Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan melupakan nya
Zahra berjalan menuju dapur dengan wajah yang cemberut, ia melewati ruang tengah dimana mertua dan ipar nya sedang duduk bersama dan berbicara sebelum hari mulai malam.
Mereka menatap Zahra yang lewat dengan tatapan heran karena tadi Luffy mengatakan jika Zahra sakit karena lupa makan siang.
"kenapa lagi dia?" tanya Nisa pada Lukas yang memegang ponsel nya.
"tidak tau, kamu tanyakan saja pada nya kenapa" sahut Lukas cuek.
"kamu dan Zahra sama saja" ucap Nisa kesal.
"ya lagian nanya kenapa lagi dia, orang kita di sini dari tadi" kata Lukas yang mendengar pertanyaan yang aneh dari istri nya.
Nisa tidak menjawab perkataan suami nya, ia pun mengikuti Zahra yang berjalan ke dapur, sampai di sana ia melihat Zahra yang sedang mencuci piring bekas makan nya tadi.
"tidak usah di cuci, sudah ada bibik yang akan mencuci nya" kata Nisa mengagetkan Zahra.
"ibu, kaget aku" ucap Zahra memegang dada nya.
"maaf kalau kamu kaget, lain kali jangan di cuci, biarkan bibik yang mencuci nya, karena mereka sudah di atur perkerjaan nya" kata Nisa lembut.
"iya Bu, apa ibu ingin masak?" tanya Zahra karena mertua nya tiba saja ada di dapur.
"tidak, ibu tidak sengaja melihat mu yang cemberut, apa ada yang membuat mu kesal?" tanya Nisa, yang penasaran apa yang membuat Zahra terlihat cemburu.
"mas Luffy mengatakan aku aneh Bu" ucap Zahra yang kesal.
"kenapa memangnya?" tanya Nisa penasaran.
"tadi aku makan sambil nangis, karena ingat pada kak Zahira, dia begitu suka pada opor ayam" ucap Zahra mengatakan kenapa ia bisa makan sambil menangis.
Nisa pun hanya tersenyum saja, ia mengangguk kan kepala nya, mendengar perkataan Zahra, wanita itu pun mengajak menantunya ke ruang tengah. melihat ada Arga dan Mega, Zahra pun mengatakan ingin mandi karena ia belum mandi.
"Bu aku mandi dulu ya" kata Zahra pada mertuanya.
"tunggu dulu, ibu mau tanya" kata Nisa yang tau jika menantu nya masih marah pada anak nya.
"oh iya bu" sahut Zahra mendudukkan dirinya di samping Nisa.
"apa kamu masih mencintai Arga?" tanya Nisa membuat Mega menatap ibunya nya.
"tidak, aku tidak mencintai nya" sahut Zahra yang sebenarnya kaget dengan pertanyaan mertuanya.
"jika kamu masih mencintai Arga, menikah dengan nya, Mega bisa cerai kan dia" kata Nisa membuat Mega ingin protes, karena ibunya meminta Zahra untuk menikah dengan Arga.
"aku tidak mau, dia pengangguran bu, kalau bukan karena aku dia akan menjadi gelandangan di jalan" cetuk Zahra menatap Arga yang tidak terima akan perkataan Zahra.
"eh, enak saja kamu bilang aku pengangguran, aku melamar di kampus juga sendiri tanpa kamu, cuma restoran aja yang minjam modal nya kamu, dan itu sudah aku ganti tapi kamu malah menghancurkan nya" kata Arga yang kesal pada Zahra.
"kamu mau menyalah kan ku, sini kamu" kata Zahra beranjak dari tempat duduk nya.
"STOP,,,,," teriak Nisa membuat kedua nya diam.
"kalian berdua dulu nya aku kan, jadi tidak salah untuk membuat kalian aku kembali ya kalian harus menikah" ucap Nisa yang kesal pada kedua menantunya itu.
"tidak begitu konsep nya Bu" kata Mega pada ibunya.
"kamu juga ngapain gatal begitu, main rampas milik orang aja" kata Nisa memarahi putri nya.
"itu salah Zahra, dia yang selalu mengabaikan Arga, hingga Arga bosan dengan nya" ucap Mega pada ibunya.
"apa, aku mengabaikan nya, aku selalu bertanya pada nya apa ia tidak mengapa jika aku sibuk" kata Zahra dan melanjutkan perkataannya.
"dan apa jawaban nya, tidak apa sayang aku mengerti, dan selalu seperti itu, kadang aku tidak enak pada nya" kata Zahra lagi.
"sudah, sekarang berdamai dengan keadaan yang ada, Arga sekarang mantan mu yang telah kamu sakit itu telah menjadi istri dari ipar mu sendiri, dan kamu Zahra kamu sudah menikah dengan kakak dari sahabat mu yang menjadi selingkuhan pacar mu itu. Yang artinya kalian ada keluarga sekarang, dan maaf kan lah semua nya" ucap Lukas menatap pada Arga dan Zahra.
"iya yah aku mengerti " kata Arga.
"bagaimana Zahra?" tanya Lukas pada Zahra yang masih diam saja.
"kamu masih mencintai nya kan?, lupakan lah dia Zahra terima lah putra ibu di hati mu" permintaan Nisa pada menantu nya.
"iya, karena harapan yang ia berikan begitu besar, hingga aku sulit melupakan nya Bu, namun ibu tenang lah aku sudah siap menerima putra ibu, walaupun aku tau ia belum mencintai ku, dan terlebih aku adalah adik dari istri nya" kata Zahra menunduk.
"ibu tau, ini hal yang sulit buat mu, jadi mulai lah semuanya dengan yang baru" ucap Nisa mengusap rambut panjang Zahra.
"maaf kan aku, aku akan melupakan semuanya" kata Zahra menatap pada Luffy yang baru saja turun dari kamar nya.
Zahra pun beranjak dan menghampiri Luffy yang sedang menatap pada nya. Ia mengajak Luffy untuk duduk di samping nya.
"udah ada niat buat lupain mantan ya" ucap Luffy menatap pada Arga.
"iya, harus di lupakan, kan dia kere" kata Zahra membuat Arga melotot padanya.
"sudah mas, jangan ribut lagi" kata Mega karena Arga ingin kembali menyahut perkataan Zahra.
"dengarkan itu, kamu di minta untuk diam, jadi diam lah, kere" kata Zahra kembali mengejek.
"awas saja kamu ya" kata Arga pada Zahra.
"memang saat masih bersama apa kalian sering bertengkar?" tanya Lukas pada kedua menantu nya.
"tidak mereka sangat akur" kata Mega pada kedua orang tua nya.
"tapi sekarang sudah seperti tikus dan kucing aja kalian berdua" kata bisa yang kesal.
"Zahra itu keras kepala Bu, dia tidak mudah untuk memaafkan salah seseorang, walaupun orang itu sudah berlutut pada nya" kata Arga yang memang tau apa pun tentang Zahra.
"oh ya, kamu kan tukang selingkuh ya" ucap Zahra membuat Mega menatap pada Arga.
"aku tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi" kata Arga menatap pada Mega
"awas aja kalau kamu berani selingkuh" kata menga beranjak pergi.
Hari itu mereka berbincang hangat di ruang tengah, dengan Zahra dan Arga yang sekarang memang tidak akur lagi, Nisa dan Lukas pun sengaja mengajak kedua untuk bicara, dan menanyakan tentang perasaan mereka berdua saat ini, dan memberikan pengertian pada kedua jika hidup mereka telah di takdir kan untuk tidak bersama. Namun mereka berdua harus berhadapan dengan kenyataan jika keduanya menikah dengan kakak beradik, yang membuat kedua nya menjadi ipar sekarang.