Andika siapkan jauh-jauh hari agar tidak ada yang tertinggal.
"Apakah laptopnya sudah dibawa?! " tanya Ibu Andika khawatir ada barang yang tertinggal sebelum berangkat.
"Sudah, Bu. " jawab ia singkat.
"Kalau... Apa itu namanya... Charger? "sambung Bapaknya ikut sedikit khawatir.
" Charger, sudah aman Pak. Insya allah tidak ada barang yang tertinggal. Terima kasih, Pak, Bu, sudah mengingatkan."balas Andika dengan ramah dan sopan.
"Lalu bagaimana dengan uangnya? Apakah nanti cukup untuk biaya hidupmu di sana? "tanya Ibu sekali lagi khawatir kepada Andika.
" Beasiswa, sudah mencukupi biaya kuliah dan kehidupan saya nanti di sana, Bu. "balas Andika sambil sekali lagi mengecek Hp jadulnya, untuk memastikan uang yang telah diterimanya.
"Kalau begitu, kamu nanti di sana hati-hati ya, Nak. Belajar yang giat dan tekun agar bisa tercapai cita-citamu. Kami di sini akan selalu menantikan kabar baik darimu." sambung Bapaknya Andika.
"Tentu.Aku pamit ya, Pak, Bu. Doakan yang terbaik untuk anakmu ini." balas Andika sambil berjalan memasuki bus.
Andika duduk di depan pintu belakang di sebelah samping kiri, yang memberikan sekali lagi kesempatan untuk melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya.
'Breeem! Breeem!
Suara dari bus yang mulai berjalan. Yang akan mengantarkan Andika dari Jakarta menuju ke Bandung tempat ia melanjutkan belajarnya demi meraih cita-citanya.
Bus yang ditumpangi Andika terbilang tidaklah terlalu penuh, jadi mungkin ada sebagian orang yang duduk tidak semestinya, tidak duduk di kursi aslinya.
Sementara itu....
'Ting'.... 'Ting'...
Sebuah notifikasi telpon dari hp Andika berbunyi mendapatkan sebuah pesan. Yang tak lain adalah pesan chat dari pacarnya yang sebelumnya sudah memberitahunya jadwal keberangkatannya ke Bandung.
Nova :"Hati-hati di sana ya, sayang. Aku di sini akan selalu menunggumu."
Andika :"Kamu juga hati-hati ya di sana. Semangat juga belajarnya."
Nova :"Tentu dan pastinya. Love you. "
Andika :"Love you too. "
Setelah selesai bertukar pesan singkat dengan Nova, Andika pun menyenderkan badannya di kursi sembari menikmati pemandangan di sepanjang perjalannya. Sambil sesekali tertidur.
Uang yang di dapatkan Andika tiap bulan kini hany tinggal 1,5 juta setelah dipotong untuk biaya kuliahnya. Karena memang untuk melanjutkan kuliah sekarang membutuhkan banyak biaya.
Mengingat uang yg diterimanya tinggal 1,5 juta Andika harus benar-benar bisa memanfaatkannya dengan baik karena hidup di Bandung pastinya biaya hidupnya juga cukup mahal.
Namun Andika juga ingin tinggal yang agak lebih nyaman demi kelancaran belajarnya. Karena itu Andika memilih sebuah kos yang agak bagus dan sedikit luas seharga 900 per bulan. Namun sebagai gantinya Andika harus tinggal bersama satu orang asing di dalam kos itu.
"Itu tidak jadi masalah walau ada orang asing bersamaku di dalam kos, semoga saja nanti kita bisa cocok. Yang jadi masalahnya kini, bisa kah aku menghemat sisa uangku yang tinggal 600 ribu ini untuk biaya hidupku selama satu bulan dan di setiap bulan selanjutnya. "pikir Andika di dalam hati kecilnya sambil memandangi pemandangan langit sore hari.
Sambil memikirkan banyak hal, sampai tak sadar Andika telah tiba di terminal. Banyak tukang ojek yang menawari Andika untuk mengantarkannya ke kos yang akan menjadi tujuannya.
Karena sudah merasa pegal-pegal dan rasanya ingin cepat sampai ke kosan untuk istirahat,Andika pun langsung naik ojek menuju me kosnya.
Tak butuh waktu lama, setengah jam perjalan dari terminal, akhirnya Andika tiba di kosnya.
Kos Cemara Putri, itulah nama kos yang akan menjadi tempat tinggal Andika selama belajar di Bandung. Bangunan dua lantai. Totalnya kamar yang ada kurang lebih 12 an kamar kos. Setiap kamar kos bisa diisi sendiri atau setidaknya dua orang.
"Hmm.... Lantai dua, Kamar nomor 12...paling ujung sendiri ya." gumam Andika sambil melihat tulisan yang dikirimkan pemilik kos, karena Andika sudah memesannya beberapa hari yang lalu dan membayarnya lewat transfer sebelum ia berangkat ke sini.
Setelah melihat ponselnya, ia kemudian menuju pos satpam untuk menunjukkan bukti pembayarannya kalau ia akan tinggal di kos Cemara Putri ini.
"Sebentar ya, Dek. Saya akan panggilkan si Bos." ucap si satpam kepada Andika, yang kemudian langsung menelpon ke si pemilik kos ini.
"Ok.Sudah clear semuanya. Ini kunci kosnya, Dek. Yang rukun ya sama teman kos sekamarnya."ucap si satpam sambil menyerahkan kunci kos label plastik yang bertuliskan angka 12.
" Terima kasih pak. "ucap Andika yang kemudian berjalan memasuki kamar kosnya menaiki tangga.
" Hah.... Lelah sekali, badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya aku ingin mandi dan beristirahat sejenak membaringkan badan. "gumamnya di dalam hati sambil membuka pintu kamar kosnya dengan kunci yang baru saja ia dapatkan.
'ckleek.... 'ckeeek...
Suara Andika membuka pintu kamar kosnya.
"Permisi, aku penghuni kedua di kamar kos ini. Mohon kerja samanya ya.. "ucap Andika sedikit canggung dan betapa terkejutnya ia setelah masuk kamar.
Bagaimana tidak? . . . . .
Karena, ternyata teman satu kosnya bukanlah seorang laki-laki, melainkan seorang wanita yang bahkan saat ini masih berganti pakaian.
Rambut panjangnya yang basah serta handuk yang masih di lehernya menandakan bahwa ia baru saja selesai mandi.
"Ehhh... "teriak wanita itu spontan kaget sambil sedikit melangkahkan kakinya mundur karena ketakutan.
Andika pun sekali lagi melihat kunci yang ia pegang untuk memastikan kalau dia tidak salah kamar.
" A... Anu... Mmmm.. Mungkin saya salah kamar?! Ta... Tapi ini benar kamar no. 12?! Tanya Andika sambil memastikan nomor yang di kunci sama dengan nomor yang di pintu.
Berulang-ulang kali Andika memastikan nomor kunci dan nomor yang berada di pintu, dan hasilnya pun tetap sama saja tak ada bedanya sedikitpun.
Kini kehidupan barunya di kota Kembang telah di mulai dari sekarang. Dan nampaknya semua tidak sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan sebelumnya, karena ternya teman satu kosnya adalah seorang wanita.
"Entah ke arah yang lebih baik atau mungkin malah ke arah yang buruk. "
'Plaaak....
Sebuah sandal melayang tepat mengenai kepala Andika yang tak lain adalah karena lemparan dari si wanita tadi. Sekaligus membuyarkan pikiran Andika yang tengah melamun.
Dengan muka kesal terlihat jahat wanita itu menatap Andika yang baru tiba membuka kunci kamar kosnya..
"Aduh..." ucap Andika memegangi kepalanya yang terkena lemparan sandal dari si wanita tadi.
Bersambung....
Semangat yahhh